Sukses

Peneliti Identifikasi Kemunculan Varian COVID-19 Persisten di Amerika Serikat

Peneliti menyebut varian ini muncul setelah peristiwa rekombinasi antara dua strain yang berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Para ilmuwan telah mengidentifikasi varian COVID-19 "persisten" di Amerika Serikat yang muncul setelah dua jenis virus yang berbeda digabungkan untuk berbagi karakteristik, lapor surat kabar The Independent.

Setelah menganalisis susunan genetik varian COVID-19 yang disebut B.1.628, peneliti dari Universitas Oxford menyimpulkan bahwa varian baru itu muncul setelah peristiwa rekombinasi antara dua strain yang berbeda B.1.631 dan B.1.634.

Ketika virus terus menyebar dan membangun keragaman genetik yang lebih besar, ada kekhawatiran bahwa peristiwa rekombinasi bisa menjadi lebih jelas, demikian dikutip dari laman Xinhua, Rabu (24/11/2021).

Bahkan, ini menghasilkan varian keturunan yang membawa karakteristik yang mengkhawatirkan, menurut surat kabar itu.

Peristiwa rekombinasi "jelas menjadi perhatian" dan memiliki "potensi untuk menjadi sumber varian super baru," kata Profesor Lawrence Young, seorang ahli virologi di University of Warwick.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menjelang Thanksgiving, Amerika Kembali Dibayangi Ancaman Kasus COVID-19

Di saat kasus COVID-19 terus meningkat secara nasional di Amerika Serikat, perdebatan tentang mandat vaksinasi pemerintahan Joe Biden terus berlanjut.

Hal ini dianggap mampu mengancam Amerika Serikat ketika warga negara tersebut bersiap untuk merayakan Thanksgiving minggu ini, demikian dikutip dari laman Xinhua.

Rata-rata tujuh hari kasus virus corona yang dikonfirmasi di Amerika Serikat mencapai 92.580 secara nasional.

Pada Sabtu (20/11), naik 29 persen dibandingkan dengan 14 hari yang lalu.

Pada Minggu (21/11), negara itu melaporkan total 47.701.533 kasus COVID-19, sementara penghitungan kematian nasional mencapai 770.800, angka dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan.

Sebelumnya, Joe Biden telah mengumumkan mandat seputar langkah-langkah federal COVID-19 yang mengharuskan pekerja di perusahaan besar untuk divaksinasi atau menghadapi pengujian mingguan.

Mengutip BBC, langkah-langkah baru, yang juga mencakup mandat vaksin untuk jutaan pekerja federal, datang ketika Biden menghadapi tekanan untuk memerangi lonjakan kasus.

3 dari 3 halaman

Infografis Amerika Serikat dan China Terancam Perang Dingin?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.