Sukses

Daftar Raja, Ratu, Sultan, dan Kaisar yang Akan Hadir Pemakaman Ratu Elizabeth II

Ratu Belanda, Raja Yordania, hingga Kaisar Jepang akan hadiri pemakaman Ratu Elizabeth II.

Liputan6.com, London - Para raja, ratu, dan kaisar dari berbagai negara dipastikan hadir di pemakaman Ratu Elizabeth II. Mereka datang dari Eropa, Timur Tengah, hingga Jepang. 

Ratu Elizabeth II akan dikebumikan di Windsor Castle pada hari ini, Senin (19/9/2022). 

Berdasar informasi yang dihimpun Liputan6.com, berikut daftar raja, ratu, dan kaisar yang sudah dikonfirmasi hadir di pemakaman Ratu Elizabeth II berdasarkan situs resmi kerajaan dan pemerintahan, Euronews, CNN, dan Gulf Business:

- Raja Harald V dan Ratu Sonja dari Norwegia

- Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima dari Belanda (Mantan Ratu Belanda, Beatrix, juga akan hadir)

- Pangeran Albert II dan Putri Charlene dari Monaco 

- Emperor Naruhito dan Empress Masako dari Jepang

- Raja Philippe dan Ratu Mathilde dari Belgia

- Raja Abdullah II dari Yordania (Ratu Rania juga ikut ke London)

- Ratu Margrethe II dari Denmark (Putra Mahkota Pangeran Frederik dan istri akan hadir)

- Ratu Felipe VI dan Ratu Letizia dari Spanyol (Mantan Raja Spanyol, Juan Felipe, akan hadir)

- Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei 

- Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchuck dari Bhutan

- Sultan Abdullah dari Pahang, Malaysia

- Adipati Agung Henri dari Luksemburg

- Pangeran Alois dari Liechtenstein

- Pangeran Moulay Hassan dari Maroko 

- Sultan Haitham bin Tariq dari Oman 

- Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani dari Qatar

- Raja Tupou VI dari Tonga

Penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum juga dilaporkan sudah berada di London dan telah bertemu Raja Charles III.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

10.000 Lebih Polisi Dikerahkan

Pemakaman Ratu Elizabeth II, satu-satunya pemimpin monarki yang paling banyak dikenal sebagian besar warga Inggris, melibatkan operasi keamanan terbesar yang pernah ada di London.

Wali Kota Sadiq Khan, mengutip AP News, Senin (19/9/2022), mengatakan pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth II pada hari Senin (19/9) merupakan salah satu tantangan keamanan yang “belum pernah terjadi sebelumnya”, pasalnya ada ratusan ribu orang yang akan memadati pusat kota London dan daftar tamu pemakaman yang terdiri dari 500 kaisar, raja, ratu, presiden, perdana menteri, dan para pemimpin lainnya dari seluruh dunia.

"Sudah puluhan tahun sejak para pemimpin dunia sebanyak ini berada di satu tempat," kata Khan. "Ini belum pernah terjadi sebelumnya ... sehubungan dengan berbagai hal yang sedang kami tangani."

"Mungkin akan ada orang yang dengan sengaja membahayakan seseorang atau pemimpin dunia kita nanti," ungkap Khan kepada The Associated Press.

"Jadi kami bekerja sangat keras dari mulai polisi, layanan keamanan, dan masih banyak lainnya. Untuk memastikan pemakaman kenegaraan ini sukses."

Wakil Asisten Komisioner Polisi Metropolitan Stuart Cundy mengatakan operasi kepolisian yang "sangat kompleks" ini adalah yang terbesar dalam sejarah kepolisian London, melebihi Olimpiade London 2012.

Lebih dari 10.000 petugas polisi akan bertugas pada hari pemakaman kenegaraan Ratu Elizabeth II. Selain polisi London, akan ada bala bantuan dari 43 pasukan polisi Inggris. Selain itu, ada ratusan sukarelawan marshal dan anggota Angkatan bersenjata juga yang bertindak sebagai penjaga di sepanjang rute prosesi pemakaman kenegaraan.

Mereka merupakan bagian yang paling terlihat dari operasi keamanan yang dijalankan dari pusat kendali berteknologi tinggi di dekat Lambeth Bridge, tidak jauh dari Parlemen.

3 dari 4 halaman

Ratu Elizabeth II Ikut Susun Rencana Pemakamannya

Prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II yang berlangsung pada hari ini, Senin (19/9/2022) ternyata sudah sejak lama dipikirkan sang mendiang. Dilansir dari BBC, semasa hidupnya, ibunda Raja Charles III ini bahkan sempat membuat sejumlah permintaan khusus untuk pemakamannya.

Salah satu permintaan khususnya, adalah lagu berkabung yang dilantunkan oleh peniup seruling dalam prosesi pemakaman Ratu Elizabeth II. 

Di sisi lain mantan Uskup Agung York, Dr John Sentamu, juga sempat mengungkapkan keinginan Ratu Elizabeth tentang pemakamannya sendiri.  

"Ratu tidak menginginkan apa yang Anda sebut kebaktian yang panjang dan membosankan," kata dia dalam sebuah wawancara di acara Sunday with Laura Kuenssberg, seperti dilansir dari Insider.

Dr John Sentamu menegaskan bahwa prosesi ini akan berlangsung secara khidmat, jauh dari kata membosankan. “Anda tidak akan merasakan kebosanan, Anda akan terangkat ke kemuliaan saat mendengar kebaktiannya,” tuturnya. 

Tak hanya itu, ia juga mengungkap bahwa Ratu Elizabeth II telah menyusun rencana pemakamannya sejak sangat lama. Pria yang menjabat sebagai Uskup Agung York pada 2005-2021 ini mengungkap telah terlibat dalam penyusunan rencana prosesi pemakaman sang Ratu selama 17 tahun terakhir.

4 dari 4 halaman

Daftar Negara Tak Diundang

Pemakaman Ratu Elizabeth II pada Senin 19 September 2022 di Westminster Abbey, London akan menjadi salah satu pertemuan terbesar bangsawan dan politikus yang diselenggarakan di Inggris selama beberapa dekade.

Mengutip BBC, Minggu (18/9), undangan telah dikirimkan selama akhir pekan untuk 500 kepala negara dan pejabat asing. 

Perwakilan dari Suriah, Venezuela dan Afghanistan belum diundang, lapor wartawan BBC James Landle. Ini karena Inggris tidak memiliki hubungan diplomatik penuh dengan negara-negara tersebut.

Tak seorang pun dari Rusia, Belarusia, dan Myanmar juga diundang.

Hubungan diplomatik antara Inggris dan Rusia telah runtuh sejak invasi Rusia ke Ukraina, dan juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia "tidak mempertimbangkan" menghadiri pemakaman, meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim twit ucapan selamatnya atas kenaikan takhta Raja Charles III.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko merupakan sekutu dekat Presiden Putin.

Korea Utara (DPRK) dan Nikaragua diundang namun hanya untuk mengirim duta besar, bukan kepala negara.

Myanmar tidak akan diundang, menyusul kudeta di negara itu tahun lalu. Inggris telah secara signifikan mengurangi kehadiran diplomatiknya di Myanmar sejak kudeta militer tahun lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.