Sukses

Waspada Menu Makan Malam Bisa Pengaruhi Kualitas Tidur Anda, Begini Penjelasannya

Menu makan malam Anda ternyata mempengaruhi kualitas tidur.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Virus Corona COVID-19, gangguan sekolah dan pekerjaan yang menyebabkan orang-orang kesulitan untuk tidur. Para ahli telah mendorong orang untuk mengadopsi berbagai tindakan untuk mengatasi insomnia terkait stres mereka.

Di antara rekomendasinya adalah dengan melakukan olahraga teratur, tetapkan rutinitas waktu tidur malam dan kurangi penggunaan gadget.

Tetapi banyak orang mungkin mengabaikan faktor penting lain dalam tidur yang buruk: jenis makanan. 

Mengutip Channel News Asia, Senin (21/12/2020), sebuah badan penelitian yang berkembang menunjukkan bahwa makanan yang Anda makan dapat memengaruhi seberapa baik Anda tidur, dan pola tidur Anda dapat memengaruhi pilihan diet Anda.

Para peneliti telah menemukan bahwa makan makanan yang tinggi gula, lemak jenuh dan karbohidrat olahan dapat mengganggu tidur Anda, sementara makan lebih banyak sayur, serat dan makanan yang kaya lemak tak jenuh - seperti kacang-kacangan, minyak zaitun, ikan, dan alpukat - tampaknya memiliki efek sebaliknya yakni membantu meningkatkan kualitas tidur.

Banyak penelitian menemukan bahwa orang yang terus-menerus memiliki kualitas tidur buruk cenderung memiliki pola makan yang lebih buruk, dengan lebih sedikit protein, lebih sedikit buah dan sayuran, dan asupan yang lebih tinggi berupa gula tambahan dari makanan seperti minuman manis, makanan penutup, dan makanan olahan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hubungan Pola Makan dan Kualitas Tidur

Tetapi menurut sifatnya, studi epidemiologi hanya dapat menunjukkan korelasi, bukan sebab dan akibat. Mereka tidak dapat menjelaskan, misalnya, apakah pola makan yang buruk mendahului dan menyebabkan tidur yang buruk, atau sebaliknya.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara diet dan tidur, beberapa peneliti telah beralih ke uji coba terkontrol secara acak di mana mereka memberi tahu peserta apa yang harus dimakan dan kemudian mencari perubahan dalam tidur mereka. 

Sejumlah penelitian telah mengamati dampak dari beragam makanan individu, dari susu hangat hingga jus buah. Tetapi studi tersebut seringkali kecil dan tidak terlalu teliti.

Beberapa dari uji coba ini juga telah didanai oleh industri makanan, yang dapat menghasilkan hasil yang bias.

Satu studi yang didanai oleh Zespri International, pemasar buah kiwi terbesar di dunia, misalnya, menemukan bahwa orang yang ditugaskan untuk makan dua kiwi satu jam sebelum waktu tidur mereka setiap malam selama empat minggu mengalami peningkatan dalam permulaan, durasi, dan efisiensi tidur mereka.

Para penulis penelitian mengaitkan temuan mereka sebagian dengan "kelimpahan" antioksidan dalam buah kiwi. Tetapi yang terpenting, penelitian ini tidak memiliki kelompok kontrol, jadi ada kemungkinan bahwa ada manfaat apa pun yang dihasilkan dari efek plasebo.

Penelitian lain yang didanai oleh industri ceri telah menemukan bahwa minum jus ceri asam dapat sedikit meningkatkan kualitas tidur pada orang dengan insomnia, diduga dengan mempromosikan triptofan, salah satu bahan pembangun hormon melatonin yang mengatur tidur. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.