Sukses

Kosmetik hingga Minuman, Thailand Rambah Bisnis Berbahan Dasar Ganja

Beberapa perusahaan di Thailand mulai memperluas bisnisnya dengan menggunakan ganja.

Bangkok - Sejumlah perusahaan di Thailand mulai memperluas bisnis dan mengembangkan investasi ganja sekaligus berupaya menjadi pelopor dalam industri tersebut, setelah otoritas negara melegalkan penggunaan rami dan cannabidiol (CBD) pada awal tahun ini.

Mengutip DW Indonesia, Minggu (14/3/2021), produsen kosmetik, minuman, dan produk karet saat ini tengah mengembangkan pertanian ganja domestik, mengimpor rami dan turunannya yang hanya diizinkan untuk tujuan penelitian. Namun berdasarkan peraturan pemerintah, hanya perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki orang Thailand yang dapat menerima izin untuk menggunakan rami.

Menurut analisis Prohibition Partners, bisnis di Thailand ini diyakini bisa bernilai Rp 9,5 triliun pada tahun 2024 dan sekitar Rp 122 triliun di seluruh Asia. "Ini adalah peluang emas,” kata Tan Passakornnatee, Ketua Perusahaan Minuman Ichitan Group Pcl.

Sesuatu yang pasti terjadi adalah, perusahaan yang terlibat dan analis sama-sama sepakat bahwa jalan menuju profitabilitas bisa menjadi sulit untuk diarahkan. Bahan mentah akan kekurangan pasokan karena ada sebagian kecil petani yang memiliki izin, sementara ilmu tentang ekstraksi senyawa tersebut dapat menjadi rintangan lainnya.

"Akan ada gangguan ke depannya,” kata Maria Lapiz, Kepala Penelitian Kelembagaan di Maybank Kim Eng. Meski begitu, kata Lapiz, jika ada peluang ekspor, pertumbuhan pendapatan pertanian akan mendongkrak perekonomian Thailand.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berbagai Varian Produk

Thailand memiliki sejarah penggunaan ganja dalam pengobatan tradisional untuk menghilangkan rasa sakit, serta bumbu masak, dan pada tahun 2018 melegalkan tanaman tersebut untuk penggunaan medis dan penelitian.

Perusahaan produsen minuman Ichitan sudah meluncurkan minuman yang dibuat dengan terpene, senyawa yang disetujui pemerintah yang juga ditemukan dalam ganja.

Di bidang kosmetik, merek Smooth E, berharap menjadi produsen yang pertama yang menggunakan produk CBD dan berharap dapat disetujui pada Agustus mendatang.

"Kami bisa menyebutnya Smooth CBD,” kata Kepala Eksekutif Sangsuk Pithayanukul, seraya menambahkan ada kemungkinan memproduksi gel mandi CBD, sampo, dan pasta gigi di bawah merek perawatan mulutnya, Dentiste.

3 dari 3 halaman

Prospek Bisnis Ganja di Thailand

Mantan bankir investasi yang saat ini menjalankan perusahaan Golden Triangle Group, Kris Thirakaosal, mengatakan iklim tropis, kualitas air, dan tradisi yang dimiliki Thailand menjadi nilai plus dalam perkembangan pertanian ganja.

Perusahaannya sejauh ini telah menginvestasikan 120 juta baht (Rp 56,4 miliar) untuk membangun laboratorium genetika seluas 500 meter persegi dan bahkan telah mengembangkan varietas rami sendiri bernama Raksa, yang berarti 'menyembuhkan'.

"Ini (seperti) balapan F1,” kata Thirakaosal, menggunakan analogi perlombaan balap motor.

Selain itu, perusahaan makanan nabati NR Instant Produce Pcl, memilih untuk membeli ganja yang sudah ada dibanding memulai dari awal. "Ini mengubah persepsi konsumen saat saya memberi tahu mereka, 'Ini adalah hempburger'," kata Kepala Eksekutif Dan Pathomvanich.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.