Sukses

Gabungan Influenza dan Virus Corona, Begini Penjelasan Lengkap Soal Florona

Florona merupakan penyakit gabungan antara influenza dan COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kekhawatiran Omicron mengambil alih varian Delta COVID-19, Israel, pada 31 Desember 2021, mengumumkan kasus pertama penyakit Florona, yang merupakan infeksi ganda COVID-19 dan influenza.

Dilansir dari Business Insider, Selasa (4/1/2022), COVID-19 dan influenza (flu) keduanya adalah penyakit pernapasan menular yang berbeda dan memiliki beberapa gejala yang serupa.

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada seorang wanita yang melahirkan minggu ini di Israel dan juga tidak divaksinasi COVID-19, sesuai laporan media.

Florona adalah kombinasi flu dan Coronavirus dan infeksi ganda COVID-19. Ini bukan penyakit yang baru ditemukan dan disebabkan oleh virus yang berbeda. Ada beberapa perbedaan dalam mengevaluasi siapa yang paling rentan terhadap penyakit parah, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Florona bukan varian atau mutan lain dari COVID-19. Ketika virus flu dan Virus Corona hadir dalam tubuh secara bersamaan, itu dianggap sebagai penyakit Florona.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gejala Florona

Baik flu dan COVID-19 adalah penyakit yang menyerang sistem pernapasan dan keduanya memiliki gejala yang kurang lebih sama.

Menurut WHO, gejala flu dan COVID-19 dapat bervariasi dari orang ke orang, namun, beberapa gejala umum telah terdeteksi di seluruh dunia adalah kehilangan rasa dan bau, dingin dan batuk, sesak napas dan kehilangan selera makan dan sakit dada terus menerus. 

Baik COVID-19 maupun flu menyebar ketika partikel aerosol yang terkontaminasi virus dilepaskan oleh orang yang terinfeksi saat batuk, berbicara, atau bersin dan orang yang sehat menghirup udara yang terinfeksi itu.

Biasanya dibutuhkan sekitar 2 hingga 10 hari untuk gejala muncul setelah terinfeksi virus dan risiko penyebaran virus ke orang lain lebih besar pada hari-hari awal, menurut laporan Times of India.

3 dari 3 halaman

Infografis Rekomendasi IDAI & Ancaman Varian Omicron:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.