Sukses

Vladimir Putin Dianggap Tak Tulus dalam Diskusi Damai dengan Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin dinilai tidak tulus dalam pembicaraan damainya dengan Ukraina.

Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin tidak tulus tentang pembicaraan damai dengan Ukraina saat ini, kata seorang diplomat tinggi AS pada Sabtu (3 Desember) setelah bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy dan pejabat senior Ukraina lainnya di Kyiv.

Dilansir Channel News Asia, Minggu (4/12/2022), Wakil Menteri Urusan Politik AS Victoria Nuland mengunjungi Ukraina untuk menunjukkan dukungan pada saat Rusia berusaha menghancurkan infrastruktur energi negara itu.

"Diplomasi jelas merupakan tujuan semua orang, tetapi Anda harus memiliki mitra yang bersedia," katanya kepada wartawan.

"Dan sangat jelas, apakah itu serangan energi, apakah itu retorika dari Kremlin dan sikap umum, bahwa Putin tidak tulus atau siap untuk itu."

Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Kamis bahwa dia siap untuk berbicara dengan Putin jika pemimpin Rusia itu tertarik untuk mengakhiri perang. Namun gagasan itu mati dengan cepat ketika Kremlin mengatakan Barat harus mengakui aneksasi yang diumumkan Moskow atas empat wilayah Ukraina.

Reaksi dari Rusia ini, kata Nuland, menunjukkan "betapa tidak seriusnya mereka".

Nuland juga bertemu Andriy Yermak, kepala kantor Zelenskyy, yang menyatakan terima kasih atas bantuan miliaran dolar yang telah diberikan Washington ke Ukraina.

"Kemenangan Ukraina, yang kami yakini, akan menjadi kemenangan bersama kami," kantor Zelenskyy mengutip ucapannya kepada Nuland.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Targetkan Warga Sipil

Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan Moskow sengaja menargetkan warga sipil.

“Dengan kekejaman yang disengaja, Rusia menempatkan warga sipil dan sasaran sipil dalam pengawasannya,” katanya kepada Forum Pertahanan Nasional Reagan di Simi Valley, California.

"Serangan Rusia telah menyebabkan kematian anak-anak, sekolah hancur, dan rumah sakit hancur."

3 dari 4 halaman

Rusia Larang Warganya Bergosip Soal Militer Usai Alami Kemunduran di Ukraina

Sementara itu, otoritas Rusia melarang diskusi publik tentang berbagai subjek militer, meskipun bukan hal-hal yang bersifat rahasia negara.

Perintah ini berisi 60 poin dan tertuang pada Layanan Keamanan Federal (FSB), mulai berlaku 1 Desember 2022.

Aturan ini berlaku lantaran Rusia mulai loyo di Ukraina serta ada sejumlah kemunduran dalam aktivitas militer.

Di antara topik yang dilarang untuk didiskusikan adalah struktur dan ukuran Angkatan Bersenjata Rusia.

Area terlarang lainnya yang tak boleh dibahas adalah soal senjata, pengerahan dan pelatihan pasukan, serta moral pasukan.

4 dari 4 halaman

Topik Diskusi yang Dilarang

Topik mobilisasi dan pertahanan sipil juga dilarang untuk didiskusikan secara terbuka, begitu pula penilaian dan prakiraan situasi militer dan strategis Rusia.

Daftar FSB mencerminkan larangan tahun lalu untuk berbagi informasi non-rahasia di industri pertahanan dan ruang angkasa Rusia.

Kemudian direvisi bulan lalu untuk memasukkan informasi tentang transportasi personel militer dan konstruksi militer yang sedang berlangsung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.