Sukses

Korea Utara Mengutuk Bantuan Tank Amerika Serikat untuk Ukraina

Korea Utara menegaskan akan selalu berdiri di sisi yang sama dengan Rusia.

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara pada Jumat (27/1/2023), mengutuk keputusan Amerika Serikat (AS) untuk memasok 31 tank tempur M1 Abrams ke Ukraina.

"Pemerintahan Joe Biden telah melintasi garis merah lebih jauh dengan mengirimkan tank utamanya ke Ukraina dan keputusan tersebut mencerminkan niat mengerikan untuk mewujudkan tujuan hegemoninya dengan memperluas perang proksi lebih lanjut untuk menghancurkan Rusia," ungkap adik perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, seperti dikutip dari AP, Sabtu (28/1).

Lebih lanjut, Kim Yo Jong menuturkan bahwa AS adalah penjahat terampil yang menimbulkan ancaman serius dan tantangan terhadap keamanan strategis Rusia dan mendorong situasi regional ke fase saat ini.

"Saya tidak ragu bahwa perangkat keras militer apa pun yang dibanggakan oleh AS dan Barat akan terbakar berkeping-keping di hadapan semangat tempur yang gigih serta kekuatan tentara dan rakyat Rusia yang heroik," kata Kim Yo Jong seraya menambahkan bahwa Korea Utara akan selalu berdiri di sisi yang sama dengan Rusia.

Pyongyang telah menyalahkan Washington atas perang di Ukraina, menekankan bahwa kebijakan hegemoni Barat memaksa Rusia untuk mengambil tindakan militer demi melindungi kepentingan keamanannya.

Sementara itu, AS menuduh Korea Utara mengirimkan persediaan besar peluru artileri dan amunisi lainnya ke Rusia untuk mendukung serangan di Ukraina. Namun, Pyongyang telah berulang kali membantah klaim tersebut.

Korea Utara adalah satu-satunya negara selain Rusia dan Suriah yang mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, dua daerah separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur. Pyongyang mengisyaratkan rencana untuk mengirim pekerja ke sana dalam rangka membantu upaya pembangunan kembali wilayah itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

AS dan Jerman Sepakat Kirimkan Tank

Pernyataan Kim Yo Jong muncul setelah Presiden Biden pada Rabu (25/1) mengumumkan akan mengirimkan tank ke Ukraina. Keputusan Biden itu membalikkan argumen Washington selama berbulan-bulan bahwa tank mereka terlalu sulit untuk dioperasikan dan dijaga pasukan Ukraina.

Keputusan AS untuk mengirimkan tank ke Ukraina mengikuti jejak Jerman, yang akan mengirimkan 14 tank Leopard 2A6 dari stoknya sendiri.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Kamis (26/1) mengatakan bahwa 12 negara kini telah bergabung dengan apa yang disebutnya "koalisi tank".

Zelensky tidak hanya mendesak pengiriman tank yang cepat, namun jumlah yang signifikan. Selain tank, ia juga membujuk Barat untuk mengirimkan bantuan rudal jarak jauh dan jet tempur.

Penasihat menteri pertahanan Ukraina Yuriy Sak menegaskan agar tank menjadi "pengubah permainan" di medan perang maka dibutuhkan 300 hingga 400 unit.

"Semakin cepat kita mengalahkan Rusia di medan perang menggunakan senjata Barat, semakin cepat kita dapat menghentikan teror rudal ini dan memulihkan perdamaian,” kata Yuriy Sak.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, pengiriman tank ke Ukraina akan membuat perbedaan besar atas kemampuan negara itu memenangkan perang. Dia juga memperingatkan bahwa Rusia sedang merencanakan serangan baru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.