Sukses

Di COP28 OIKN Singgung Langkah Proteksi 65 Persen Wilayah Nusantara yang Akan Tetap Dilindungi

OIKN menekankan bahwa pemerintah akan terus berkomitmen dalam melakukan proteksi 65 persen wilayah Nusantara yang akan tetap dilindungi.

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri menekankan bahwa pemerintah akan terus berkomitmen dalam melakukan proteksi 65 persen wilayah Nusantara yang akan tetap dilindungi.

"Nusantara adalah proyek ambisius yang akan membuat sebuah kota yang sustainable (berkelanjutan)," kata Myrna Asnawati Safitri dalam agenda MoU bersama Pertamina NRE di sela-sela COP28 Dubai, Jumat (1/12/2023).

"Untuk mencapai itu semua, kita memiliki sejumlah target yaitu proteksi 65 persen dari area Nusantara menjadi capital forest (area yang dilindungi)."

Myrna Asnawati Safitri juga menyinggung bahwa selama ini kawasan provinsi Kalimantan Timur dikenal sebagai lokasi yang kaya akan tropical forest-nya.

Untuk itu dibutuhkan komitmen menjaga hal tersebut.

Menurutnya, pendekatan Nature and Ecosystem Based Solutions/NEBS) sangat penting untuk membangun Nusantara. Lantaran OIKN dan Indonesia juga punya target menetralkan karbon city di 2045.

"Di COP28 ini kita akan merilis Roadmap kita bernama RLDC. yang diindikasikan sebagai cara mencapai target Nusantara netral carbon," kata Myrna.

"Kesepakatan pada hari ini (dengan Pertamina) akan berkontribusi lebih dari RLDC road map ini."

Apa Itu Dokumen RLDC?

Otorita Ibu Kota Nusantara akan meluncurkan dokumen Nusantara's Regionally and Locally Determined Contribution (RLDC) di Konferensi Perubahan Iklim atau COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada 3 Desember 2023.

Kepala OIKN Bambang Susantono menyebut bahwa dokumen RLDC merupakan sebuah strategi dalam implementasi kebijakan terkait perubahan iklim yang akan digunakan di IKN dengan tujuan untuk mencapai target Net Zero atau Emisi Nol Bersih.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

RLDC Jadi Pencapaian Bersejarah Bagi RI dan IKN

RLDC juga merupakan dokumen bersifat lokal dimana berbagai kabupaten dan komunitas di wilayah ibu kota akan berpartisipasi penuh dalam pengambilan keputusan.

"Dokumen yang kita sebut sebagai Nusantara Net Zero Strategies 2045 atau yang secara resmi dinamakan Nusantara Regionally and Locally Determined Contribution (RLDC). Kami memang menetapkan dokumen Nusantara RLDC ini diluncurkan dalam acara COP28 yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirat Arab pada pekan depan," kata Kepala OIKN Bambang Susantono dalam seminar terkait Net Zero Strategy di Jakarta, Jumat (24/11/2023).

"Saya kira ini adalah pencapaian yang cukup bersejarah tidak hanya bagi IKN Nusantara.

Dalam pemaparannya, Bambang Susantono menyebut bahwa OIKN memiliki sejumlah target yang akan dicapai:

  • Di bidang perubahan iklim, IKN Nusantara menjadi kota dengan Net Zero pada tahun 2045 (target nasional)
  • Menjadikannya sebagai kota model atau percontohan bagi dunia
  • Berkontribusi pada dunia secara global
3 dari 3 halaman

OIKN Sebut Kolaborasi Mampu Turunkan Emisi di Sektor FOLU

Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam OIKN Myrna Asnawati Safitri menyebut bahwa OIKN menyambut baik kolaborasi dengan Pertamina NRE yang MoU-nya telah ditandatangani di sela-sela agenda COP28 di Dubai, Jumat (1/12).

Kerja sama ini ia sebut dalam upaya menurunkan emisi di sektor Forestry and Other Land Use (FOLU).

"OIKN menyambut hangat kolaborasi dengan Pertamina NRE dalam upaya penurunan emisi di sektor Forestry and Other Land Use (FOLU), terutama melalui Nusantara Forest Carbon Project untuk mewujudkan Nusantara sebagai Net Zero City. Konsep ini pada dasarnya mempertahankan hutan yang masih ada dan mereforestasi hutan yg sudah rusak yang lokasinya berada di wilayah IKN,” ujar Myrna.

Berdasarkan hasil kajian preliminary yang dilakukan, inisiatif NEBS ini berpotensi menghasilkan kredit karbon sekitar 29 juta ton CO2e selama 30 tahun dari sekitar 148 ribu hektar luas area.

Sebelumnya, Pertamina NRE juga telah berkolaborasi dengan Perum Perhutani dalam mengembangkan proyek NEBS, di mana satu konsesi yang berlokasi di Kalimantan Utara telah dilakukan finalisasi studi kelayakan.

Implementasi NEBS memegang peranan strategis dalam Upaya pengendalian perubahan iklim. Di samping itu, NEBS, khususnya pendekatan reforestasi dan konservasi hutan, akan melindungi keanekaragaman Hayati, menyediakan lapangan pekerjaan, serta memperkuat ketahanan pangan bagi masyarakat lokal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.