Sukses

Rusia Balas Dendam Usir 20 Diplomat Jerman, Imbas Perang Ukraina

Rusia telah mengumumkan pengusiran 20 diplomat Jerman, mengutip alasan 'prinsip resiprokal' sebagai dasar dari tindakan mereka.

Liputan6.com, Moskow - Rusia telah mengumumkan pengusiran 20 diplomat Jerman, mengutip alasan 'prinsip resiprokal' sebagai dasar dari tindakan mereka.

Hal itu dilakukan menyusul langkah serupa yang tampaknya dilakukan oleh Jerman terhadap diplomat Rusia. Meski begitu, Berlin tidak merinci tindakannya secara terbuka.

Juru Bicara Menteri Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengumumkan hal tersebut pada Sabtu 22 April, kata media pemerintah Zvesda dikutip dari Al Jazeera (23/4/2023).

"Sebagai tanggapan atas tindakan bermusuhan Berlin, pihak Rusia telah memutuskan untuk mencerminkan keputusan tersebut dan mengusir diplomat Jerman dari Rusia," ujar kementerian luar negeri Rusia.

Moskow juga akan membatasi jumlah maksimum karyawan dalam misi diplomatik Jerman di negara itu. Duta besar Jerman Geza Andreas von Geyr diberitahu tentang tindakan tersebut pada 5 April.

Rusia menggarisbawahi tindakan mereka didasari atas prinsip resiprokal (timbal-balik).

Jerman mengatakan "Pemerintah dan pihak Rusia telah berkontak dalam beberapa pekan terakhir mengenai masalah personel di misi diplomatik masing-masing di luar negeri," kata kementerian luar negeri Jerman kepada kantor berita AFP.

"Penerbangan hari ini adalah bagian dari proses itu," katanya, tanpa secara khusus menyebutkan pengusiran diplomat Rusia.

Kantor Zakharova mengutuk pengusiran diplomat Rusia dari Berlin oleh pemerintah Jerman. Moscow menuduh Berlin "secara aktif berusaha menghancurkan seluru aspek hubungan Rusia - Jerman".

Jerman selama bertahun-tahun mempertahankan hubungan ekonomi yang erat dengan Moskow, khususnya di sektor energi yang bergantung pada gas Rusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ikatan yang Memburuk Akibat Perang Ukraina

Hubungan Rusia-Jerman memburuk sejak Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan operasi militer di Ukraina, dan ketika Berlin meningkatkan dukungan keuangan dan militernya ke Kyiv.

Jerman telah dikritik karena berlambat-lambat mengirimkan senjata ke Kyiv dan keengganannya untuk mengizinkan pengiriman tank Leopard buatan Jerman ke Ukraina.

Pada bulan Januari, Berlin akhirnya setuju untuk mengizinkan pengiriman persenjataan dan berjanji untuk mengirimkan beberapa yang paling modern dari persediaannya.

Kremlin mengatakan tank-tank dari koalisi Barat akan "terbakar".

Dinas keamanan Jerman juga meningkatkan tingkat kewaspadaan terhadap aktifitas intelijen Rusia yang dikatakan telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya setelah apa yang disebut Rusia sebagai operasi militer khusus di Ukraina.

Dikatakan Rusia menargetkan perusahaan Jerman dan infrastruktur strategis, terutama energi, kereta api dan jalan raya.

Awal tahun lalu, Jerman mengusir 40 diplomat Rusia yang dianggap mengancam keamanan.

Pada bulan Oktober, kepala keamanan dunia maya Jerman, Arne Schoenbohm, dipecat setelah dituduh memiliki hubungan dengan dinas intelijen Rusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.