Sukses

Tenyata Aksi Popo Barbie Tergolong Gangguan Masturbasi Eksibisionis, Apa Artinya?

Tiktokers Popo Barbie lagi-lagi bikin heboh jagat media sosial. Namun bedanya, kali ini ia terjerat pasal dan proses hukum.

Liputan6.com, Jakarta - Tiktokers Popo Barbie lagi-lagi bikin heboh jagat media sosial. Namun bedanya, kali ini ia terjerat pasal dan proses hukum.

Sebuah video asusila Popo yang merupakan warga Desa Pendung Mudik, Kecamatan Air Hangat, Kabupaten Kerinci, Jambi ini dengan patung tersebar di berbagai platform media sosial.

Dalam video viral yang beredar, Popo diduga melakukan masturbasi dengan boneka patung wanita dan secara sengaja menyebar itu ke akun media sosial pribadinya.

Apa yang dilakukan oleh Popo Barbie ini erat kaitannya dengan gangguan dalam urusan seksual. Dikutip dari laman msdmanuals.com, Rabu (5/7/2023) berikut selengkapnya:

Exhibitionistic Disorder atau Gangguan masturbasi kompulsif juga disebut sebagai kecanduan masturbasi, adalah kecanduan seksual di mana seseorang didorong untuk melakukan masturbasi dengan mengekspose serta menunjukkan ke orang lain demi mencapai kepuasan.

Eksibisionis (biasanya pria) dilakukan dengan cara masturbasi sambil mengekspos dan berfantasi tentang mengekspos diri mereka kepada orang lain.

Mereka mungkin sadar akan kebutuhan mereka untuk mengejutkan, mengagetkan banyak pihak.

Korbannya hampir selalu perempuan dewasa atau anak-anak dari kedua jenis kelamin. Kontak seksual yang sebenarnya jarang dicari, dan kekerasan fisik terhadap saksi yang tidak menaruh curiga adalah hal yang tidak biasa.

Prilaku ini biasanya muncul selama masa remaja, praremaja atau bahkan saat usia paruh baya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

30 Persen Pelanggar Laki-laki Ditangkap Atas Kasus Seksual karena Masalah Eksibisionis

Sekitar 30% pelanggar seksual laki-laki yang ditangkap karena masalah eksibisionis. Mereka memiliki tingkat residivisme tertinggi dari semua pelanggar seks.

Meskipun dilaporkan terjadi, sebagian besar dari mereka yang eksibisionisme tidak terlibat dalam perilaku seksual yang agresif secara fisik.

Kebanyakan eksibisionis sudah menikah, tetapi pernikahan tersebut sering diganggu oleh penyesuaian sosial dan seksual yang buruk, termasuk disfungsi seksual yang sering terjadi.

 

3 dari 3 halaman

Gangguan Kepribadian

Eksibisionis juga mungkin memiliki gangguan kepribadian (biasanya antisosial) atau gangguan tingkah laku.

Bagi sebagian orang, eksibisionisme diekspresikan sebagai keinginan kuat agar orang lain menonton tindakan seksual mereka.

Apa yang menarik bagi orang-orang seperti itu bukanlah tindakan mengejutkan audiens, melainkan dilihat oleh audiens yang setuju.

Orang dengan bentuk eksibisionisme ini kerap membuat film porno dan ingin dilihat banyak orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.