Sukses

Bukan `Apel Malang`, Ini 10 Kode Korupsi Unik di Negara Lain

Apa saja kode atau sandi korupsi yang digunakan di negara lain? Tak kalah unik dengan "Apel Malang" dan "Apel Washington".

Korupsi kerapkali dilakukan melaui kode-kode bahasa sebagai cara untuk mengelabui orang lain agar tidak bisa mengetahui tindakan tersebut. Misalnya, kode "Apel Malang" dan "Apel Washington" yang terungkap dari komunikasi blackberry messenger (BBM) antara Angelina Sondakh dengan Mindo Rosalina Manulang.

Kode ini juga digunakan Ahmad Fathanah, tersangka kasus suap impor daging sapi. Yakni "Salam Putih", "Daging Busuk", dan "Arbain Miliar Cash". [baca: Kode-kode Fathanah: Mulai Daging Busuk Hingga Arbain Miliar]

Istilah korupsi serupa juga kerap digunakan di negara lain. Kodenya berbeda di setiap negara, namun intinya sama. Berikut 9 kode korupsi dari berbagai negara, seperti dirangkum David Henig dari Universitas Kent dan Nicolette Makovicky dari Universitas Oxford yang dilansir BBC, Jumat (12/7/2013).

1. Uang Sup (Turki)

Bila Anda dihentikan polisi lalu lintas di Afrika Utara, polisi akan meminta untuk membelikan "Kahwe" atau kopi. Di Kenya, polisi lalu lintas akan menggunakan istilah "Chai Ya Wazee" atau "Teh untuk Orangtua" dalam bahasa Swahili.

Namun di Turki, polisi akan meminta apa yang mereka sebut "Uang Sup" atau "Chorba Parasi". Sup biasanya dimakan pada malam hari setelah orang minum-minum.

2. Menghargai (Azerbaijan)

Di Azerbaijan, kata "Hurmat" yang digunakan untuk suap bisa diganti dengan kata "Menghargai". Seorang pejabat yang meminta suap "Hurmatimi Ela" akan mengatakan 'Bisa Minta Tolong'.


3. Bau Ikan Mulai dari Kepala (Turki)

Kalimat "Bau Ikan Mulai dari Kepala" atau "Balik Bashtan Kokar" menjadi kode korupsi di Turki. Kalimat ini mengacu pada kasus suap kecil di jalan-jalan, dimulai dari korupsi di organisasi atau institusi besar.

Para pejabat Meksiko yang meminta imbalan karena membantu dalam kesepakatan bisnis akan meminta "Satu Gigitan", "Una Mordida".

4. Terima kasih (Hungaria/Mandarin)

Kata korupsi mengacu pada sesuatu yang ilegal atau tindakan yang tidak bermoral. Namun di sejumlah tempat, tindakan yang secara teknis ilegal ini dianggap sebagai sesuatu yang bermoral.

Di Hungaria, para dokter dan perawat mengharapkan ucapan terima kasih "Haalapenz" dari pasien dalam bentuk uang yang dimasukkan ke amplop. Di Cina, petugas kesehatan juga mengharapkan ucapan terima kasih "Yidian Xinyi" atas jasa mereka.

5. Di bawah meja (Inggris/Prancis/Farsi/Swedia)

Apa yang terjadi di bawah meja? Istilah ini sering digunakan untuk mengacu pada korupsi. Frasa bahasa Inggris ini dipakai untuk menggambarkan perpindahan uang secara ilegal adalah uang yang diberikan "Di Bawah Meja".

Kata ini juga ada di Prancis dengan sebutan "Dessous de Table", Farsi "Zir-e Mize" dan Swedia "Pengar Under Bordet". Istilah lain adalah "Uang Pelicin" seperti yang digunakan di Hungaria "Kenepenz" untuk para pejabat untuk memudahkan urusan.

6. Sesuatu yang kecil (Swahili)

Bukan suap, hanya kopi. Banyak istilah eufemisme korupsi digunakan untuk mengecilkan arti suap. Bahasa Swahili "Kitu Kidogo" (sesuatu yang kecil) adalah salah satu contohnya.

Di Pantai Gading, polisi biasa meminta "Pourboire" (uang minum). Istilah Brasil untuk suap adalah "Um Cafezinho" (sedikit kopi).

7. Uang teh (Pashto/Farsi)

Popularitas teh dan kopi sebagai metafora untuk suap menunjukkan eufemisme lain untuk menutupi tindakan korupsi. Di Afghanistan dan Iran, istilah suap adalah "Poul-e-Chai", yang berarti uang untuk teh.

Di 2 negara ini, minum teh merupakan bagian dari kegiatan sosial. Meminta uang teh juga berarti uang suap ini akan dibagi dengan yang lain. Sejumlah ungkapan seperti "Kacang untuk Anak-anak" mengacu bahwa suap juga akan menguntungkan seseorang yang lebih membutuhkan.

8. Uang Bertanya (Inggris)

Skala besar korupsi memiliki kosa kata tersendiri, yang sering diciptakan media. Salah satu contoh adalah skandal 'Uang Bertanya' menyangkut politisi Inggris dan juga "Tangentopoli" bahasa Italia untuk skandal suap pada awal tahun 1990-an.

9. Kotak Nokia (Hungaria)


Di Hungaria, istilah kotak Nokia menjadi simbol korupsi tahun 2010 setelah Kepala Perusahaan Transportasi Umum Zsolt Balogh, tertangkap menyerahkan uang tunai kepada Wakil Walikota Budapesh Miklos Hagyo dalam kotak telepon seluler Nokia.

Sejak saat itu 'Kotak Nokia' selalu dijadikan semacam alat ukur pemberian suap, sekitar 15 juta forints (US$ 65 ribu atau Rp 648 juta).

10. Ikan kecil (Ceko)

Di Republik Ceko, istilah yang bermakna ikan kecil, yakni "Kaprzhici", or ikan "Ryby" digunakan sebagai bahasa sandi selama skandal besar korupsi dalam sepak bola.

Dalam komunikasi antara manajer, wasit dan pemain, 'ikan kecil' juga digunakan sebagai alat ukur, sekitar 1.000 koruna (US$50) per ikan. Istilah ikan kecil sudah menjadi sinonim untuk korupsi. (Riz/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.