Sukses

Respons Pilpres Taiwan, Indonesia Tegaskan Konsisten Hormati Kebijakan Satu China

Sejumlah negara telah memberikan selamat, baik secara langsung atas kemenangan William Lai maupun atas kelancaran pesta demokrasi Taiwan. Bagaimana dengan Indonesia?

Liputan6.com, Jakarta - William Lai, calon presiden (capres) dari Partai Progresif Demokratik (DPP), menang dalam Pilpres Taiwan yang digelar pada Sabtu (13/1/2024). Dia mengalahkan dua capres lainnya, yakni Hou Yu-ih yang diusung Partai Kuomintang (KMT) dan Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan (TPP).

Hasil Komisi Pemilu Pusat Taiwan menyebutkan, William Lai memperoleh 40,1 persen suara. Selain pilpres, pada hari yang sama, Taiwan juga menggelar pemilu legislatif (pileg), di mana DPP mengamankan 51 kursi dari 113 kursi yang diperebutkan.

Adapun KMT mendapatkan 52 kursi, TPP meraih delapan kursi, dan dua kursi lainnya diamankan oleh kandidat independen.

Sejumlah negara telah memberikan selamat, baik secara langsung atas kemenangan William Lai maupun atas kelancaran pesta demokrasi Taiwan.

Bagaimana dengan Indonesia?

"Indonesia mengamati secara saksama perkembangan di Taiwan. Indonesia terus konsisten menghormati 'Kebijakan Satu China (One China Policy)'," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) Lalu Muhammad Iqbal dalam pernyataan tertulisnya, Minggu (14/1).

"Kebijakan Satu China" berarti mengakui Beijing sebagai pemerintah resmi China daratan, Hong Kong, Makau, dan Taiwan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ucapan Selamat dari Singapura untuk William Lai

Sementara itu, Singapura dalam ucapan selamatnya memilih langsung menyebut nama William Lai.

"Kami menyambut baik keberhasilan pemilu dan mengucapkan selamat kepada Dr William Lai dan partainya atas kemenangan mereka," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura, seperti dikutip dari CNA.

"Singapura memiliki persahabatan erat dan sudah berlangsung lama dengan Taiwan dan rakyat Taiwan dan akan terus mengembangkan hubungan ini berdasarkan 'Kebijakan Satu China'."

Juru bicara tersebut menambahkan bahwa Singapura secara konsisten mendukung perkembangan hubungan Lintas Selat secara damai.

"Dialog, membangun kepercayaan, dan mengupayakan kerja sama akan bermanfaat bagi kedua belah pihak," kata dia. "Hal ini akan berkontribusi pada stabilitas dan kemakmuran kawasan yang lebih luas dan disambut baik oleh Singapura dan komunitas internasional."

3 dari 3 halaman

China Konsisten soal Reunifikasi Nasional

William Lai yang merupakan wakil presiden sejak tahun 2020 dan juga mantan wali kota Tanan adalah pendukung kemerdekaan Taiwan. Kemenangannya dipandang China sebagai ancaman perdamaian.

Dalam pidato kemenangannya, dia disebut mengirim sinyal pesan damai kepada pihak oposisi dan China.

"Di bawah prinsip martabat dan kesetaraan, kami akan menggunakan pertukaran untuk menggantikan hambatan, dialog untuk menggantikan konfrontasi, serta dengan percaya diri mengupayakan pertukaran dan kerja sama dengan China," ujarnya.

"Hal ini meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua sisi Selat Taiwan dan mencapai tujuan kami, yaitu perdamaian dan kemakmuran bersama."

Tidak lama setelah kemenangan William Lai, Kantor Urusan Taiwan di Beijing menegaskan kemenangannya tidak akan mengubah lanskap dasar dan tren perkembangan hubungan Lintas Selat.

"Sikap Beijing dalam mewujudkan reunifikasi nasional tetap konsisten dan tekad kami sangat kuat."

"China dengan tegas menentang aktivitas separatis yang bertujuan untuk 'kemerdekaan Taiwan' serta campur tangan asing," tambah juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Beijing, Chen Binhua, dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita China Xinhua.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini