Sukses

Menu Kelas Satu Kapal Titanic Dilelang hingga Rp1,3 Miliar, Isinya Tiram hingga Sirloin

Sebuah menu kelas satu dari kapal legendaris, Titanic, akan menjadi salah satu sorotan dalam lelang memorabilia yang diadakan oleh rumah lelang Inggris Henry Aldridge and Son Ltd.

Liputan6.com, London - Tragedi tenggelamnya kapal Titanic meninggalkan kenangan bagi banyak masyarakat di seluruh dunia. Kabar apa pun yang terkait bahtera tersebut pasti jadi sorotan.

Mulai dari film layar lebar yang mengangkat kisah petaka kapal yang menabrak gunung es, hingga kapal selam wisata untuk melihat secara langsung bangkai kapal Titanic.

Sebuah menu first class (sebutan untuk kategori tiket kapal, kelas satu) dari kapal legendaris, Titanic, akan menjadi salah satu sorotan dalam lelang memorabilia yang diadakan oleh rumah lelang Inggris Henry Aldridge and Son Ltd. 

Dilansir CNN, Kamis (8/11/2023), diperkirakan menu yang penuh sejarah ini akan mencapai harga hingga £70.000 (Rp1,3 miliar).

Kurs 1 pound sterling = Rp19.180

Dengan tulisan yang sebagiannya telah terhapus dan kertasnya bernoda bekas air, menu ini secara sepintas dapat mengulas kembali tragedi tenggelamnya kapal di Atlantik Utara pada 15 April 1912 silam, kata rumah lelang Inggris Henry Aldridge and Son Ltd.

Menu yang berhasil diselamatkan itu merinci makan malam pertama di kapal setelah Titanic berlayar dari Queenstown, Belfast dan mengungkapkan kemewahan yang akan dialami oleh penumpang kelas satu kapal, yang ditawarkan pada tanggal 11 April. Di antaranya hidangan eksklusif termasuk tiram, daging sirloin dengan krim lobak pedas, dan puree parsnip. 

Sementara makanan penutupnya, ada aprikot Bordaloue yakni sejenis kue tart dan puding Victoria. 

Adanya menu ini menggambarkan kemewahan yang dinikmati oleh penumpang kelas pertama kapal megah Titanic kala itu, yang berlayar dari Queenstown, Belfast. Namun, tak ada jejak makanan yang tertulis dalam menu kelas satu itu -- yang ditemukan oleh rumah lelang setelah berkonsultasi dengan museum yang memiliki koleksi kapal Titanic dan berbicara dengan kolektor memorabilia ternama.

Lelang ini juga menyajikan sekilas mengenai potret hidup sebanyak 2.223 penumpang dan awak kapal Titanic yang hanya melaporkan 706 orang selamat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Barang Lain yang Turut Dilelang

Terdapat beberapa barang lain yang dijual. Salah satunya merupakan selimut bermotif tartan. 

Ini merupakan benda yang digunakan oleh salah satu korban selamat dari tragedi tenggelamnya kapal Titanic. Selimut ini amat berguna untuk menghangatkan diri di dalam sekoci atau perahu kecil.

Rumah lelang menggambarkannya sebagai "salah satu benda tiga dimensi paling langka yang pernah kami lihat.” 

Mereka memperkirakan selimut tersebut akan terjual hingga £100,000 (Rp1,9 Miliar).

Diketahui bahwa pemilik selimut ini adalah Frederick Toppin. Ia merupakan Asisten Manajer Umum perusahaan kapal Titanic di New York.

Menurut penjelasan dari rumah lelang, Toppin memperolehnya ketika bertemu dengan penumpang yang berhasil diselamatkan di dermaga New York.

Selain itu terdapat pula sebuah arloji saku milik Sinai Kantor, seorang imigran Rusia yang saat itu berniat melakukan perjalanan ke Amerika Serikat menggunakan pelayanan kelas dua. Ia dikabarkan tenggelam dan tidak berhasil diselamatkan bersama 1.517 penumpang kapal Titanic lainnya yang juga tak selamat.

Terdapat pula sebuah slip yang digunakan untuk menandai bungkusan surat. Benda ini digunakan oleh petugas pos di kapal, sayangnya mereka semua tewas ketika berupaya untuk membawa karung surat ke dek atas kapal. Hal ini dilakukan untuk menahan air yang masuk ke dalam kapal, demikian penjelasan dari rumah lelang Inggris ini.

3 dari 4 halaman

Temuan Terbaru dari Bangkai Titanic, Kalung Misterius hingga Dugaan Kapal Tak Tabrak Gunung Es

Sebelum acara lelang temuan barang-barang kapal Titanic, sempat ada laporan penemuan aksesoris dari bangkai kapal Titanic.

Bahkan disebutkan penemuan itu merupakan sesuatu yang luar biasa dan patut dicatat dalam sejarah.

Laporan Mirror yang dikutip Kamis (1/6/2023) menyebut sebuah kalung yang telah hilang selama lebih dari seabad ditemukan di bangkai kapal Titanic. Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kemudian digunakan untuk mengidentifikasi pemilik perhiasan tersebut.

Magellan, sebuah perusahaan pemetaan laut dalam yang berbasis di Guernsey, yang menemukannya.

Untuk pertama kali dalam sejarah, perusahaan tersebut melakukan pemindaian digital ukuran penuh, dari kapal pesiar trans-Atlantik yang terletak 12.500 kaki (3.810 meter) di bawah permukaan Samudra Atlantik, 400 mil (644 km) dari selatan Kanada.

Perusahaan tersebut berhasil mengambil gambar kalung emas, yang juga menampilkan gigi Megalodon, hiu prasejarah.

Richard Parkinson, kepala eksekutif Magellan, mengatakan penemuan itu "menakjubkan".

Walaupun barang itu berhasil ditemukan, tim tidak dapat menyentuh perhiasan itu karena adanya kesepakatan antara Inggris dan Amerika, yang mencegah pemindahan artefak dari kapal karam.

Baca selengkapnya klik disini...

4 dari 4 halaman

4 September 1985: Pertama Kalinya Bangkai Titanic yang Karam Tertangkap Kamera

Jika sebelumnya membahas penemuan barang-barang dari kapal Titanic, kali ini mengenai penemuan kerangka kapal Titanic itu sendiri yang pertama kali berhasil diabadikan kamera pada lebih dari 50 tahun silam. 

Mengingat usia kerangka kapal tersebut yang telah usang, kondisinya pun tampak 'mengenaskan.'

Pagar besi berkarat, badan kapal yang patah jadi 2, dan tiang yang rebah -- penampakan pertama Titanic tertangkap kamera pada 4 September 1985, 73 tahun setelah karam.

Bangkai kapal terbesar dan termewah di masanya itu ditemukan tim ekspedisi Amerika Serikat dan Prancis, yang dipimpin Dr Robert Ballard. Titanic terbaring di kedalaman 4 km. Citranya direkam oleh kapal selam tak berawak, Argo.

Meski telah ditemukan titik keberadaannya, kala itu, tim tak punya niat untuk mengangkatnya atau hanya untuk menjelajahi kapal termahsyur itu.

Salah korban selamat tragedi Titanic, Eva Hart mengaku bersyukur, tim penemu tak berniat mengganggu Titanic. "Bagiku, itu adalah makam ayahku dan 1.500 korban lainnya," kata dia seperti dikutip dari BBC.

Eva baru berusia 7 tahun saat ia bersama orangtuanya, Benjamin Hart and Esther Bloomfield menjadi penumpang Titanic. Sebagai penumpang kelas 2.

Baca selengkapnya klik disini...

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini