Sukses

25 April 1782: Kelahiran Maria Amalia Sang Ratu Terakhir Prancis

Maria Amalia menjadi ratu terakhir Prancis sebelum Prancis menjadi Republik dan Kekaisaran.

Liputan6.com, Paris - 26 April 1762 adalah tanggal kelahiran dari ratu terakhir Prancis, yaitu Maria Amalia. Ia adalah putri kelahiran Italia. Ayahnya adalah Ferdinand I dari Dua Sisilia, sementara ibunya adalah Ratu Maria Carolina.

Melalui ibunya, Maria Amalia adalah cucu dari Kaiserin (Kaisar Wanita) Maria Theresia yang menguasai Kekaisaran Suci Romawi. Maria Amalia menjadi ratu lewat pernikahannya dengan Raja Louis Philippe I yang menjadi raja pada 1830.

Situs history.info mencatat bahwa Maria Amalia adalah sosok yang dermawan dan menyisihkan sejumlah besar hartanya untuk amal. 

Kehidupan Maria Amalia sangat berbeda dari tantenya, yakni Ratu Marie Antoinette, yang terkenal atas hidupnya yang mewah. Maria Amalia juga dikenal sebagai seorang Katolik yang taat. 

Maria Amalia lolos dari hukuman mati di tengah revolusi. Ia mengungsi ke Inggris dan diterima oleh Ratu Victoria.

Ratu Terakhir

Marie Antoinette dihukum penggal dengan guillotine dan menjadi ratu terakhir Prancis sebelum Revolusi Prancis pada tahun 1793. Revolusi Prancis itu melahirkan Republik Prancis yang Pertama, namun monarki kembali berkuasa pada 1830 dan Maria Amalia menjadi ratu.

Ia menjadi ratu (reine) Prancis yang terakhir sebelum Revolusi Februari 1848. 

Prancis berubah menjadi Republik yang Kedua usai revolusi 1848. Namun, Napoleon I mengubah negara menjadi kekaisaran, sehingga istri Napoleon I lantas menjadi kaisar wanita (impératrice).

Posisi impératrice yang terakhir dipegang oleh istri Napoleon III, yaitu Eugénie de Montijo, sebelum Prancis kembali berubah menjadi republik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menang Pilpres Prancis 2022, Emmanuel Macron: Vivle la Republique!

Presiden Emmanuel Macron memenangkan pilpres 2022 di Prancis. Capres petahana Prancis itu berhasil mengalahkan politikus sayap kanan Marion Anne Perrine Le Pen (Marine Le Pen) yang terkenal nasionalis, anti-Uni Eropa, dan anti-hijab. 

Kemenangan Macron diumumkan pada Minggu malam (24/4) waktu setempat.

"Vivle la Republique! (Hidup Republik!)" ujar Presiden Macron dalam orasi kemenangan di Paris.

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Prancis sejauh ini, Senin (25/4/2022), Emmanuel Macron meraih 17,3 juta suara dengan total 57,28 persen. Marine Le Pen mendapat 12,9 juta suara atau 42,72 persen. 

Sampai perhitungan 78 persen suara di Paris, Emmanuel Macron tercatat menang besar di ibu kota. Ia telah meraih lebih dari 80 persen suara.

Kedua kandidat tercatat sama-sama kuat di departemen Alpes-Maritimes yang merupakan lokasi dari kota Cannes, lokasi festival film internasional di Prancis.

Marine Le Pen menjadi capres melalui partai Rassemblement national (RN) yang didirikan oleh ayahnya, Jean Marie Le Pen. Emmanuel Macron berasal dari partai La République En Marche ! (LREM) yang memiliki aliran liberal dan pro-Uni Eropa. 

Pada pemilu 2022, ada total12,6 juta warga yang memilih. Tota pemilih ada 33,1 juta orang, namun sekitar 2,8 juta suara dinyatakan tidak sah.

Merayakan Kemenangan di Hadapan Eiffel 

Kubu Presiden Macron tampak telah merayakan kemenangan di Paris dan Macron menyampaikan orasi kemenangannya. Berlatar Menara Eiffel, seorang penyanyi wanita menyanyikan lagu nasional La Marseillaise.

Allons enfants de la Patrie, Le jour de gloire est arrivé ! (Bangkitlah anak-anak Patriot, hari kemenangan telah tiba), demikian pembuka lagu tersebut.

3 dari 4 halaman

Pemimpin Dunia Sambut Kemenangan Macron

Emmanuel Macron meraih kemenangan di pilpres Prancis 2022. Capres petahana itu mengalahkan politikus Marine Le Pen dengan selisih suara sekitar 5,5 juta. 

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri Prancis, Senin (25/4), Presiden Macron meraih 18,7 juta suara dan Marine Le Pen mendapat 13,2 juta. 

Suara Presiden Emmanuel Macron naik sekitar 9 juta suara dibanding putaran pertama (9,7 suara). Suara Marine Le Pen hanya naik sekitar 5 juta suara.

Presiden Macron mendapat dukungan dari para capres lain yang kalah, seperti Valerie Pecresse yang mengaku terlilit utang usai kalah pilpres, serta Wali Kota Paris Anne Hidalgo yang kalah di putaran pertama turut melempar dukungan ke Presiden Macron.

Para pemimpin dunia memberikan selamat kepada kemenangan Presiden Macron di pilpres ini. 

"Selamat kepada @EmmanuelMacron atas terpilih kembali. Prancis adalah sekutu tertua kami dan partner kunci dalam merespons tantangan-tantangan global. Saya menantikan kerja sama dekat kita, termasuk mendukung Ukraina, mempertahankan demokrasi, dan melawan perubahan iklim," tulis akun Twitter resmi presiden AS @POTUS.

Ucapan selamat juga diberikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang memberikan ucapan dengan Bahasa Prancis. 

"Selamat kepada @EmmanuelMacron, sahabat sejati Ukraina, atas terpilihnya kembali," ujar Zelensky. 

"Saya menghargai dukungan anda dan saya percaya bahwa kita berjalan bersama menuju kemenangan baru. Menuju Eropa yang kuat dan bersatu!" tulis Presiden Ukraina.

4 dari 4 halaman

Temps Incertains

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengirim pernyataan yang cukup panjang terhadap kemenangan Presiden Macron. Atas nama Kanada, ia memberikan ucapan selamat kepada Presiden Macron. 

"Atas nama Pemerintah Kanada, saya memberikan selamat kepada Presiden Emmanuel Macron atas terpilihnya kembali. Kanada dan Prancis adalah sahabat dekat, sekutu, dan partner. Hubungan kita berakar selama berabad-abad dalam sejarah bersama. Kita bekerja sama dengan erat di forum-forum internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, North Atlantic Treaty Organization (NATO), G7, dan G20," tulis PM Trudeau dalam situs resmi PM Kanada.

Pernyataan Trudeau dibuat versi Bahasa Prancis dan Inggris. PM Trudeau memberikan pesan untuk melawan invasi ilegal yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina. 

Beberapa isu yang dianggap Trudeau penting bagi kedua negara adalah mempertahankan demokrasi, HAM, dan sistem internasional untuk mencegah "invasi ilegal, tak diprovokasi, dan tak terjustifikasi terhadap Ukraina oleh Rusia.

PM Trudeau berkata saat ini merupakan "temps incertains" (waktu ketidakpastian) sehingga hubungan antara kedua negara menjadi prioritas dan bersifat absolut. 

"Kanada dan Prancis akan terus bekerja sama untuk mempertahankan nilai-nilai bersama dan membangung masa depan sejahtera bagi masyarakat kedua negara," tulis PM Trudeau.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.