Sukses

Lewat Prospera, Australia dan Indonesia Perkuat Kemitraan Ekonomi

Menteri Konselor Kedutaan Besar Australia di Jakarta menyatakan bahwa Prospera merupakan salah satu elemen penting dalam hubungan ekonomi yang berkembang antara kedua negara.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Stapleton, Menteri-Konselor Kedutaan Besar Australia di Jakarta, menegaskan bahwa Kemitraan Australia Indonesia untuk Pembangunan Ekonomi (Prospera) merupakan salah satu elemen penting dalam hubungan ekonomi yang berkembang antara kedua negara.

"Kemitraan jangka panjang antara lembaga-lembaga Indonesia dan Australia yang telah terjalin sejak 20 tahun yang lalu terus mendekatkan kedua negara," ujar Tim Stapleton, dikutip dari pernyataan tertulis resmi Kedutaan Besar Australia, Kamis (9/11/2023).

Menteri Stapleton berkata bahwa hubungan kelembagaan dan hubungan antar masyarakat mendukung pembangunan ekonomi dan meningkatkan kerja sama regional.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Dr. Fery Irawan, memberikan apresiasinya atas kerja sama yang dilakukan oleh Prospera dan Pemerintah Indonesia.

"Kemitraan kami dengan Pemerintah Australia mencakup isu-isu yang bersama bagi kedua negara di mana kami dapat saling belajar dari satu sama lain dan fokus pada prioritas jangka panjang, termasuk bidang-bidang yang akan membantu mencapai Visi 2045," tutur Dr. Fery Irawan.

Beberapa lembaga pemerintah dari Indonesia dan Australia telah berkumpul di Jakarta pada minggu ini sebagai bagian dari Prospera.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kegiatan Kolaboratif Australia-Indonesia

Dalam pertemuan sektor publik yang diadakan pada tanggal 8 November, perwakilan dari kedua negara berbagi gagasan dan merencanakan kegiatan kolaboratif yang akan mendukung prioritas kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Australia.

Lembaga-lembaga dari Indonesia yang hadir mencakup Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pusat Statistik, serta Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Sedangkan peserta dari Australia berasal dari Treasury, Department of Finance, Australian Taxation Office, Australian National Audit Office, Australian Bureau of Statistics, dan AirServices Australia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini