Sukses

Stasiun di Dnipro Diserang Tewaskan 9 Orang Vs Ukraina Perdana Hancurkan Pesawat Pengebom Rusia

Perang Ukraina: Anak-anak termasuk di antara sembilan orang yang tewas dalam serangan Rusia di wilayah Dnipropetrovsk.

Liputan6.com, Dnipropetrovsk - Dalam perkembangan perang Rusia vs Ukraina terkini, Ukraina dilaporkan kembali digempur Rusia. 

"Dua serangan Rusia di wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina tengah telah menewaskan sembilan orang, termasuk tiga anak-anak," kata pihak berwenang seperti dikutip dari BBC, Jumat (19/4/2024).

Stasiun di kota utama Dnipro diserang, dan beberapa rumah diserang lebih jauh ke timur di Synelnykove.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan serangan itu menyoroti perlunya setiap kota memiliki pertahanan udara yang memadai.

Dalam serangan terpisah, Ukraina mengatakan untuk pertama kalinya mereka telah menjatuhkan pesawat pengebom jarak jauh di wilayah Rusia.

Menurut Kementerian Dalam Negeri Ukraina, dua anak berusia enam dan delapan tahun termasuk di antara enam orang yang tewas ketika rumah-rumah pribadi menjadi sasaran serangan Rusia di Kota Synelnykove. Anak ketiga kemudian meninggal di rumah sakit dan beberapa orang lainnya dilaporkan terluka.

Di ibu kota wilayah Dnipro, dua orang lainnya tewas dan 20 lainnya luka-luka ketika sebuah gedung berlantai lima dihantam rudal.

Layanan penyelamatan terus mencari puing-puing dan memperingatkan bahwa jumlah korban akan meningkat, tambah kementerian itu. Sebuah rumah sakit bersalin juga menjadi target.

Ukraina selama berbulan-bulan telah memperingatkan bahwa mereka kekurangan senjata yang mampu menjatuhkan rudal dan drone Rusia, dan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, telah berbicara tentang "kebutuhan mendesak dan kritis" akan bantuan militer baru.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kronologi Ukraina Perdana Menjatuhkan Pesawat Pembom Jarak Jauh di wilayah Rusia

Sementara itu, angkatan udara di Kyiv mengatakan telah menembak jatuh sebuah pembom strategis Tu-22M3 Rusia 300 km (186 mil) dari wilayah Ukraina. Dikatakan bahwa pesawat itu akhirnya jatuh di wilayah Stavropol Rusia setelah meluncurkan serangan rudal ke Ukraina.

Intelijen pertahanan Ukraina menggambarkan serangan itu sebagai operasi khusus yang mirip dengan serangan sebelumnya terhadap pesawat radar jarak jauh Rusia. Pada bulan Januari, militer Ukraina mengatakan telah menembak jatuh sebuah pesawat mata-mata A-50 dan sebuah pesawat pusat kendali di atas Laut Azov.

Media Ukraina melaporkan pada hari Jumat (19/4) bahwa pembom tersebut terkena rudal yang ditembakkan dari sistem pertahanan udara S-200 Soviet yang ditingkatkan.

Video yang belum diverifikasi pada hari Jumat menunjukkan sebuah pesawat terbakar tak terkendali hingga jatuh ke tanah dan gubernur wilayah Stavropol Vladimir Vladimirov hanya mengatakan bahwa pesawat itu jatuh di ladang Rusia agak jauh di utara kota utama.

Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan kerusakan teknis setelah pembom tersebut melakukan “tugas tempur”. Dua pilot ditemukan dalam keadaan hidup, awak ketiga tewas dan layanan penyelamatan sedang mencari awak keempat, kata gubernur.

Panglima Angkatan Udara Ukraina Letjen Mykola Oleschuk mengatakan Rusia telah menembakkan enam rudal jelajah Kh-22 Kamis (18/4) dan dua di antaranya telah hancur untuk pertama kalinya.

Tu-22M3 digambarkan sebagai pembom supersonik dan komandan angkatan udara mengatakan pesawat tersebut digunakan untuk membawa rudal Kh-22 untuk menyerang kota-kota Ukraina.

3 dari 3 halaman

Kekurangan Bantuan

Awal pekan ini, Kota Chernihiv di utara dilanda serangan paling mematikan di Rusia selama beberapa waktu, menyebabkan 18 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Tiga rudal jelajah Iskander menghantam bangunan perumahan di dekat pusat kota, kata pemimpin wilayah tersebut.

Selama berbulan-bulan, paket bantuan militer AS senilai $60,8 miliar (£49 miliar) telah diblokir oleh perwakilan Partai Republik di Kongres. Namun, pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Republik, Mike Johnson, mengatakan dia bertekad untuk membawa masalah ini ke pemungutan suara, yang dapat dilakukan paling cepat pada hari Sabtu (20/3).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini