Sukses

300 Ribu Orang Terancam Kehilangan Pekerjaan Akibat Lockdown COVID-19 di New South Wales

Liputan6.com, Sydney - Sebanyak 300 ribu orang terancam kehilangan pekerjaan akibat lockdown di New South Wales (NSW), Australia. NSW sedang melakukan lockdown, bahkan memperluas kebijakan itu.

Commonwealth Bank di Australia menyebut tingkat pengangguran akan terdampak parah akibat kebijakan pembatasan tersebut.

"Ketenagakerjaan akan turun secara signifikan selama beberapa bulan ke depan akibat lockdown di Greater Sydney, kami memperkirakan ketenagakerjaan turun 300 ribu di NSW," ujar kepala ekonomi Australia di Commonwealth Bank, Gareth Aird, seperti dilansir yahoo!finance, Rabu (28/7/2021).

Angka pengangguran itu diperkirakan akan muncul di survei kerja pada Agustus mendatang. Meski begitu, Gareth Aird berkata angka pengangguran ini akan sementara saja seperti tahun lalu. 

Commonwealth Bank kini memprediksi tingkat pengangguran di Australia mencapai 5,2 persen di akhir 2021. Angka itu turun dari harapan sebelumnya, yakni 4,5 persen. Hal itu disebabkan target vaksin COVID-19 yang belum selesai, tetapi situasi pandemi kembali fluktuatif.

"Situasi COVID-19 terutama di NSW telah secara signifikan mengubah lanskap ekonomi dalam jangka dekat," jelas Aird.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lockdown di New South Wales

Lebih dari setengah dari hampir 26 juta populasi Australia telah dikunci dalam beberapa pekan terakhir setelah wabah varian Delta yang sangat menular terjadi di ibu kota New South Wales Sydney dan menyebar ke tiga negara bagian. 

Dilansir Channel News Asia, New South Wales melaporkan 172 kasus COVID-19 dalam 24 jam terakhir, naik dari 145 sehari sebelumnya, dengan setidaknya 60 menghabiskan waktu di komunitas saat menular.

Perdana Menteri New South Wales Gladys Berejiklian mengatakan keputusan apakah akan memperpanjang penguncian lima minggu akan diambil minggu ini. Tetapi dengan kurang dari 13 persen populasi negara bagian yang divaksinasi penuh, pembatasan diperkirakan akan tetap ada.

“Kami tahu kami telah bekerja keras selama lima minggu dan kami tidak ingin menyia-nyiakan semua pekerjaan baik yang telah kami lakukan dengan membuka terlalu dini dan kemudian virus menyebar lagi,” kata Berejiklian pada konferensi media.

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.