Sukses

Rusia Klaim Tembak Jatuh Drone Ukraina yang Menuju Moskow

Pihak berwenang Rusia mengatakan, sebuah pesawat tak berawak Ukraina yang menuju Moskow ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan pada Sabtu (18/11).

Liputan6.com, Jakarta - Pihak berwenang Rusia mengatakan, sebuah pesawat tak berawak Ukraina yang menuju Moskow ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan pada Sabtu (18/11).

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pesawat tanpa awak itu dicegat di Distrik Bogorodsky, dikutip dari laman BBC, Minggu (19/11/2023).

Walikota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan, tidak ada kerusakan atau korban jiwa akibat upaya serangan tersebut.

Hal ini terjadi setelah Ukraina mengatakan, telah menembak jatuh 29 dari 38 drone Shahed buatan Iran yang diluncurkan oleh Rusia pada malam sebelumnya.

Pada Sabtu (18/11) Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga memuji angkatan udaranya karena menembak jatuh drone tersebut – jumlah tertinggi yang dilaporkan telah diluncurkan oleh Rusia dalam lebih dari enam minggu.

Dalam pidato malamnya, Presiden Zelensky mengatakan: "Keakuratan Anda teman-teman, benar-benar merupakan nyawa bagi Ukraina."

Namun ia memperingatkan bahwa saat musim dingin mendekat, Rusia akan mencoba membuat serangan mereka lebih kuat.

Zelensky mengatakan, Rusia mungkin menimbun rudal untuk serangan musim dingin terhadap infrastruktur energi Ukraina.

Serangan drone pada Jumat (17/11) malam menyebabkan pemadaman listrik di lebih dari 400 kota dan desa di seluruh Ukraina dan juga merusak depot minyak di Odesa di selatan, menyebabkan lebih dari 1.500 penduduk tanpa aliran listrik.

Ukraina mengatakan, hampir 21.000 orang di wilayah Donetsk tidak memiliki aliran listrik, dan 63 pemukiman di wilayah Zaporizhzhia terputus.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Efek Musim Dingin Tahun Lalu

Musim dingin lalu, serangan Rusia menyebabkan jutaan warga Ukraina tanpa aliran listrik selama berjam-jam dalam suhu yang sangat dingin.

Sementara itu, staf umum Ukraina mengatakan bahwa pasukannya “terus mempertahankan posisi di tepi kiri (timur) sungai Dnipro”.

Pasukan Ukraina mengatakan pekan ini bahwa mereka telah memperoleh pijakan di tepi timur Sungai Dnipro sekitar 30 km (19 mil) dari kota Kherson.

Sungai tersebut telah memisahkan pasukan Ukraina dan Rusia sejak pasukan Moskow menarik diri dari Kherson setahun lalu.

“Pembela kami mengkonsolidasikan posisi mereka dan menembaki penjajah,” kata staf umum pada Sabtu (18/11) memperbarui operasi mereka di sisi timur sungai.

Rusia mengakui pada tanggal 15 November bahwa "kelompok kecil" pasukan Ukraina telah menyiapkan posisi di desa tersebut tetapi bersikeras bahwa mereka mengalami kerugian besar dan tidak memiliki peluang untuk menerobos.

Pada Kamis (16/11), Zelensky mengatakan Rusia mengumpulkan rudal dan meskipun Ukraina tidak memiliki “perlindungan 100%” dari serangan Rusia, pertahanan udara negara tersebut lebih baik dibandingkan tahun lalu.

3 dari 4 halaman

Presiden Volodymyr Zelensky: Ukraina Tak Boleh Buntu Hadapi Perang dengan Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa negaranya tidak boleh mengalami kebuntuan dalam menghadapi perang dengan Rusia, karena itu akan menciptakan "gunung berapi yang tidur tetapi pasti akan bangun."

"Kita tidak boleh mengalami kebuntuan apa pun," kata ., Jumat (17/11/2023). 

"Jika ingin mengakhiri perang, kita harus mengakhirinya dengan hormat sehingga seluruh dunia tahu bahwa siapa pun yang datang, menangkap, dan membunuh, adalah orang yang bertanggung jawab."

Menurut presiden Ukraina, jika perang menemui jalan buntu, generasi masa depan Ukraina akan berperang, karena Rusia "akan bangkit lagi jika tidak ditempatkan pada posisinya."

Komentar Zelensky muncul dua minggu setelah Jenderal Valery Zaluzhny, panglima militer Ukraina, mengatakan kepada majalah Economist bahwa perang telah "mencapai tingkat teknologi yang membuat kita menemui jalan buntu."

Ia mengakui bahwa situasi di medan perang masih sangat sulit namun ia tidak yakin perang telah mencapai jalan buntu. Ia menekankan bahwa Ukraina tidak akan bernegosiasi dengan Rusia sampai Rusia benar-benar keluar dari wilayah Ukraina.

4 dari 4 halaman

Komunikasi dengan PM Kanada Justin Trudeau

Selain itu, Zelensky berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

Menurut layanan pers presiden Ukraina, kedua pemimpin berbicara tentang situasi di medan perang, kerja sama pertahanan dengan penekanan pada penguatan pertahanan udara Ukraina dan "meningkatkan kemampuan kelompok penembak bergerak untuk memerangi drone."

Dalam diplomasi lain, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal bertemu Pierre Heillbronn, utusan khusus presiden Prancis untuk bantuan dan rekonstruksi Ukraina.

"Kami membahas keterlibatan sektor swasta dalam rekonstruksi. Kami sedang mempersiapkan proyek-proyek spesifik ke arah ini," kata Shmyhal

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.