Sukses

Hukuman Unik untuk Anak Pelaku Bullying: Pakai Pakaian Norak!

Kaylee dipaksa memakai pakaian murahan lagi norak, agar ia merasakan penderitaan yang dirasakan korbannya. Efektif memang, tapi tak disarankan.

Sudah jadi rahasia umum, bullying atau intimidasi kerap merajalela di sekolah-sekolah. Yang membuat korbannya serasa hidup di neraka. Sulit untuk menghentikan praktek ini, namun seorang ibu bijak asal Murray, Utah, Amerika Serikat, punya solusi jitu.

Ia menemukan hukuman unik tapi mengena bagi putrinya yang kerap menggoda siswa lain yang berpakaian tak trendi: dipaksa memakai pakaian murahan lagi norak, agar ia merasakan penderitaan yang dirasakan korbannya.

"Ia harus tahu bahwa yang dilakukannya berakibat buruk bagi hidup orang lain," kata sang ibu, Ally, yang nama belakangnya dirahasiakan, untuk melindungi privasi putrinya, Kaylee, seperti dimuat Daily Mail, Selasa (21/5/2013).

Kaylee diwajibkan pergi ke sekolah selama 2 hari dengan baju-baju yang harga totalnya di bawah US$ 50 atau Rp 488 ribu, terhitung murah untuk ukuran AS.

Ally bukan ibu kandung Kaylee, namun ia sudah seperti ibu sendiri untuk putri suaminya itu. Awalnya, Ally mendapatkan surat elektronik dari guru Kaylee, yang menceritakan, putrinya itu mem-bully siswi lain hanya gara-gara caranya berpakaian. Sudah 3 minggu Kaylee berulah, sampai-sampai korbannya tak ingin pergi ke sekolah.

Saat diajak bicara soal isu itu keesokan harinya, remaja itu sama sekali bergeming. Hingga akhirnya Ally memutar otak, agar putrinya itu mendapat pelajaran semestinya.

Ia pun pergi ke toko loak, memberi sejumlah baju dengan harga kurang dari US$ 50, yang tak bakal sudi dipakai oleh putrinya. Kamis pagi, Kaylee bangun tidur dan menemukan pakaian jadul dan sepasang sepatu bertali yang sudah usang. Sebuah kejutan yang sama sekali tak menyenangkan.

"Serasa mati, tapi aku melakukannya," kata Kaylee yang mengaku berteriak dan menangis saat pertama kali melihat pakaian-pakaian itu.

Selama dua hari ia memakai pakaian itu dan menjadi target kata-kata yang tidak mengenakkan. "Mereka bicara di belakangku," kata gadis cilik itu.

Namun pelajaran itu mengena. Setelah itu ia tak mau lagi mem-bully orang lain. "Karena itu bodoh dan menyakiti orang lain. "



Tak Disarankan

Namun, meski efektif, cara itu tak disarankan. Demikian menurut ahli psikologi anak, Dr Douglas Goldsmith. Ia merekomendasikan pendekatan yang berbeda ketika berhadapan dengan kasus-kasus bullying.

"Apa yang mungkin lebih baik dilakukan orangtua adalah mengajarkan empati pada anak-anak kita, dengan meminta mereka secara sukarela ke tempat orang-orang miskin dan yang tidak beruntung," kata dia.



(Ein/*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini