Sukses

Kesaksian Korban Kebakaran di Pernikahan Irak: Seperti Pintu Neraka Terbuka

Para saksi mata menggambarkan kepada BBC yang dikutip Jumat (29/9/2023), pemandangan yang mengerikan dan panik ketika api mulai membesar di pesta pernikahan Irak.

Liputan6.com, Qaraqosh - Sebuah suka cita perayaan pernikahan di Qaraqosh Irak utara berubah jadi malapetaka gara-gara kebakaran. 113 orang dilaporkan tewas. Sejumlah media bahkan memberitakan jumlah korban meninggal mencapai 120 jiwa.

Para saksi mata menggambarkan kepada BBC yang dikutip Jumat (29/9/2023), pemandangan yang mengerikan dan panik ketika api mulai membesar pesta pernikahan Irak tersebut.

Ghaly Nassim yang berusia 19 tahun hanya berjarak beberapa meter dari ruang perjamuan al-Haitham ketika kebakaran terjadi pada Selasa 26 September 2023 malam. Ia bergegas menolong lima temannya yang terjebak di dalam.

"Satu pintu diblokir, jadi kami membukanya dengan paksa. Api besar keluar dari aula. Rasanya seperti pintu neraka terbuka,” kata Nassim.

“Suhunya tak tertahankan. Saya tidak bisa menggambarkan panas ekstremnya.”

Sedikitnya 113 orang tewas dan 150 lainnya luka-luka dalam kebakaran yang terjadi saat pesta dansa pertama kedua mempelai. Pejabat pertahanan sipil mengatakan kepada BBC News Arab bahwa pasangan pengantin itu selamat, meskipun laporan awal mengatakan mereka tewas.

Nassim menggambarkan kejadian tersebut sebagai sebuah "tragedi nyata".

"Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain lari dari api," kata Nassim lagi, terdengar kelelahan melalui saluran telepon.

"Setelah petugas pemadam kebakaran tiba, saya bergegas masuk untuk mencari teman-teman saya. Saya melihat 26 mayat di kamar mandi. Seorang gadis berusia 12 tahun terbakar habis dan ditinggalkan di sudut."

Juru bicara media Pertahanan Sipil Irak, Gawdat Abdul Rahman, mengatakan kepada BBC bahwa kebakaran tersebut disebabkan oleh kembang api yang dinyalakan di dalam aula di kota yang mayoritas penduduknya beragama Kristen.

Penggunaan bahan bangunan yang sangat mudah terbakar di dalam lokasi bertindak sebagai bahan bakar, tambah Gawdat Abdul Rahman.

Nassim percaya bahwa kurangnya pintu keluar darurat yang memadai memperburuk keadaan, karena sebagian besar tamu mencoba keluar menggunakan pintu masuk utama aula, yang mungkin menyebabkan kerumunan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hancur Dalam Hitungan Menit

Kata Nassim,  teman-temannya sudah selamat semuanya.

Salah satunya, Tommy Uday, 17 tahun, sedang berdiri di samping pintu keluar saat kebakaran terjadi. Hal ini memungkinkan dia melarikan diri dengan cepat.

“Saya melihat kepulan asap hitam besar keluar dari langit-langit, jadi saya segera berlari keluar," kata Tommy Uday, seraya menambahkan bahwa "seluruh tempat itu hancur hanya dalam waktu lima menit".

Sekitar 50 jenazah dimakamkan pada Rabu 27 September. Sisa jenazah diperkirakan akan dimakamkan keesokan harinya. Namun masih banyak orang yang mencari anggota keluarganya.

Sementara itu, Ghazwan terpisah dari istrinya yang berusia 33 tahun, putranya yang berusia empat tahun, dan putrinya yang berusia 13 tahun ketika kebakaran terjadi.

Putrinya yang lain, yang berusia 10 tahun, keluar dari aula "menderita luka bakar di hampir 98% tubuhnya”, kata saudara perempuan Ghazwan, Eisan, kepada BBC.

Dia mengatakan bahwa saudara laki-lakinya sedang berkeliling rumah sakit untuk mencari keluarganya.

 

3 dari 4 halaman

RS Berjuang, Kekurangan Pasokan Medis

Di dalam pusat medis khusus luka bakar di Mosul, Dr Waad Salem mengatakan kepada BBC bahwa 60% korban luka menderita luka bakar parah.

"Mayoritas luka bakar terjadi di wajah, dada dan tangan," katanya, seraya menambahkan bahwa perempuan dan anak-anak termasuk yang paling terkena dampaknya.

Kepala Perawat Israa Mohammed merawat korban luka sepanjang malam. Dia mengatakan kepada BBC bahwa dia merawat sekitar 200 pasien.

"Apa yang saya lihat sangat sulit," kata Mohammed.

"Saya telah melihat orang-orang dengan lebih dari 90% tubuhnya terbakar habis," katanya, seraya menambahkan bahwa setidaknya 50 anak dinyatakan meninggal segera setelah mereka tiba di rumah sakit.

Mohammed mengatakan fasilitas medisnya kekurangan pasokan medis dan kesulitan untuk mengatasi tingginya gelombang korban.

Bagi banyak orang seperti Nassim dan teman-temannya, akan sangat sulit untuk menghilangkan keterkejutan yang mereka saksikan.

"Saya tidak bisa menggambarkan apa yang saya rasakan," katanya. "Saya tahu keluarga-keluarga yang kehilangan hampir semua orang. Setidaknya tiga keluarga kehilangan setiap anggotanya dalam kebakaran tersebut. Seluruh masyarakat sedih, tidak hanya di Provinsi Nineveh, tapi di seluruh Irak. Seluruh negara sedih."

4 dari 4 halaman

14 Orang Ditangkap

Pejabat pemerintah telah mengumumkan penangkapan 14 orang terkait kebakaran pada Selasa malam, termasuk pemilik gedung acara, dan menjanjikan penyelidikan cepat dan hasilnya akan diumumkan dalam waktu 72 jam.

Pemerintah juga telah memerintahkan inspeksi segera terhadap tempat-tempat pertemuan publik yang besar seperti hotel, sekolah, dan rumah sakit.

Tiga orang yang menghadiri pernikahan tersebut mengatakan bahwa aula tersebut tampaknya tidak memiliki perlengkapan yang memadai untuk menghadapi bencana tersebut, karena tidak ada alat pemadam kebakaran yang terlihat dan sedikit pintu keluar. Petugas pemadam kebakaran tiba 30 menit setelah kobaran api mulai terjadi, kata mereka.

Amerika Serikat, yang memimpin invasi ke Irak pada tahun 2003, mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya siap untuk berbicara dengan pemerintah Irak mengenai bantuan apa pun yang dapat mereka tawarkan.​

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini