Sukses

Putin Ulang Tahun Ke-70, Belarus Beri Hadiah Traktor

Dalam pertemuan pemimpin negara-negara bekas Uni Soviet yang bertepatan dengan hari ulang tahun Putin ke-70, Presiden Belarus memberikan hadiah unik, sebuah traktor, Jumat, 7 Oktober 2022.

Liputan6.com, Moskow - Di tengah kaosnya Rusia dalam perang Ukraina, Presiden Rusia Vladimir Putin mendapat hadiah yang tidak biasa untuk ulang tahunnya yang ke-70, Jumat, 7 Oktober 2022, yakni sebuah traktor.

Dilansir dari laman AP News, saat para pemimpin beberapa negara bekas Uni Soviet bertemu di Istana Konstantin era Czarist di St. Petersburg, Rusia, Presiden Alexander Lukashenko dari Belarus memberi Putin sertifikat hadiah untuk kendaraan tersebut.

Traktor memang telah menjadi kebanggaan industri Belarus sejak zaman Soviet.

Lukashenko, seorang pemimpin otokratis yang telah memerintah negara bekas Soviet dengan tangan besinya selama hampir tiga dekade.

Mengembangkan citra seorang pemimpin di hadapan rakyatnya, Lukashenko mengatakan kepada wartawan, model traktor yang dia gunakan di kebunnya mirip dengan yang dia berikan kepada Putin.

Menurut kantor Lukashenko, tidak jelas bagaimana pemimpin Rusia itu menanggapi hadiah unik tersebut.

Putin tidak menyebutkan hadiah itu dalam sambutannya di televisi pada awal pertemuan ketika dia berbicara tentang perlunya membahas cara-cara untuk menyelesaikan konflik antara negara-negara bekas Soviet.

Putin menekankan perlunya pertukaran informasi untuk memerangi terorisme, obat-obatan terlarang dan kejahatan lainnya.

Para pemimpin Commonwealths of Independent States -- aliansi negara-negara bekas Soviet, akan mengadakan pertemuan lain untuk dihadiri minggu depan di ibukota Kazakhstan, Astana.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pejabat Rusia Minta Vladimir Putin Mundur Usai Dinilai Kalah dari Ukraina

Bersamaan dengan bertambahnya usia, bukannya mendapatkan kabar baik, Putin justru mendapatkan kabar buruk tentang pasukannya di Ukraina. Sejak pertengahan September, posisi Rusia dalam perang Ukraina terus tersudut.

Bahkan, para pejabat Rusia meminta Presiden Vladimir Putin untuk mengundurkan diri di tengah meningkatnya kerugian dalam invasinya ke Ukraina. Ini bisa menjadi sebuah tanda frustrasi yang langka ketika Kremlin menindak perbedaan pendapat.

Dilansir dari News Week, Rabu (14/9/2022), pemimpin Rusia melancarkan invasi ke negara Eropa Timur lebih dari enam bulan lalu pada 24 Februari.

Para pejabat Rusia berharap militer besar mereka akan membawa mereka ke kemenangan cepat, tetapi Ukraina menghadapi mereka dengan upaya pertahanan yang kuat yang didukung oleh bantuan dari sekutunya termasuk Amerika Serikat. Ini telah mencegah Kremlin mencapai tujuan utamanya.

Dalam beberapa pekan terakhir, Ukraina telah melakukan serangan di daerah dekat Kherson dan Kharkiv, merebut kembali lebih dari 1.000 mil wilayah yang sebelumnya diduduki.

Serangan balasan Kharkiv mengejutkan Moskow, dan kemenangan Ukraina memaksa pasukan Rusia mundur dari kota-kota utama seperti Izyum selama akhir pekan. Beberapa pendukung Rusia menggambarkan situasi ini sebagai hari perang yang paling "sulit".

Kerugian ini tampaknya mengarah pada peningkatan perbedaan pendapat terhadap Putin.

Tiga puluh lima deputi kota Rusia menandatangani petisi menuntut dia untuk mengundurkan diri dari kantor karena "bahaya" yang ditimbulkan ke Rusia akibat invasi. Hal ini diungkapkan oleh Ksenia Tortstrem pada Senin (12/9), yang menjabat sebagai wakil kota di wilayah Kota Smolninskoye, St. Petersburg.

3 dari 4 halaman

Kala Presiden Vladimir Putin Menyiratkan Kekalahan Rusia di Ukraina

Sementara itu, bertepatan dengan ulang tahunnya, tanda-tanda kekalahan Rusia semakin jelas.

Baru-baru ini, Putin menyiratkan mengakui parahnya kekalahan militer Rusia di Ukraina.

Namun, ia bersikeras bahwa Rusia akan "menstabilkan" situasi di empat wilayah Ukraina yang diklaimnya secara ilegal sebagai wilayahnya sendiri minggu lalu.

Melansir laman The Guardian, Jumat (7/10/2022), Rusia telah menderita kerugian yang signifikan selama dua dari empat wilayah tersebut sejak Jumat 30 September ketika Vladimir Putin menandatangani perjanjian untuk memasukkan wilayah Ukraina ke Rusia dengan paksa.

Peresmian itu dilakukan bersama para pejabat dengan mengatakan bahwa pasukan mereka "berkumpul kembali".

"Kami bekerja dengan asumsi bahwa situasi di wilayah-wilayah baru akan stabil," kata Putin kepada guru-guru Rusia selama panggilan video yang disiarkan televisi.

Dengan kemajuan Ukraina di Timur dan Selatan, pasukan Rusia telah mundur di bawah tekanan di kedua perbatasan.

Pasukan Rusia juga dihadapkan pada pasukan Ukraina yang bergerak cepat dan gesit yang dipasok dengan sistem canggih yang dipasok dari Barat.

Ketika pasukan Rusia telah mundur, mereka telah meninggalkan kota-kota yang hancur yang pernah diduduki.

Di Kota Lyman yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina pada Minggu 1 Oktober, lebih dari 50 kuburan telah ditemukan, beberapa ditandai dengan nama-nama dan yang lain dengan angka.

Komentar Putin muncul di tengah-tengah komentar yang semakin suram dari koresponden perang Rusia dan pengamat militer, atas parahnya situasi yang telah menyaksikan penarikan besar-besaran dari wilayah Kharkiv.

Hal tersebut karena hilangnya kota strategis Lyman pada dan kemajuan Ukraina di wilayah Kherson.

4 dari 4 halaman

Jembatan Krimea yang Vital bagi Rusia Dihantam Ledakan, Vladimir Putin Cemas

Kecemasan Putin masih berlanjut. Jembatan yang menghubungkan Krimea ke Rusia terbakar pada Sabtu pagi dan menyebabkan lalu lintas terhenti.

Jembatan Kerch, sepasang jembatan paralel untuk jalan dan jalur kereta api, adalah rute pasokan utama bagi Rusia yang dibangun setelah pencaplokan Krimea pada 2014, Anadolu Ajansi mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (9/10/2022).

Rekaman dan gambar yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan bahwa bagian jalan runtuh dan gerbong kereta api terbakar di jembatan terpanjang di Eropa itu.

Sebuah ledakan besar terdengar sebelum kebakaran besar terjadi, menurut saksi mata dan rekaman video.

Layanan kereta api ke Krimea untuk sementara dihentikan setelah ledakan dan penjualan tiket dihentikan sementara, menurut Russian Railways.

Pihak berwenang juga membatalkan perjalanan bus dari Krimea.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan pembentukan komisi negara untuk menyelidiki insiden tersebut, menurut laporan kantor berita resmi TASS berdasarkan keterangan Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Oleg Kryuchkov, seorang penasihat kepemimpinan Krimea, mengatakan di Telegram bahwa tangki penyimpanan bahan bakar telah terbakar, menurut laporan awal.

"Terlalu dini untuk berbicara tentang penyebab dan konsekuensinya. Pemadaman api sedang berlangsung," kata dia.

(Reporter: Safinatun Nikmah)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.