Sukses

Laporan Terbaru MH370: Pesawat Memang Sengaja Dijatuhkan?

Misteri jatuhnya MH370 masih berlanjut di akhir 2022.

Liputan6.com, Antananarivo - Pesawat MH370 dan 298 penumpangnya menghilang pada 8 Maret 2014. Penyebab hilangnya MH370 masih misterius, namun peneliti mulai menemukan petunjuk baru.

Pensiunan insinyur aerospace Inggris, Richard Godfrey, merilis laporan terbaru berdasarkan puing yang baru ia temukan dari seorang nelayan. Puing itu diduga bagian dari pintu trunnion gear pendaratan utama (main landing gear trunnion door).

Godfrey menemukan puing terbaru itu di Pantai Selatan Semenanjung Antsiraka di Madagaskar. Puing itu ditemukan oleh nelayan pada 2017 setelah terjadi badai.

Sebelumnya, ada empat puing MH370 yang juga pernah ditemukan di lokasi tersebut.

<p>Richard Godfrey dan puing MH370 di Madagaskar. Dok: www.mh370search.com</p>

"Benda puing itu hampir yakin berasal dari MH370 dan mirip dengan barang puing-puing lainnya yang mengambang di Samudera Hindia Barat dan kemudian ditunjukkan berasal dari sebuah Boeing 777 atau secara spesifik dari Boeing 777-200ER dengan registrasi 9M-MRO yang digunakan untuk penerbangan nomor MH370," tulis Richard Godfrey di situs MH370search.com, dikutip Sabtu (17/12/2022).

Berdasarkan analisis Godfrey, kerusakan pada puing pintu landing gear tersebut menandakan pesawat menukik dengan cepat supaya hancur lebur. Pilot yang membawa pesawat diduga aktif terlibat.

"Kecelakaan MH370 sama sekali bukan pendaratan halus di samudera," tulis Godfrey.

"Analisis pakar menunjukkan bahwa flaps tersebut tidak dibuka secara parsial sebagaimana kasus pendaratan laut. Kemungkinan realistisnya bahwa landing gear diturunkan menunjukkan bahwa seorang pilot aktif dan adanya upaya untuk memastikan pesawat tenggelam secepatnya usai benturan," ujarnya.

Meski puing tersebut menunjukkan bagaimana pesawatnya terjaduh, Godfrey tidak menyebut siapa sebenarnya yang menerbangkan pesawat tersebut sehingga terjatuh.

"Kami tidak bisa menjelaskan siapa yang menerbangkan pesawatnya atau mengapa. Diharapkan bahwa barang puing ini akan melalui pemeriksaan profesional dan analisis agar membawa identifikasi dan asal dari benda itu," ujar Godfrey.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berbagai Teori

Akhir tahun lalu, ada teori bahwa MH370 jatuh di hutan Kamboja. Hal itu berdasarkan klaim dari perusahaan aerospace, Unicorn Aerospace. Namun, pakar penerbangan meragukan hal tersebut. 

Pengamat penerbangan dan founder Aero Indo Magazine, Arista Atmadjati, juga tidak percaya dengan klaim dari Unicorn Aerospace. Arista menilai jika pesawatnya jatuh di darat, maka seharusnya sudah ketemu oleh satelit sejak lama.

"Kalau jatuh di darat, itu gampang deteksi. Satelit di dunia ini ada berapa? Indonesia saja punya citra satelit sendiri, mungkin kalau jatuh di darat, citra satelit bisa baca," jelas Arista kepada Liputan6.com pada Desember 2021.

Ia berkata satelit bahkan bisa mendeteksi apa yang ada di bawah tanah. Apabila MH370 jatuh di hutan, ia menilai dalam sebulan bisa ditemukan.

"Kayak satelit untuk cari minyak. Minyak itu kan dalam tanah. Itu kan kelihatan kandungan minyak, kandungan emas, dari satelit juga tahu. Apalagi kalau cuman dihalangin pohon. Lebih mudah karena tidak di dalam tanah. Di dalam tanah saja satelit bisa lihat juga," ujarnya.

Arista menjelaskan bahwa pesawat yang jatuh di dalam laut susah dilacak akibat efek pusaran bawah laut. Akibatnya, pesawat menjadi porak-poranda. 

Ia mencontohkan ketika ada bagian dari pesawat MH370 yang pernah ketemu di Madagaskar.

"Ya memang kalau di laut begitu. Porak-poranda. Ke sana-kemari. Jadi satelit juga bingung, apalagi kalau di bawah kena pusaran itu bisa pindah-pindah," ungkapnya. 

Arista pun mempertanyakan motif dari pihak yang menyebut bahwa pesawat MH370 jatuh di Kamboja.

Pasalnya, selain ada teknologi satelit, jika pesawat jatuh di darat maka kemungkinan warga setempat yang berburu di hutan tersebut pasti bisa menemukannya. 

3 dari 3 halaman

Teori Laut Burma

Sebelum pemberitaan mengenai dugaan lokasi tumbukan MH370 di pedalaman hutan Kamboja, pada Oktober 2018 maskapai Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 itu pernah diklaim jatuh di Laut Burma. 

Seorang detektif amatir Inggris mengklaim dia melihat puing-puing MH370 di laut Burma setelah menjelajahi Google Earth.

Diambil dari Google Earth, objek tersebut tampaknya berbentuk seperti pesawat besar, memicu teori liar bahwa itu mungkin pesawat yang telah lama hilang, demikian dikutip dari The Sun, Rabu (22/12).

Meski demikian, puing-puing pesawat tersebut sudah ditemukan di perairan Madagaskar.

MH370 menghilang pada Maret 2014 dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing dengan 239 orang di dalamnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.