Sukses

Rusia Serang Ukraina dengan 75 Drone dalam 6 Jam, Rekor Terbanyak Sejak Awal Invasi

Angkatan udara Ukraina mengatakan telah menjatuhkan "74 dari 75" drone Shahed yang diluncurkan Rusia.

Liputan6.com, Kyiv - Ukraina mengatakan pada Sabtu 25 November 2023 bahwa pihaknya telah menjatuhkan 74 dari 75 drone yang diluncurkan Rusia semalaman, yang menurut mereka merupakan serangan terbesar sejak dimulainya invasi.

Tentara Ukraina mengatakan Rusia telah meluncurkan "jumlah rekor" drone Shahed buatan Iran, yang sebagian besar menargetkan Kyiv, menyebabkan pemadaman listrik karena suhu turun di bawah titik beku.

Serangan pesawat tak berawak itu terjadi ketika Ukraina memperingati Hari Peringatan Holodomor, memperingati kelaparan jutaan orang di Ukraina pada tahun 1930-an di bawah pemerintahan diktator Soviet Joseph Stalin.

"Musuh meluncurkan serangan drone dalam jumlah rekor ke Ukraina! Arah utama serangannya adalah Kyiv," kata komandan angkatan udara Ukraina, Jenderal Mykola Oleshchuk seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (26/11/2023).

Angkatan udara Ukraina mengatakan telah menjatuhkan "74 dari 75" drone Shahed.

Pihak berwenang Kyiv mengatakan lima orang – termasuk seorang anak berusia 11 tahun – terluka di ibu kota, tempat serangan udara berlangsung enam jam.

Puing-puing drone yang berjatuhan telah memicu kebakaran dan merusak bangunan di seluruh kota, kata Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko.

Laporan AFP menyebut warga Kyiv membersihkan jendela-jendela yang pecah dan kerusakan lainnya di Distrik Dniprovsky, sementara ambulans diparkir di dekatnya.

Salah satu bangunan yang rusak merupakan nursery dan bangunan lainnya sebagian lantai atasnya hancur.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Serangan Malam yang Bikin Panik

Warga setempat, Viktor Vasylenko, mengatakan dia telah menenangkan putrinya yang masih kecil, yang mengalami "panik dan mual" selama serangan malam hari yang panjang saat mereka berlindung di koridor.

Pria berusia 38 tahun itu mengatakan keluarganya selalu mempersiapkan segala sesuatunya jika terjadi serangan seperti itu, namun ini adalah pertama kalinya serangan terjadi dalam jarak yang sangat dekat.

"Istri saya mengira rumahnya akan roboh menjadi dua," katanya.

Presiden Latvia, Edgars Rinkevics, saat berkunjung ke Kyiv saat serangan terjadi, mengunggah foto dirinya di media sosial di dalam tempat perlindungan bom yang gelap.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Perancis mengutuk serangan pesawat tak berawak itu "dengan sangat tegas".

Lebih dari 21 bulan setelah serangan Moskow, pertempuran paling sengit terjadi di timur Ukraina dan kini berpusat di sekitar kota Avdiivka, yang hampir dikepung oleh pasukan Rusia.​

3 dari 4 halaman

Pertahanan Udara Telah Disiagakan Ukraina di Selatan

Laporan CBS menyebut, tentara Ukraina mengatakan bahwa meskipun "target utama" serangan itu adalah Kyiv, pertahanan udara juga telah dikerahkan di wilayah selatan.

Kyiv mengatakan hal itu bersifat "simbolis" bahwa ibu kotanya menjadi sasaran serangan besar-besaran pada hari Ukraina memperingati Holodomor.

"Lebih dari 70 drone Shahed pada malam Hari Peringatan Holodomor… Kepemimpinan Rusia bangga dengan fakta bahwa mereka dapat membunuh,” kata Presiden Volodymyr Zelensky di media sosial.

Zelensky menghadiri upacara dengan petinggi militer Kyiv sambil memegang lilin untuk menandai acara tersebut.

"Kami merayakan peringatan Holodomor ketika rakyat Ukraina yang pemberani terus mempertahankan kebebasan dan kedaulatan Ukraina melawan perang agresi brutal Rusia," kata Presiden Biden dalam sebuah pernyataan.

Ukraina mengatakan Holodomor – bahasa Ukraina yang berarti "kematian karena kelaparan" – sengaja disebabkan oleh kebijakan pertanian Soviet.

Moskow menyangkal hal ini dan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bagian dari bencana kelaparan yang lebih luas yang juga berdampak pada wilayah Uni Soviet di Rusia.

Zelensky mengatakan "tidak mungkin" bagi Kyiv untuk memaafkan atau melupakan "kejahatan genosida yang mengerikan," dan berterima kasih kepada semakin banyak negara yang mengakui Holodomor sebagai kejahatan yang disengaja terhadap Ukraina.

"Mereka mencoba menundukkan kami, membunuh kami, dan memusnahkan kami," kata Zelensky. "Mereka gagal."

Presiden Swiss Alain Berset berada di Kyiv pada hari Sabtu dan memberikan penghormatan kepada para korban Holodomor yang menurutnya "diprovokasi oleh para pemimpin Soviet".

Mereka membahas "penghapusan ranjau secara kemanusiaan, penggunaan keuntungan yang dibekukan dari aset negara agresor dan formula perdamaian,” menurut Zelensky.

Tradisi netralitas Swiss yang terkenal telah diuji sejak Rusia menginvasi Ukraina. Negara di wilayah pegunungan Alpen ini mengikuti jejak UE dalam memberikan sanksi terhadap Moskow, namun menolak mengizinkan negara-negara yang memiliki senjata buatan Swiss untuk mengirimkannya ke Kyiv.

Kyiv telah membangun koridor baru di Laut Hitam sejak Moskow menarik diri dari kesepakatan gandum yang ditengahi PBB pada bulan Juli, namun negara tersebut terus beroperasi di bawah risiko.

"Kami telah mengumpulkan lebih dari $100 juta (melalui koridor yang dibangun Kyiv)," kata Zelensky.

Drone telah banyak digunakan dalam konflik tersebut, Ukraina juga meluncurkan drone ke Rusia dan menganeksasi Krimea.​

4 dari 4 halaman

AS Khawatir Iran Sediakan Rudal Balistik untuk Digunakan Rusia dalam Perang Ukraina

Adapun sebelumnya Amerika Serikat (AS) pada Selasa (21/11/2023), menyuarakan kekhawatiran bahwa Iran mungkin akan memberikan Rusia rudal balistik untuk digunakan dalam perang Ukraina.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mencatat bahwa Iran telah menyediakan drone, bom udara berpemandu, dan amunisi artileri kepada Rusia, serta mungkin bersiap melangkah lebih jauh dalam dukungannya terhadap Rusia.

Kirby menyoroti pertemuan pada September, di mana Iran menjamu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu untuk memamerkan serangkaian sistem rudal balistik.

"Oleh karena itu, kami khawatir Iran sedang mempertimbangkan untuk menyediakan rudal balistik kepada Rusia untuk digunakan di Ukraina," ungkap Kirby, seperti dilansir AP, Kamis (23/11).

"Sebagai imbalan atas dukungan tersebut, Rusia menawarkan kerja sama pertahanan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Teheran, termasuk dalam bidang rudal, elektronik, dan pertahanan udara."

Peringatan Kirby muncul ketika permintaan pendanaan Presiden Joe Biden senilai lebih dari USD 61 miliar untuk mendukung pertahanan Ukraina masih mandek di Kongres.

Selanjutnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.