Sukses

Bahaya, Penderita Alergi Parah Dilarang Pakai Vaksin COVID-19 Pfizer

Pemerintah Inggris meminta orang-orang dengan riwayat alergi signifikan agar tidak pakai vaksin COVID-19 buatan Pfizer.

Liputan6.com, London - Inggris baru saja melakukan penyuntikan vaksin COVID-19 buatan Pfizer kepada masyarakat. Namun, kini orang-orang yang punya riwayat alergi parah diminta tidak memakai vaksin Pfizer

Alasannya, muncul dua kasus alergi setelah vaksinasi pada Selasa 7 Desember 2020. 

NPR melaporkan, Kamis (10/12/2020), ada dua orang  pegawai National Health Services di Inggris yang terkena reaksi anafilaktoid usai mendapat vaksin Pfizer/BioNTech.

Dua pegawai itu memiliki riwayat alergi. Keduanya sekarang berada dalam masa pemulihan, namun otoritas kesehatan Inggris meminta masyarakat dengan riwayat alergi parah agar tidak mendapat vaksin Pfizer. 

Instruksi itu berasal dari Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) yang memberi izin penggunaan ke vaksin Pfizer.

"MHRA telah menyarankan, atas dasar berjaga-jaga, agar orang-orang dengan riwayat reaksi alergi signifikan tidak mendapatkan vaksin ini setelah dua orang dengan riwayat reaksi alergi signifikan merespons dengan buruk kemarin," ujar direktur medis nasional di National Health Service, Stephen Powis.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Vaksin Pfizer Langsung Bisa Dipakai

Inggris menjadi pertama di dunia yang gelar vaksinasi massal dari vaksin COVID-19. Mereka menggunakan vaksin buatan Pfizer pada Selasa, 11 Desember 2020.

"Hari ini adalah langkah maju yang besar dalam perjuangan kita melawan virus corona. Memiliki vaksin yang efektif adalah cara terbaik untuk melindungi mereka yang paling rentan, menyelamatkan puluhan ribu nyawa," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, dalam keterangan resmi, Rabu 9 Desember 2020. 

Vaksin Pfizer bisa langsung dipakai di Inggris meski baru sampai pekan lalu. Inggris mampu menjadi negara pertama yang menggelar vaksin berkat otoritas kesehatan yang bekerja ketat dan efisien, sehingga vaksin Pfizer bisa langsung digunakan. 

Vaksin diperiksa oleh Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) di Inggris. 

"Tidak ada tahapan dalam proses pengembangan vaksin yang tidak dilewati dan CEO MHRA telah menjelaskan bahwa sama sekali tidak ada jalur alternatif yang diambil dalam menyetujui vaksin Pfizer/BioNTech. Semua harus melewati proses yang sudah ditetapkan," jelas Dubes Inggris.

3 dari 4 halaman

Prioritas Vaksin COVID-19

Komite Bersama Vaksinasi dan Imunisasi Inggris (JCVI) telah menyarankan agar vaksin pertama-tama diberikan kepada mereka yang tinggal di panti jompo (care home) berikut stafnya. 

Selanjutnya adalah orang-orang yang berusia di atas 80 tahun dan pekerja kesehatan dan sosial, kemudian kepada penduduk lainnya dalam urutan usia dan risiko.

Dubes Inggris juga menjelaskan bahwa distribusi vaksin tidak mudah. Sekadar informasi, perlu alat pendingin khusus untuk menaruh vaksin Pfizer yang butuh suhu minus 70 derajat Celsius.

"Mendistribusikan vaksin adalah upaya dan tantangan yang luar biasa. Sekarang bukan waktunya untuk melupakan fakta bahwa kita membutuhkan upaya global--karena tidak ada satu negara, dan tidak ada perusahaan farmasi, yang dapat melakukannya sendirian," ucapnya.

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.