Sukses

Thailand Bakal Beri Perpanjangan Visa Turis untuk Belajar Muay Thai dari 60 jadi 90 Hari, Kapan Berlaku?

Thailand kabarnya tengah mempertimbangkan visa 90 hari untuk para turis penggemar Muay Thai. Aturan sebelumnya visa turis hanya 60 hari.

Liputan6.com, Bangkok - Pemerintah Thailand berencana memperkenalkan visa khusus bagi wisatawan asing yang ingin mengunjungi Thailand untuk berlatih Muay Thai. Dengan aturan tersebut, maka akan memungkinkan mereka tinggal hingga 90 hari guna menyelesaikan kursus mereka.

Pimol Srivikorn, penasihat perdana menteri dan ketua subkomite pemerintah untuk mendorong kegiatan yang berhubungan dengan olahraga, mengatakan para anggota memutuskan pada pertemuan hari Jumat 12 Januari 2024 untuk mempromosikan Muay Thai sebagai salah satu kekuatan lunak (soft power) negara tersebut.

"Dengan visa turis, orang asing bisa tinggal di Thailand hingga 60 hari, namun dengan visa khusus untuk belajar Muay Thai, mereka bisa tinggal selama 90 hari," ujar Pimol Srivikorn seperti dikutip dari Bangkok Post, Selasa (16/1/2024). 

Dengan kata lain, masa tinggal dengan aturan visa belajar Muay Thai lebih panjang 30 hari dari visa turis pada umumnya di Thailand.

"Pemerintah akan menetapkan standar tingkat yang harus dicapai di kelas dan juga sertifikasi bagi guru Muay Thai sehingga seni bela diri nasional Thailand dapat disebarluaskan secara akurat ke seluruh dunia," imbuh Pimol Srivikorn.

Selain itu, sambung Pimol Srivikorn, pemerintah akan mempromosikan Muay Thai melalui situs web Now Muay Thai (www.nowmuaythai.com), sebuah platform bagi orang asing yang tertarik dengan olahraga ini, untuk memilih kursus di sekitar Thailand.​

Laporan vnexpress.net menyebut, pemerintah Thailand belum mengumumkan kapan akan mulai mengeluarkan visa baru terkait olahraga yang juga dikenal sebagai tinju Thailand tersebut.

"Kami tidak hanya berpikir untuk memberikan visa khusus untuk Muay Thai, tetapi juga untuk aktivitas soft power lainnya seperti menari Thailand, musik Thailand, dan belajar memasak makanan Thailand," kata Perdana Menteri Srettha Thavisin dalam postingan di X yang dulu dikenal dengan Twitter.

"Kami sedang bersiap untuk mempertimbangkan pemberian visa bagi mereka selanjutnya."

Adapun Thailand menerima 28 juta pengunjung atau turis asing tahun 2023 lalu dan menargetkan 35 juta pengunjung tahun ini​.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Thailand Setop Lisensi Senjata Baru Selama Setahun, Imbas Penembakan Mematikan Sebelumnya

Bicara soal Thailand, belum lama ini Negeri Gajah Putih itu memutuskan mengambil langkah untuk penghentian izin senjata api. Upaya tersebut dilakukan setelah serangkaian penembakan besar-besaran di sana.

"Thailand berhenti mengeluarkan izin senjata baru selama setahun," Kementerian Dalam Negeri Thailand mengumumkan pada hari Rabu, 30 Desember 2023. 

"Perubahan ini akan segera berlaku," kata kementerian tersebut, mengutip AFP Kamis (21/12/2023).

Kementerian Dalam Negeri Thailand mengatakan langkah tersebut dilakukan menyusul perdebatan di kerajaan mengenai pengendalian senjata api akibat insiden senjata mematikan beberapa waktu sebelumnya.

Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun melepaskan tembakan di sebuah pusat perbelanjaan Bangkok pada bulan Oktober, menewaskan tiga orang, dan seorang mantan polisi bersenjatakan pistol dan pisau yang dimiliki secara sah membunuh 36 orang di sebuah taman kanak-kanak setahun sebelumnya.

"Untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi tingkat kejahatan, kami akan melarang sementara penerbitan senjata pribadi," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Traisuree Taisaranakul di halaman Facebook resminya.

Thailand merupakan salah satu negara dengan tingkat kepemilikan senjata tertinggi di kawasan Asia dengan 10 juta senjata api yang beredar, menurut situs GunPolicy.org – kira-kira satu untuk setiap tujuh warga Thailand.

Selain insiden-insiden penembakan seperti serangan di taman kanak-kanak dan mal, penembakan mematikan sering diberitakan di media Thailand.

Negara kerajaan ini mencatat hampir 1.300 kematian akibat senjata pada tahun 2019 – tahun terakhir di mana data tersedia – dibandingkan dengan sekitar 130 kematian di negara tetangga Vietnam, yang populasinya sekitar 40 persen lebih tinggi.​

3 dari 4 halaman

Tom Kha Gai Thailand Geser Rawon Indonesia di Puncak Daftar Sup Daging Terenak di Dunia Versi TasteAtlas

Hal lain yang jadi sorotan Thailand adalah makanannya.

Platform panduan online untuk makanan tradisional, ulasan kritikus makanan, serta artikel penelitian tentang bahan dan hidangan populer berbasis di Kroasia, TasteAtlas, baru saja memperbaharui daftar "Sup Daging Terlezat di Dunia" mereka. Sayangnya, pembaruan ini membuat rawon Indonesia tergeser dari puncak list sebagaimana dirilis pada Mei 2023.

Sajian sup berkuah gelap itu digantikan tom kha gai yang merupakan kuliner Thailand. Namun secara skor, keduanya sebenarnya sama-sama mencetak 4,7 dari 5. Di deskripsinya tertulis, "Tom kha gai adalah hidangan nasional Thailand yang berasal dari bagian tengah negara itu dan membawa pengaruh Laos."

"Ini adalah sup yang namanya diterjemahkan jadi sup ayam lengkuas rebus, (yang bahan-bahannya) terdiri dari santan, potongan atau suwiran ayam, lengkuas (tanaman berkayu cokelat kemerahan yang masih satu keluarga dengan jahe), serai, bawang putih, cabai rawit, daun jeruk purut, kecap ikan, dan jamur shitake."

"Rasa lengkuas yang pedas, sedikit asam, dan beraroma bunga memberi kontras yang menarik dengan tekstur santan nan lembut, menciptakan hidangan aromatik luar biasa dalam prosesnya," sebut mereka. "Tom kha gai sangat bergizi dengan khasiat obat yang hebat, seperti kemampuan menenangkan saluran pencernaan."

"Karena hidangan ini sangat populer, ada juga versi lain, termasuk vegetarian, tahu, makanan laut, dan tom kha babi. Secara tradisional, kuliner Thailand ini disajikan dengan nasi sebagai pendamping, dihiasi daun ketumbar dan tomat potong dadu nan segar," sebut TasteAtlas.

4 dari 4 halaman

Thailand Akan Benahi Kebijakan Konsumsi Ganja, Hanya untuk Tujuan Medis

Ganja juga jadi sorotan dari Thailand. Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin menuturkan bahwa pemerintahnya akan membenahi kebijakan terkait ganja dan membatasi penggunaannya untuk tujuan medis dalam waktu enam bulan.

Thailand menjadi negara pertama di Asia yang men-dekriminalisasi ganja setelah menghapus tanaman ganja dari daftar narkotika pada tahun lalu, kebijakan yang menyebabkan booming-nya kafe dan apotek ganja di destinasi-destinasi wisata populer seperti Bangkok, Chiang Mai, dan Pattaya.

Selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini