Sukses

Janji Moon Jae-in Sebelum Masa Jabatan Presiden Korea Selatan Berakhir

Pada Mei 2022, Moon Jae-in akan mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden Korea Selatan.

Liputan6.com, Seoul - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berjanji untuk menggunakan masa-masa terakhirnya di kantor memberikan terobosan diplomatik dengan Korea Utara.

"Pemerintah akan mengejar normalisasi hubungan antar-Korea dan jalan perdamaian yang tidak dapat diubah sampai akhir," kata Moon dalam pidato Tahun Baru terakhirnya sebelum masa jabatan lima tahunnya berakhir pada Mei 2022.

"Saya berharap upaya dialog akan berlanjut di pemerintahan berikutnya juga."

Dalam pidatonya sendiri pada Malam Tahun Baru, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tidak menyebutkan seruan Moon untuk sebuah deklarasi yang secara resmi mengakhiri Perang Korea 1950 hingga 1953.

Atau bahkan, Kim tak menyebut adanya pembicaraan denuklirisasi yang terhenti dengan Amerika Serikat, demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (3/1/2022).

Moon mengadakan beberapa pertemuan puncak dengan Kim, termasuk sekali di Pyongyang, selama negosiasi yang 'kacau' pada 2018 dan 2019.

Moon Jae-in juga mendorong "deklarasi akhir perang" sebagai cara untuk memulai kembali negosiasi yang macet tersebut dan pemerintahannya telah mengisyaratkan diskusi dengan cara lain.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kebuntuan di Tengah Krisis Akibat COVID-19

Namun Korea Utara belum secara terbuka menanggapi desakan terbaru itu, dan Amerika Serikat mengatakan, akan mendukung gagasan itu tetapi mungkin tidak setuju dengan Korea Selatan mengenai waktunya.

"Memang benar bahwa jalan masih panjang," Moon mengakui, tetapi berpendapat bahwa jika hubungan antar-Korea kini membaik, maka masyarakat internasional akan mengikuti.

Moon mengatakan, jangkauannya ke Korea Utara telah dimungkinkan oleh pembangunan militer besar-besaran yang membantu membuat Korea Selatan lebih aman.

Pandemi COVID-19 membayangi kebuntuan dengan Korea Utara, ketika Pyongyang menempatkan negara itu ke dalam penguncian yang belum pernah terjadi sebelumnya dan Moon menghadapi tekanan domestik untuk meredam COVID-19 pertama di luar China pada awal 2020.

Sejak itu, Korea Selatan menggunakan pelacakan dan penelusuran yang agresif, serta aturan jarak sosial dan kampanye vaksinasi yang terlambat tetapi menyeluruh untuk menjaga keseluruhan kasus dan kematian relatif rendah menurut standar global.

3 dari 3 halaman

Infografis Donald Trump dan Kim Jong-un

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.