Sukses

Persiapan Olimpiade 2024, Prancis Pindahkan Para Tunawisma dari Paris

Pemerintah Prancis telah memulai upaya untuk memindahkan para tunawisma keluar dari ibu kota seiring persiapan Olimpiade 2024.

Liputan6.com, Paris - Pemerintah Prancis telah memulai upaya untuk memindahkan para tunawisma keluar dari ibu kota, seiring persiapan Olimpiade 2024. 

Adapun Prancis merupakan tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2024. 

Telah beredar kabar di Paris bahwa akan ada bus pemerintah datang untuk membawa para gelandangan beserta barang-barangnya. Kabar ini menimbulkan harapan pada mereka bahwa pemerintah akan menawarkan tempat tinggal, sementara lainnya merasa bingung dan takut akan terpaksa meninggalkan Paris.

Pemerintah Prancis berdalih pemindahan tunawisma ini dilakukan untuk mengurangi tekanan dari layanan penampungan darurat di ibu kota. Dilaporkan bahwa pemerintah telah mempercepat proses tersebut dengan membawa 50-150 orang setiap pekan ke wilayah lain di seluruh Prancis.

Alasan ini ditepis oleh beberapa organisasi non-pemerintah dan beberapa pejabat yang meyakini bahwa Olimpiade Paris 2024 tersebut ada kaitannya dengan proses relokasi tunawisma dari wilayah ibu kota.

Bahkan hotel-hotel di Paris kini mulai membatalkan kontrak hunian darurat mereka agar dapat disewakan kepada wisatawan yang akan datang ke Olimpiade mendatang.

"Kami mendengar mereka datang untuk membawa kami hari ini, tetapi saya tidak yakin ke mana harus pergi," kata Obsa (nama samaran), seorang pengungsi politik berusia 31 tahun dari Ethiopia yang dikutip dari CNN pada Jumat (28/9/2023). 

Ia menggambarkan pengalamannya setelah bertahun-tahun tinggal di Paris tanpa mendapatkan hunian permanen karena biaya sewa yang tinggi dan keterbatasan perumahan sosial yang terjangkau. Hotel tempat dia tinggal bersama istrinya bahkan mengusir mereka. 

Menurut data Federasi Aktor Solidaritas, pada tahun 2022, sekitar 50.000 tunawisma ditempatkan di hotel setiap malam di wilayah Ile-de-France, yang mencakup Paris. Namun, setidaknya 5.000 hunian hotel yang sebelumnya tersedia telah dibatalkan tahun ini, meningkatkan jumlah orang yang terpaksa hidup di jalanan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemerintah Prancis Bantah Ada Hubungan Upaya Relokasi dengan Olimpiade 2024

Puluhan polisi Prancis dikabarkan mendatangi salah satu area wilayah di Paris. Bahkan sejumlah bus putih besar terparkir memblokir jalan dengan beberapa memiliki tanda yang bertuliskan kota lain berjarak ratusan mil dari Paris.

Gerudukan polisi ini sontak membuat bingung para migran. Para tunawisma tanpa kontrak kerja jangka panjang diarahkan untuk menaiki salah satu bus meninggalkan ibu kota ke Marseille atau Bordeaux, kota mereka akan ditampung.

Meski begitu, pemerintah tidak menjamin bahwa mereka akan mendapatkan hunian di sana.

SAS, yakni tempat penampungan sementara regional telah didirikan di Prancis untuk menyambut pendatang baru di luar Paris dengan kapasitas hingga 50 orang. Prancis menerima banyak permohonan suaka pada tahun 2022, tetapi juga menggusur ribuan imigran ilegal.

"Mendekati acara olahraga besar – pertama, pada tingkat lebih rendah, Piala Dunia Rugbi pada tahun 2023, dan kemudian Olimpiade pada tahun 2024 – berarti kita harus berpikir ke depan dan mengantisipasi situasi tersebut, terimakasih pada kebijakan de-cluttering (penyisihan dan penyortiran)," ujar Menteri Perumahan Olivier Klein dalam diskusi parlemen pada tanggal 5 Mei lalu.

Namun, pada tanggal 25 Mei kemudian, Klein membantah adanya hubungan antara relokasi dan Olimpiade.

Juru bicara Paris 2024 tampak satu suara dengan menekankan bahwa rencana relokasi "tidak ada hubungannya" dengan Olimpiade atau Piala Dunia Rugbi yang sedang berlangsung di Prancis.

"Sayangnya, situasi mengenai akomodasi darurat di wilayah Ile-de-France bukanlah hal baru dan menjadi lebih kritis dalam beberapa bulan terakhir, terlepas dari fakta bahwa wilayah tersebut akan menjadi tuan rumah Olimpiade Paris 2024 tahun depan," kata juru bicara tersebut.

3 dari 3 halaman

Pemerintah Prancis Disebut Tak Pikir Panjang

Wakil Wali Kota Lyon Sandrine Runel mengatakan bahwa pemerintah terlalu cepat untuk memutuskan relokasi banyaknya tunawisma di Paris dan Ile-de-France tanpa memastikan sumber daya memadai yang tersedia di tempat lainnya.

"Olimpiade adalah dalih untuk mengarahkan masyarakat ke daerah tanpa berpikir panjang dan bahkan tanpa mengecek kapasitas penerimaan yang dimiliki daerah," ujarnya.

Operasi pemindahan tersebut telah memicu perdebatan tentang peran Olimpiade Paris 2024 dalam situasi ini. Meskipun beberapa pejabat membantah ada kaitan antara relokasi dan Olimpiade, aktivis dan LSM setempat berpendapat bahwa pengungsi sering kali tidak mendapat informasi yang memadai tentang nasib mereka setelah tiba di lokasi baru.

Sebagian besar migran yang dipindahkan memang bersifat sukarela, tetapi banyak yang merasa tertekan karena tidak ada jaminan hunian jangka panjang di tempat tujuan mereka. Terlebih, pemerintah dituding hanya memindahkan masalah tunawisma ini ke tempat lain tanpa benar-benar mengatasinya. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini