Sukses

Meksiko dan Chili Desak Mahkamah Pidana Internasional Selidiki Perang Hamas Vs Israel

Meksiko menyatakan bahwa desakan didorong oleh kekhawatiran atas peningkatan kekerasan baru-baru ini, khususnya terhadap sasaran sipil, dan dugaan berlanjutnya tindak kejahatan di bawah yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional.

Liputan6.com, Mexico City - Meksiko dan Chili pada Kamis (18/1/2024) ikut menyerukan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk melakukan penyelidikan terhadap perang Hamas Vs Israel yang telah menewaskan puluhan ribuan orang.

"Seruan itu didorong oleh kekhawatiran atas peningkatan kekerasan baru-baru ini, khususnya terhadap sasaran sipil, dan dugaan berlanjutnya tindak kejahatan di bawah yurisdiksi mahkamah, terutama sejak serangan tanggal 7 Oktober 2023 yang dilakukan militan Hamas dan pertempuran setelahnya di Gaza," kata Kementerian Luar Negeri Meksiko, seperti dilansir VOA Indonesia, Minggu (21/1).

Pertempuran telah menghancurkan Gaza sejak kelompok Hamas melancarkan serangan ke Israel, yang menurut catatan AFP berdasarkan data resmi menyebabkan 1.140 orang tewas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pernyataan Chili

Israel, yang bersumpah akan menghancurkan Hamas, melancarkan serangan udara dan darat yang menurut otoritas kesehatan Gaza telah menewaskan lebih dari 24.600 warga Palestina, di mana sekitar 70 persen di antaranya adalah perempuan, anak-anak, dan remaja.

"Chili mendukung penyelidikan atas kemungkinan terjadinya kejahatan perang … baik kejahatan perang oleh Israel maupun orang Palestina," kata Menteri Luar Negeri Chili Alberto van Klaveren dalam konferensi pers di Santiago.

3 dari 3 halaman

Penjelasan ICC

ICC membuka penyelidikan terhadap Israel, Hamas, dan kelompok bersenjata Palestina lainnya atas kemungkinan terjadinya kejahatan perang di wilayah Palestina pada 2021.

Jaksa ICC Karim Khan mengatakan pada November bahwa penyelidikan itu kini diperluas ke eskalasi pertempuran dan kekerasan sejak serangan yang terjadi pada 7 Oktober 2023.

Pernyataannya disampaikan menyusul seruan Afrika Selatan, Bangladesh, Bolivia, Komoro, dan Djibouti agar ICC melakukan penyelidikan terhadap konflik antara Hamas dan Israel, yang bukan anggota ICC.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini