Sukses

Penghuni Penjara Guantanamo Batal Terima Vaksin COVID-19

Kementerian Pertahanan AS menunda rencana pemberian vaksin COVID-19 kepada penghuni penjara Guantanamo.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (30/1) memutuskan menunda rencana vaksinasi para tahanan di Guantanamo dengan vaksin COVID-19. Rencana itu dikritisi sebab masih banyak pekerja garis depan dan warga lansia yang belum divaksin.

Menurut laporan VOA News, Senin (1/2/2021), Partai Republik menentang keras rencana pemberian vaksin kepada "teroris" lebih dahulu ketimbang masyarakat. 

"Tidak ada tahanan Guantanamo yang divaksinasi," kata juru bicara Pentagon John Kirby lewat Twitter seperti dilaporkan kantor berita AFP.

"Kami menangguhkan rencana, sementara kami meninjau protokol perlindungan angkatan bersenjata. Kami tetap berkomitmen untuk menjaga agar tentara kami tetap aman."

Pangkalan Angkatan Laut di Teluk Guantanamo, Kuba menampung tahanan teroris, termasuk seorang tokoh Al-Qaeda yang diduga merencanakan serangan 9/11 Khalid Sheikh Mohammed.

Kementerian Pertahanan mengatakan kepada media AS pekan ini bahwa mereka akan menawarkan vaksinasi kepada para tahanan dan narapidana untuk menerimanya "secara sukarela."

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Partai Republik Sempat Protes

Penentangan sempat datang dari beberapa anggota Kongres faksi Republik, termasuk Kevin McCarthy.

"Presiden Biden mengatakan dia akan punya rencana untuk mengalahkan virus sejak hari pertama (menjabat). Dia tidak pernah mengatakan berencana memberi vaksin kepada para teroris sebelum memberikannya kepada sebagian besar rakyat Amerika," cuitnya.

AS merupakan negara yang mengalami kasus virus corona terparah di dunia, dengan 436 ribu kematian dan hampir 26 juta kasus.

Presiden Joe Biden telah berjanji untuk memvaksinasi 100 juta warga Amerika dalam 100 hari pertamanya menjabat. Tapi sejauh ini gerakan vaksinasi massal menghadapi sejumlah kendala, termasuk kurangnya vaksin dan kendala teknis.

Menurut para pejabat kesehatan, AS sejauh ini baru memvaksinasi kurang dari 30 juta dari hampir 50 juta dosis yang didistribusikan di negara itu. 

3 dari 4 halaman

Joe Biden Sudah Terima Dua Dosis Vaksin COVID-19

Presiden terpilih Joe Biden pada hari Senin (11/1) telah menerima dosis kedua dari vaksin COVID-19, tiga pekan setelah mendapatkan yang pertama dan disiarkan langsung di televisi dalam upaya untuk meyakinkan publik Amerika bahwa vaksinasi itu aman.

Vaksin Pfizer-BioNTech membutuhkan suntikan kedua sekitar tiga minggu setelah vaksinasi pertama. Untuk vaksin lain yang diproduksi oleh Moderna, waktunya empat minggu. Vaksin sekali pakai masih menjalani pengujian.

Biden melepas jaket olahraganya untuk memperlihatkan kaus lengan pendek berwarna gelap di dalamnya dan berkata, "Siap, siap, berangkat." 

Mengutip laman Channel News Asia, Selasa (12/1), Kepala Eksekutif Perawat Ric Cumin memberikan vaksin Pfizer di Rumah Sakit Christiana di Newark, Delaware, dekat dengan rumah presiden terpilih. 

Proses vaksinasi tersebut ditayangkan di sejumlah saluran berita beberapa saat setelah selesai. 

Biden mendapatkan vaksin dosis pertamanya pada 21 Desember dalam prosedur yang disiarkan televisi. 

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.