Sukses

5 Oktober 2010: Pemerintah Hungaria Umumkan Keadaan Darurat Imbas Bencana Lumpur Merah Mematikan

Hungaria telah diguncang oleh bencana ekologis dahsyat setelah tumpahan lumpur merah beracun memakan korban jiwa, peristiwa ini kemudian memicu pengumuman keadaan darurat oleh pemerintah.

Liputan6.com, Budapest - Hungaria pernah diguncang oleh bencana ekologis dahsyat setelah tumpahan lumpur merah beracun memakan korban jiwa, peristiwa ini kemudian memicu pengumuman keadaan darurat oleh pemerintah. 

Keadaan darurat diumumkan di tiga wilayah menyusul insiden tumpahan lumpur ini. Empat orang tewas dan 120 lainnya luka-luka dalam bencana tersebut. 

Pada Senin malam (4/10/2010), reservoir residu pabrik aluminium Ajkai Timfoldgyar Zrt pecah, membanjiri dua desa, Kolontar dan Devecser, di Hungaria barat. 

Keesokan harinya, juru bicara pemerintah melaporkan keadaan darurat. 

"Kami telah mengumumkan keadaan darurat di wilayah Veszprem, Gyor-Moson-Sopron dan Vas, ujarnya mengutip dari Aljazeera pada Senin (2/10/2023). 

Zoltan Illes, Sekretaris negara bidang Lingkungan Hidup, mengatakan insiden tersebut sebagai kecelakaan kimia terburuk di Hungaria saat itu. Pasalnya, satu juta meter kubik lumpur merah telah keluar dari kolam penampungan di pabrik Ajkai Timfoldgyar Zrt. 

Lumpur merah tersebut merupakan residu beracun dari produksi aluminium dan mengandung zat berbahaya seperti timbal serta unsur-unsur korosif. 

Tim penyelamat nampak menghindari bahaya kimia tersebut dengan mengenakan pakaian pelindung dan masker selama semalaman untuk membersihkan zat beracun dari jalanan. 

Unit Bencana Nasional Hungaria dikabarkan menuangkan plester ke Sungai Marcal untuk menetralisir tumpahan. Upaya ini diharapkan dapat meminimalkan dampak toksisitas lumpur yang terbawa oleh sungai. 

"Kami telah menuangkan berton-ton plester ke Sungai Marcal dan berharap dapat membendung aliran racun dengan cara itu. Toksisitas lumpur menurun setiap kilometernya," kata Gyorgyi Tottos, juru bicara unit tersebut. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Salah Satu Anak Tewas, Korban Lain Alami Luka Bakar

Lumpur tersebut dilaporkan oleh seorang warga setempat kepada salah satu stasiun televisi bahwa kedalaman mencapai sekitar 2 meter.

Seorang warga menceritakan pengalaman mencekam saat anaknya berhasil berlari ke atap, sementara ayahnya yang berusia 85 tahun harus dibawa ke rumah sakit karena cedera kaki parah.

"Anak saya ada di rumah, dia berhasil berlari ke atap. Ayah saya berusia 85 tahun, dia mencoba membuat saya berpegangan pada jendela, tetapi dia harus dibawa ke rumah sakit dengan cedera kaki yang parah," jelasnya.

Bencana ini meninggalkan kisah pilu bagi mereka yang terdampak dan keluarga yang kehilangan. Salah satu yang tewas dalam bencana ini adalah seorang anak berusia tiga tahun. Sementara banyak korban lain mengalami luka bakar dan iritasi mata akibat telah berkontak dengan lumpur beracun tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.