Sukses

Presiden Donald Trump Bakal Tarik Sisa Pasukan AS dari Irak

Presiden AS, Donald Trump akan menarik sisa pasukannya dari Irak.

Liputan6.com, Washington - Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan janjinya untuk menarik beberapa pasukan AS yang masih berada di Irak. Namun dalam kesempatan yang sama, ia juga mengatakan bahwa Washington akan tetap siap membantu jika tetangganya Iran, mengambil tindakan bermusuhan.

Dalam pertemuan pertamanya dengan Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi, Trump mengatakan dia menantikan hari ketika pasukan AS dapat keluar dari negara itu, tetapi mengatakan bisnis AS sudah membuat "kesepakatan minyak yang sangat besar" di sana. Demikian seperti melansir laman Channel News Asia, Jumat (21/8/2020). 

"Kami akan segera pergi," kata Trump kepada wartawan. 

"Kami memiliki sangat sedikit tentara di Irak ... tapi kami di sana untuk membantu. Dan perdana menteri tahu itu," kata Trump. 

"Jika Iran melakukan sesuatu, kami akan berada di sana untuk membantu rakyat Irak."

Kendati demikian, Donald Trump menolak untuk menjabarkan jadwal penarikan penuh.

Pertemuan pertama Trump dengan pemimpin Irak itu terjadi di tengah lonjakan baru dalam ketegangan antara Washington dan Teheran setelah Washington mengatakan akan berusaha untuk memulihkan semua sanksi AS yang sebelumnya ditangguhkan terhadap Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengurangan Pasukan AS

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kepada wartawan bahwa Amerika Serikat sedang bekerja dengan para pejabat Irak untuk menurunkan jumlah pasukan AS di Irak "ke tingkat terendah secepat yang kami bisa". 

Amerika Serikat memiliki sekitar 5.000 tentara yang ditempatkan di negara itu, dan sekutu koalisi 2.500 lainnya.

Al-Kadhimi, yang menjabat sebagai pemimpin Irak sejak April, mengatakan kepada wartawan bahwa Irak sedang berdiskusi dengan Turki mengenai apa yang dia sebut keterlibatannya "tidak dapat diterima" di Irak utara. Konstitusi Irak secara eksplisit melarang penggunaan wilayahnya untuk menyerang negara tetangga mana pun, katanya.

Amerika Serikat dan Irak pada bulan Juni menegaskan komitmen mereka untuk pengurangan pasukan AS di Irak dalam beberapa bulan mendatang, tanpa rencana Washington untuk mempertahankan pangkalan permanen atau kehadiran militer permanen di Irak.

Sejak 2014, misi utama pasukan AS yang dikerahkan di Irak adalah mengalahkan kelompok militan ISIS. Para pejabat dalam koalisi pimpinan AS mengatakan pasukan Irak sekarang sebagian besar mampu menangani pemberontak sendiri.

Parlemen Irak awal tahun ini telah memberikan suara untuk keberangkatan pasukan asing dari Irak, dan AS serta pasukan koalisi lainnya telah pergi sebagai bagian dari penarikan mundur.

Bahkan ketika pasukan AS keluar dari Irak, perusahaan energi AS memperluas investasi mereka di negara kaya minyak, yang telah terpukul oleh pandemi COVID-19 dan harga minyak yang rendah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.