Sukses

Putin Bantah Klaim Zelensky tentang Keberhasilan Serangan Balasan Ukraina

Putin mengklaim korban perang di sisi Ukraina 10 kali lebih besar dari Rusia pada hari-hari pertama serangan balasan, yang menurutnya dimulai pada 4 Juni.

Liputan6.com, Moskow - Vladimir Putin membantah klaim Volodymyr Zelensky soal keberhasilan serangan balasan Ukraina. Dalam pernyataan yang disiarkan di televisi, Putin mengakui bahwa pihaknya kehilangan 54 tank dalam serangan pembuka, namun dia menyebutkan bahwa Ukraina mengalami kerugian 25 hingga 30 persen kendaraan militer yang dipasok asing, termasuk 160 tank.

Pernyataan Putin tersebut datang setelah Zelensky mengaku, pasukannya berhasil merebut kembali sejumlah desa dalam serangan di timur Ukraina.

"Ini adalah serangan balasan besar-besaran, menggunakan pasukan cadangan strategis yang disiapkan khusus," kata Putin pada Selasa (13/6), seperti dilansir The Guardian, Rabu (14/6/2023). "Mereka kehilangan lebih dari 160, kami kehilangan 54 tank dan beberapa di antaranya harus direstorasi serta diperbaiki."

Putin mengklaim korban perang di sisi Ukraina 10 kali lebih besar dari Rusia pada hari-hari pertama serangan balasan, yang menurutnya dimulai pada 4 Juni.

"Kerugian mereka mendekati tingkat yang bisa digambarkan sebagai bencana besar," ujar Putin.

Putin menuding pula bahwa Ukraina menggunakan sistem peluncur roket HIMARS buatan Amerika Serikat (AS) untuk menghancurkan Bendungan Kakhovka pekan lalu dan kehancuran tersebut telah menghambat rencangan serangan Kyiv di Kherson.

Ukraina telah menyalahkan Rusia atas kehancuran Bendungan Kakhovka. Namun, sejauh ini sekutu Kyiv, AS, Inggris, dan lainnya, belum mengonfirmasi pernyataan tersebut.

Sementara ahli bahan peledak menilai bahwa akan jauh lebih mudah meledakkan bendungan dari dalam dibanding menembaknya dari jarak jauh.

Analis militer berpendapat bahwa sejauh ini Ukraina masih belum memanfaatkan sebagian besar pasukan cadangan atau kendaraan tempur yang dipasok Barat.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden pada Selasa, Ukraina membuat kemajuan dalam serangan balasan mereka.

"Dukungan yang kita berikan bersama untuk Ukraina sekarang membuat perbedaan di medan perang," ungkap Stoltenberg. "Serangan telah diluncurkan dan Ukraina membuat kemajuan."

Stoltenberg menambahkan, "Ini masih awal, namun kita tahu bahwa semakin banyak tanah yang dapat dibebaskan oleh Ukraina, semakin kuat mereka di meja perundingan."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ukraina: Pertempuran Sengit, tapi Kami Bergerak Maju

Pada Senin (12/6) malam, Kementerian Pertahanan Ukraina memecah kebisuan atas serangan balasan, dengan mengatakan tujuh pemukiman telah dibebaskan dalam pertempuran selama sepekan terakhir di Donetsk, Ukraina timru.

"Luas wilayah yang dikuasai mencapai 90 km persegi," ungkap Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar.

"Pertempuran sengit, tapi kami bergerak maju dan ini yang terpenting. Saya berterima kasih kepada pasukan kami atas setiap bendera Ukraina yang sekarang kembali ke tempat seharusnya."

Sementara itu, kerugian sipil di kota-kota Ukraina disebut terus meningkat. Sedikitnya 11 orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah rudal Rusia menghantam sebuah blok apartemen dan gudang makanan di Kota Kryvyi Rih, Ukraina tengah, kota asal Zelensky, pada Selasa pukul 03.20 waktu setempat.

Para penyintas mengaku terlempar dari tempat tidur akibat ledakan, ketika rumah mereka dihantam oleh satu-satunya dari enam rudal yang ditembakkan oleh pasukan Rusia, yang berhasil menembus pertahanan udara.

Para pejabat mengatakan sedikitnya empat orang tewas di gedung apartemen dan tujuh lainnya di gudang. Dua puluh delapan orang dilaporkan terluka.

Serangan terhadap Kryvyi Rih merupakan bagian dari serangan yang lebih luas di seluruh negeri, termasuk upaya serangan malam hari di ibu kota, Kyiv, dan Kota Kharkiv di timur laut.

3 dari 3 halaman

Putin Menjawab Pertanyaan Soal Mobilisasi

Pada Selasa pula, Putin mengakui bahwa Rusia punya kekurangan kesiapan dalam perang Ukraina yang didefinisikannya sebagai "operasi militer khusus".

"Selama operasi militer khusus, menjadi jelas bahwa ada banyak hal yang kurang. Amunisi presisi tinggi, peralatan komunikasi, drone, dan lain-lain… Kami punya, tetapi sayangnya, jumlahnya tidak cukup," ujar Putin.

Putin menekankan dia tidak percaya bahwa ada kebutuhan untuk mobilisasi lebih lanjut.

"Beberapa tokoh masyarakat mengatakan kita perlu mendapatkan 1 juta atau 2 juta," katanya. "Itu tergantung pada apa yang kita inginkan."

"Haruskah kita kembali ke sana?" Putin menyindir saran bahwa Rusia dapat kembali berusaha menyerbu Kyiv setelah kegagalan pada Maret lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.