Sukses

Ganti Air Hanya 2 Kali Setahun Picu Bakteri Berpotensi Mematikan, Pemandian di Jepang Ditutup

Wisma tradisional Jepang, Daimaru Besso, mengaku mengganti air pemandiannya dua kali dalam setahun setelah diketahui kalau air tersebut penuh dengan Bakteri Legionella.

Liputan6.com, Fukuoka - Salah satu atraksi wisata ciri khas Jepang yang kerap dikenal masyarakat adalah pemandian air panas.

Biasa dikenal sebagai onsen, aktivitas ini biasa ditemukan dalam penginapan tradisional yang terletak di Jepang. Namun tahukah Anda bawa pemandian umum di Jepang mempunyai regulasi perawatannya sendiri agar tetap higienis.

Kendati demikian baru-baru ini terkuak bahwa salah satu pemandian air panas memiliki kandungan bakteri yang berpotensi mematikan.

Dilansir Liputan6.com dari CNN, Minggu (5/3/2023), bos pemilik ryokan (wisma tradisional) Jepang yang berusia 158 tahun kemudian meminta maaf setelah ketahuan mengganti air pemandiannya hanya dua kali dalam setahun. Ia meminta maaf setelah diketahui kalau air di pemandiannya penuh dengan bakteri yang berpotensi mematikan.

Pemandian tradisional Jepang (onsen) ini menggunakan sumber dari mata air panas vulkanik, dan terletak dalam penginapan Daimaru Besso di Chikushino, Prefektur Fukuoka. Daimaru Besso adalah penginapan dengan fasilitas tradisional dan berarsitektur khas Jepang, atau biasa disebut sebagai ryokan.

Situs web ryokan tersebut menulis ini tentang pemandiannya, "Air pemandian kami berasal dari Futsukaichi Onsen, yang telah mengalir selama lebih dari 1.300 tahun, simbol sejarah daerah yang tidak berubah."

"Futsukaichi Onsen telah dikunjungi oleh pejabat pemerintah dan pendeta selama berabad-abad. Airnya yang lembut dan halus akan membuat kulit Anda terasa kenyal dan pikiran Anda tenang."

Web tersebut mengklaim bahwa air itu dapat membantu meringankan nyeri sendi kronis, nyeri saraf, masalah pencernaan, luka bakar, dan masalah kulit.

Tahun lalu, seorang petugas pemeriksa kesehatan mendeteksi tingkat bakteri legionella 3.700 kali dari yang diizinkan.

Menurut peraturan daerah setempat, air di onsen seharusnya diganti setiap minggu. Namun manajemen di hotel tersebut mengaku bahwa air onsen-nya hanya diganti dua kali dalam setahun.

Berbicara dalam konferensi pers pada Selasa 28 Februari, Makoto Yamada, presiden perusahaan yang memiliki ryokan (wisma tradisional), membungkuk dalam-dalam untuk menunjukkan rasa penyesalannya sebagai orang Jepang. Dia menyesal atas tindakan tak patut yang dilakukannya.

"Saya sangat menyesal," ujar Yamada.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bakteri yang Ditemukan di Air Pemandian

Bakteri Legionella dapat menyebabkan penyakit Legionnaires, jenis pneumonia yang membahayakan.

Orang dapat mengidap penyakitnya bila menghirup tetesan air kecil yang mengandung bakteri tersebut dan dapat menyebabkan infeksi di paru-paru. Untungnya penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik.

Bukan hanya dalam pemandian, Bakteri Legionella juga dapat ditemukan di kepala pancuran, keran, bak mandi air panas, tangki air panas, air mancur dekoratif ataupun di dalam sistem perpipaan gedung-gedung besar.

Pemerintah daerah menyelidiki kasus tersebut sehubungan dengan pelanggaran Undang-Undang Pemandian Umum. Berdasarkan peraturan, semua air mandi harus diganti setidaknya seminggu sekali dan konsentrasi residu klorin harus 0,4 miligram atau lebih per liter.

Dalam konferensi pers, pihak penginapan Daimaru Besso juga mengaku sempat menolak untuk menambahkan klorin ke dalam air "karena kami tidak menyukai bau klorin." Praktik itu dimulai sekitar tahun 2019.

Yamada mengatakan bahwa dia tidak menyadari pentingnya mengganti air, dia berkata, "Saya sendiri tidak tahu mengenai peraturan itu dan berpikir bahwa bakteri legionella adalah bakteri umum yang dapat ditemukan di mana saja, dan saya juga mengira bahwa itu aman karena air di pemandian besar mengalir berkelanjutan sehingga airnya cukup sering berubah."

Setelah bakteri tersebut terdeteksi tahun 2022 lalu, pemandiannya sempat ditutup sementara. Tetapi kini telah kembali beroperasi.

3 dari 4 halaman

6 Tempat Pemandian Air Panas Terpopuler di Jepang Selama 2020

Berendam di onsen adalah aktivitas yang bagus untuk tubuh. Tempat-tempat itu ramai dikunjungi wisatawan, terutama pada bulan-bulan musim dingin.

Onsen ada di mana-mana di Jepang, berkat aktivitas vulkanik yang memanaskan air di bawah tanah. Banyak mata air panas juga memiliki area wisata yang dibangun di sekitarnya, yang menawarkan makanan lezat, hiburan santai, berbagai jenis pemandian, dan akomodasi tradisional Jepang.

Namun, beberapa area resor onsen lebih populer daripada yang lain, dan sebagian besar waktu itu juga bukan hanya karena kualitas pemandiannya. Seringkali, apa yang membuat resor onsen hebat adalah apa yang ada di sekitarnya, dan itu pasti benar dari sepuluh onsen terpopuler di Jepang.

Berikut adalah sejumlah pemandian air panas yang paling populer selama 2020 berdasarkan peringkat wisatawan Jepang.

  • Hakone Onsen (Kanagawa Prefecture)
  • Kusatsu Onsen (Gunma Prefecture)
  • Noboribestu Onsen (Hokkaido Prefecture)
  • Dogo Onsen (Ehime Prefecture)
  • Beppu Onsen Township (Oita Prefecture)
  • Kurokawa Onsen (Kumamoto Prefecture)

Untuk melihat gambar dan penjelasan pemendian tersebut, klik di sini.

4 dari 4 halaman

Spa Pasir Pantai di Jepang

Selain onsen, Jepang mempunyai beragam atraksi wisata unik lainnya. Selain berhasil menciptakan hotel yang bisa membereskan kamarnya sendiri, Jepang juga punya spa pasir pantai di Ibusuki, kota tepi pantai di Pulau Kyushu di selatan Jepang.

Berada di Kagoshima Bay, Pantai Ibusuki membentang di ujung selatan Semenanjung Satsuma, dan telah lama dikenal sebagai daerah dengan dekat dengan aktivitas gunung berapi. Tak heran jika pasir pantai Ibusuki yang hitam menjadi atraksi wisata spa pasir, yang mereka mengenalnya dengan sebutan Suna-mushi.

Menurut informasi yang dikutip dari laman CNN Travel, Senin (26/3/2018), selama lebih dari 300 tahun, orang Jepang telah percaya, pasir Pantai Ibusuki yang memiliki tingkat kehangatan mencapai 50-55 derajat Celcius ini dipercaya mampu mengobati rematik, kelumpuhan pasca-stroke, wasir, asma, diabetes, sembelit, bahkan obesitas.

Seiring perkembangan zaman, tradisi Suna-mushi atau spa pasir telah berevolusi menjadi perawatan kecantikan, terapi untuk mempercantik kulit melalui pasirnya yang mengandung asam metasillicic dan ion kalsium. Menurut sains dan salah satu penelitian yang dilakukan oleh departemen medis Kagoshima University mengungkap, menghirup uap dari pasir pantai ini bisa memperbaiki sirkulasi darah, sebab uap pasir bisa menghasilkan panas lebih besar tiga kali lipat dari uap mata air panas kebanyakan.

Kini telah banyak hotel dan spa di sekitar Pantai Ibusuki yang menawarkan atraksi wisata Suna-mushi. Sambil menikmati suasana pantai yang syahdu, wisatawan bisa melakukan spa pasir di udara terbuka dengan payung dan handuk untuk melindungi wajah dari sengatan sinar matahari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.