Sukses

Seorang Penyanyi Zimbabwe Merambah Bidang Pertanian Akibat Pandemi COVID-19

Diana Samkange-Nyazema adalah seorang penyanyi peraih penghargaan sering tampil di negaranya, Zimbabwe, dan juga seluruh Afrika.

Liputan6.com, Harare - Banyak musisi di Zimbabwe kesulitan mendapatkan penghasilan sejak pandemi Corona COVID-19 memicu pemerintah melarang konser dan hiburan lain untuk mencegah penyebaran virus.

Sebagian bahkan meninggalkan musik dan beralih ke pertanian.

Diana Samkange-Nyazema adalah seorang penyanyi peraih penghargaan sering tampil di negaranya, Zimbabwe, dan juga seluruh Afrika.

Tapi setahun belakangan dia absen karena pandemi COVID-19. Dia menjauh dari sorotan, dan kini lebih banyak menghabiskan waktu di kebunnya di distrik Mazowe, satu jam dari Harare, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (26/3/2021).

Pembatasan sosial melarang diadakannya kerumunan besar - seperti konser, sehingga Samkange-Nyazema terpaksa beralih mata pencaharian.

"Pertanian lebih stabil sekarang ini dibandingkan musik. Tapi diantara keduanya, jelas saya akan bias karena saya musisi. Itu yang menentukan jati diri saya. Saya adalah Diana yang bernyanyi. Jadi, musik akan selalu menjadi cinta pertama saya, tapi saya perlu bertahan hidup."

Penyanyi Zimbabwe ini memiliki kebun tersebut dengan suaminya, Calvin Nyazema.

Mereka memasang pipa irigasi dan sarang lebah untuk mengumpulkan "madu kayu putih" dari kebun yang ditanami 300.000 pohon.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Respons Pemerintah

Pemerintah Zimbabwe memahami penderitaan musisi yang tidak bisa bekerja karena lockdown virus corona.

Direktur eksekutif Dewan Seni Nasional Zimbabwe Nicholas Moyo mengatakan dia tidak tahu kapan larangan konser akan dicabut.

"Kami sedang mengupayakan paket stimulus lebih banyak karena kami menyadari bantuan sangat diperlukan. Pemerintah, lewat Departemen Kesejahteraan Sosial, terus membantu warga Zimbabwe yang membutuhkan."

Tapi pengkritik mengatakan stimulus sekitar 12 dolar sebulan per keluarga tidak cukup untuk membeli roti sekalipun.

Ekonom independen di Harare John Robertson mengatakan para pejabat seharusnya menambah dukungan finansial bagi warga yang rentan.

"Orang-orang yang kesulitan terpaksa berjuang sendiri. Tidak ada yang membantu. Jelas para pejabat kurang membantu. Jadi warga harus berusaha sendiri. Mereka mengajak keluarga untuk bekerja sama untuk menambah penghasilan dengan hal-hal kecil. Dan usaha orang-orang Zimbabwe sangat luar biasa dan akan terus membuat kita kagum meski COVID-19 berlangsung lama."

Samkange-Nyazema sepertinya akan mengikuti anjuran itu dan akan membeli hewan ternak apabila mendapatkan dana.

Untuk sementara, dia bernyanyi menyambut panen jagung yang akan datang beberapa minggu lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.