Sukses

Buntut Penembakan Jacob Blake, Masyarakat AS Bersiap Unjuk Rasa di Washington D.C

Massa di Amerika Serikat tengah bersiap untuk melakukan aksi demonstrasi di ibu kota.

Liputan6.com, Washington D.C - Pengunjuk rasa anti-rasisme berencana membanjiri jalanan di ibu kota AS pada Jumat 28 Agustus, setelah penembakan yang dilakukan oleh seorang perwira kulit putih terhadap warga Amerika keturunan Afrika, Jacob Blake.

Kejadian tersebut telah mengobarkan kembali kemarahan atas kekerasan polisi dan memicu gerakan boikot di dunia olahraga. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Jumat (28/8/2020). 

Puluhan ribu demonstran diharapkan berada di jalan-jalan Washington untuk pawai dan menandai tanggal pidato bersejarah pemimpin hak sipil Martin Luther King, yang bertajuk "I have a dream."

Demonstrasi itu dijuluki "Lepaskan Lutut Anda", mengacu pada George Floyd, warga kulit hitam lainnya yang tewas di bawah lutut seorang perwira kulit putih di Minneapolis, yang memicu kerusuhan sipil paling luas di negara itu dalam beberapa dekade.

Para pekerja terlihat menutupi jendela etalase dengan kayu lapis di pusat kota Washington dan polisi telah memblokir jalan-jalan, tempat ratusan demonstran berkumpul pada Kamis malam sebagai protes atas pencalonan Presiden Donald Trump dari Partai Republik untuk masa jabatan selanjutnya.

Sama seperti protes yang dipicu oleh kematian Floyd telah berkurang, kemarahan muncul kembali pada hari Minggu ketika Blake ditembak beberapa kali dari belakang selama konfrontasi dengan polisi di Kota Kenosha di Midwestern.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Penembakan Blake

Jacob Blake selamat dan dirawat di rumah sakit, tetapi mungkin tidak akan pernah bisa berjalan lagi, menurut pengacaranya.

Pihak berwenang mengidentifikasi petugas yang melepaskan tembakan sebagai Rusten Sheskey, mengatakan polisi berusaha untuk menangkap Blake dan mencoba untuk menaklukkannya dengan pistol setrum. Mereka menambahkan bahwa pisau ditemukan di mobilnya.

Dalam protes kekerasan dan kekacauan yang terjadi kemudian, dua orang ditembak mati oleh seorang pria dengan senapan. Pihak berwenang menangkap seorang anak berusia 17 tahun dalam pembunuhan tersebut dan mengajukan dakwaan pembunuhan yang disengaja terhadapnya pada hari Kamis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.