Sukses

Amerika Serikat Kembali Serang Houthi Pakai Bom, Konflik Terus Berlanjut

Amerika Serikat melemparkan serangan bom ke pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman untuk kedua kedua kalinya.

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat melemparkan serangan bom ke pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman untuk kedua kedua kalinya.

Hal ini lantas memicu kekhawatiran bahwa konflik di wilayah tersebut dapat meningkat, dikutip dari laman Financial Times, Sabtu (13/1/2024).

Komando Pusat AS menggambarkan serangan terhadap fasilitas radar sebagai “lanjutan” dari serangan gabungan pimpinan AS untuk melemahkan kemampuan pemberontak Houthi dalam mengganggu lalu lintas komersial di Laut Merah.

Kapal perusak USS Carney menggunakan rudal jelajah Tomahawk dalam serangan yang terjadi dini hari.

Dalam serangan pertama mereka sehari sebelumnya, AS dan Inggris, yang didukung oleh sekutu lainnya, menyerang lebih dari 60 sasaran Houthi di 30 lokasi.

Saluran TV Al Masirah yang berbasis di Beirut, yang dimiliki oleh kelompok tersebut, melaporkan bahwa serangan AS dan Inggris telah menghantam ibu kota Sana’a pada Sabtu pagi, namun tidak mengatakan ada yang terluka.

Militan Houthi telah berusaha menyerang dan mengganggu kapal-kapal yang transit di Laut Merah dan Teluk Aden sebanyak 28 kali sejak 19 November, termasuk dengan menggunakan rudal balistik anti-kapal, drone, dan rudal jelajah, menurut Centcom.

Hampir 15 persen perdagangan global melalui laut melewati Laut Merah, termasuk 8 persen perdagangan biji-bijian global, 12 persen minyak yang diperdagangkan melalui laut, dan 8 persen perdagangan gas alam cair dunia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

AS dan Inggris Serang Houthi Sejak Kamis 11 Januari 2024

AS dan Inggris mulai melakukan serangan terhadap kelompok Houthi pada hari Kamis setelah kelompok tersebut mengabaikan peringatan terakhir dari 14 negara pada minggu lalu.

Kelompok Houthi, yang menguasai Yaman utara, telah menjadi salah satu kelompok militan paling aktif yang didukung Iran sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober.

Para pejabat AS mengatakan masih ada harapan untuk meredakan ketegangan. “Kami tidak tertarik berperang dengan Yaman,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby pada hari Jumat sebelum serangan terakhir.

“Kami tidak tertarik dengan konflik apa pun di sini. Faktanya, semua yang dilakukan presiden adalah upaya untuk mencegah eskalasi konflik, termasuk serangan tadi malam.”

Kelompok tersebut mengatakan pada Jumat bahwa serangan bom AS dan Inggris telah menewaskan lima pejuang mereka dan melukai enam lainnya.

 

3 dari 3 halaman

Serangan Picu Protes Besar-besar

Serangan tersebut memicu demonstrasi besar-besaran pro-Palestina di ibu kota Yaman, Sana’a, menurut rekaman yang ditayangkan oleh saluran Houthi Al Masirah TV, dengan pengunjuk rasa membawa bendera Yaman dan Palestina.

Pemberontak Yaman bersikeras bahwa mereka menargetkan kapal-kapal milik Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza dan bersumpah untuk tidak mundur meskipun ada serangan udara dari negara barat.

Para pejabat AS menolak adanya hubungan apa pun dengan perang Israel dengan Hamas dan mengatakan bahwa Houthi telah menargetkan banyak kapal yang tidak ada hubungannya dengan Israel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.