Sukses

Dianggap Tekan Demonstran, AS Jatuhkan Sanksi Terhadap Kuba

Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap Kuba karena dianggap menekan para demonstran yang memprotes pemerintah.

Liputan6.com, Washington D.C - Demonstrasi terjadi di Kuba, dalam langkah menyampaikan kritik atas pemerintah di negara tersebut. 

Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap menteri pertahanan dan unit pasukan khusus Kuba, karena negara itu dianggap merepresi protes damai.

Dikutip dari AFP, Jumat (23/7/2021) Departemen Keuangan AS menyatakan Kantor Bagian Pengontrol Aset Asing telah membekukan aset Menteri Alvaro Lopez Miera dan Brigade Khusus Nasional (SNB), salah satu divisi dalam kementerian dalam negeri Kuba.

Langkah itu dilakukan karena pejabat dan pasukan khusus tersebut dianggap melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) selama protes-protes berlangsung di Kuba mulai awal Juli 2021.

"Ini baru permulaan - Amerika Serikat akan terus memberikan sanksi kepada individu yang bertanggung jawab atas penindasan rakyat Kuba," kata Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan.

Sanksi dijatuhkan atas Magnitsky Act, atau undang-undang Akuntabilitas Hukum Sergei Magnitsky, yang memungkinkan seorang presiden AS untuk mengambil tindakan terhadap kasus pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi.

Biden mengatakan pemerintahannya menargetkan Lopez Miera dan SNB, pasukan khusus dengan sebutan Baret Hitam.

Selain itu, Presiden ke-46 AS tersebut juga mengecam penahanan masal dan pengadilan palsu untuk membungkam suara protes rakyat Kuba.

"Saat kami meminta pertanggungjawaban rezim Kuba, dukungan kami untuk rakyat Kuba tak tergoyahkan," ujar Biden.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Respons Kuba Terhadap Sanksi AS

Di sisi lain, Kuba menanggapi sanksi itu sebagai fitnah dan mengatakan AS harus fokus terhadap represi dan kebrutalan aparat di negaranya sendiri.

"Saya menolak sanksi fitnah yang tak berdasar dari pemerintah AS," tulis Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodrigueqz di Twitter.

Pada 11 dan 12 Juli 2021, demonstrasi terjadi di Kuba - ketika ribuan warga Kuba memenuhi jalanan di 40 kota sambil meneriakkan 'kebebasan' dan 'lengserkan kediktatoran', juga meneriakan, 'Kami lapar!'.

Satu orang tewas dan 100 orang ditangkap dalam demonstrasi itu.

Diketahui bahwa Kuba tengah dilanda krisis ekonomi terburuk. Kuba dinilai AS telah menyerang warga dan menangkap 100 demonstran.

3 dari 3 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.