Sukses

Donor Misterius Bantu Korban Gempa di Turki dan Suriah, Sumbang Rp 456 M

Bencana gempa di Turki dan Suriah mengetuk hati seorang warga Pakistan yang tinggal di Amerika Serikat.

Liputan6.com, New York - Bencana gempa di Turki dan Suriah mengetuk hati seorang warga Pakistan yang tinggal di Amerika Serikat. Ia, yang hanya disebut sebagai donor anonim, dilaporkan mendatangi Kedutaan Besar Turki di AS dan memberikan $30 juta atau sekitar Rp 456 miliar untuk membantu para korban lindu dahsyat bermagnitudo 7,8 (versi USGS).

"Seorang warga Pakistan yang tinggal di Amerika Serikat ke Kedutaan Besar Turki untuk secara anonim menyumbangkan $30 juta (Rp 456 miliar) kepada mereka yang terkena dampak gempa besar dan mematikan yang melanda Turki dan Suriah awal pekan ini," menurut Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif seperti dikutip dari Insider, Senin (13/2/2023). 

Dalam sebuah twit pada Sabtu 11 Februari, Sharif mengatakan dia "sangat tersentuh" oleh tindakan tersebut.

"Ini adalah tindakan filantropi yang luar biasa yang memungkinkan umat manusia untuk menang atas rintangan yang tampaknya tidak dapat diatasi," kata PM Sharif.

Pemerintah Pakistan membentuk sebuah komite pada Kamis 10 Februari, untuk mengumpulkan dana dan menyediakan pasokan untuk Turki dan Suriah, Anadolu Agency, kantor media milik pemerintah Turki, melaporkan.

Sehari setelahnya, pada Sabtu 11 Februari, Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan mengatakan di Twitter bahwa dua kiriman bantuan lagi terbang ke saudara-saudari di Turki.

Korban tewas akibat gempa Turki berkekuatan magnitudo 7,8 melampaui 34.000 orang, dan ribuan lainnya masih dilaporkan hilang sementara upaya penyelamatan terusberlanjut.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut gempa itu sebagai the disaster of the century (bencana abad ini).

Saat jutaan orang mengungsi akibat bencana, menyumbangkan uang adalah cara paling efisien untuk mendukung para penyintas, dan organisasi tersebut memberikan bantuan di wilayah tersebut, Insider melaporkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bantu Tangani Korban Gempa Turki, RI Bakal Dirikan Rumah Sakit Lapangan

Sementara itu, Indonesia turut mengirimkan bantuan bagi korban gempa Turki dan Suriah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengirimkan bantuan logistik kesehatan tahap awal pada Sabtu, 11 Februari 2023.

Tim medis yang akan ikut serta menangani korban gempa Turki rencananya akan diberangkatkan Senin, 13 Februari 2023.

"Tim medis ini akan diberangkatkan hari Senin, dalam satu kloter dengan pesawat khusus," tutur Plt Kepala Pusat Krisis Kesehatan Sumarjaya, dikutip dari laman Sehatnegeriku.

Dalam misi kemanusiaan penanganan korban gempa Turki dan Suriah ini, Kemenkes mengutamakan penyediaan layanan kesehatan yang cepat dan tepat. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia bakal mendirikan rumah sakit lapangan dengan layanan EMT tipe 2.

Layanan EMT tipe 2 yang dimaksud yakni peralatan dan layanan kesehatan yang disediakan tergolong lengkap serta dapat melakukan tindakan operasi khusus di lapangan.

Kapasitas rumah sakit lapangan EMT tipe 2 pun cukup besar, kata Sumarjaya. Diantaranya mampu melayani pasien rawat jalan sebanyak 100-150 orang per hari, rawat inap 10 pasien per hari, bedah minor 10 pasien per hari, bedah mayor 1-2 pasien per hari dan mobile mampu melayani 50 pasien per hari.

Namun, saat ini pemerintah Indonesia membawa Tim EMT tipe 3 bagi penanganan korban gempa Turki.

“Kalau sekarang yang kita bawa Tim EMT tipe 3, tidak semua negara punya, kita upgrade dari tipe 2 karena di lapangan kita butuh X-ray, butuh meja operasi, itu kita bawa semua,” jelasnya.

3 dari 4 halaman

Kemenkes Kirim Tim Medis

Ada 65 tenaga medis dari Kementerian Kesehatan yang akan diberangkatkan Senin, 13 Februari 2023. Mereka terdiri dari 3 jenis dokter spesialis, tenaga kesehatan dan tenaga pendukung kesehatan.

Dokter spesialis yang dimaksud terdiri dari spesialis bedah, spesialis orthopedi, spesialis anestesiologi, ahli pediatri, spesialis emergensi, spesialis kandungan, dan psikiatater

Sedangkan tenaga kesehatan yakni dokter umum, perawat kamar bedah, perawat IGD, perawat ICU, Psikolog, farmasi, bidan, epidemiolog, ahli gizi dan kesehatan lingkungan.

Tenaga pendukung kesehatan diantaranya administrasi, logistik, dan koordinator kesehatan.

Nantinya, tim kesehatan dari Kemenkes akan bergantung dengan 39 tenaga medis dari TNI, Polri dan BNPB sebagai Emergency Medical Team (EMT). Dengan demikian total tenaga medis yang akan diberangkatkan ke Turki dan Suriah sebanyak 104 orang.

4 dari 4 halaman

2 Pesawat Bawa Bantuan Kemanusiaan Gelombang Pertama Indonesia Tiba di Turki

Bantuan Indonesia untuk korban gempa Turki telah tiba.

Gelombang pertama misi kemanusiaan Pemerintah Indonesia untuk penanganan pasca gempa bumi di Turki, tiba di Bandara Adana, Turki pada Minggu 12 Februari 2023. Misi tersebut dibawa dengan 2 pesawat TNI AU yang tiba pada dua waktu yang berbeda.

Pendaratan bantuan kemanusiaan Indonesia yang pertama pada pukul 10.05 waktu setempat dengan B 737-400 membawa 47 personel Medium Urban SAR BASARNAS (MUSAR Inasar) dan perlengkapan ringan. Sementara itu, pendaratan bantuan kedua pada pukul 17.00 waktu setempat dengan Hercules C-130 membawa perlengkapan berat dan bantuan kemanusiaan dari Kementerian Pertahanan.

"Setelah menurunkan penumpang dan muatan, pesawat pertama langsung terbang kembali ke Indonesia. Sementara pesawat kedua, setelah bongkar muat langsung terbang ke Ankara untuk istirahat dan pergantian crew", terang Kolonel Amir Ali Akbar, Atase Pertahanan yang ditugaskan KBRI Ankara untuk mengkoordinasikan pendaratan seluruh gelombang penerbangan dalam keterangan tertulis dari KBRI Ankara yang diterima Senin (13/2/2023).

Setiba di Bandara Sakirpasa Adana yang merupakan pusat debarkasi seluruh bantuan kemanusiaan yang datang dengan pesawat, tim langsung mendapatkan pembekalan awal oleh Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, dan Koordinator Misi dari BNPB, Bambang Surya Putra.

Pihak Badan Penanggulangan Bencana Turki (AFAD) memberikan dukungan penuh sehingga seluruh proses pendaratan, perizinan, imigrasi serta bea cukai berjalan lancar.

Segera setelah pendaratan pesawat pertama, seluruh personel INASAR langsung menuju ke daerah operasi yang telah ditentukan AFAD, yaitu di Antakya, Provinsi Hatay. Setiba di Antakya Tim INASAR langsung melakukan koordinasi dengan Kantor PBB untuk Kemanusiaan yang ada di Antakya.

Gelombang pertama misi kemanusiaan Indonesia untuk penanggulangan gempa di Turki ini akan disusul gelombang kedua pada 14 Februari 2023 dan Gelombang Ketiga pada tanggal 19 Februari 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.