Sukses

Selamat Hari Pemuda Internasional, Saatnya Kaum Muda Terlibat untuk Aksi Dunia

Majelis Umum PBB mengesahkan rekomendasi yang dibuat Konferensi Para Menteri Dunia yang Bertanggung Jawab untuk Kaum Muda bahwa 12 Agustus ditetapkan sebagai Hari Pemuda Internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Pada tahun 1999, Majelis Umum PBB mengesahkan rekomendasi yang dibuat Konferensi Para Menteri Dunia yang Bertanggung Jawab untuk Kaum Muda (Lisbon, 8-12 Agustus 1998) bahwa 12 Agustus ditetapkan sebagai International Youth Day, Hari Pemuda Internasional atau juga dikenal sebagai Hari Remaja Internasional.

Melansir nationaltoday.com, Rabu (12/08/2020), semua diawali pada tahun 1965, saat Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mulai melakukan upaya bersama untuk memberi dampak pada kaum muda. Mereka mendukung Deklarasi Promosi di antara pemuda tentang cita-cita perdamaian yaitu saling menghormati, dan pemahaman di antara masyarakat.

Mereka mulai mencurahkan waktu dan sumber daya untuk memberdayakan kaum muda dengan mengenali para pemimpin yang akan datang, dan menawarkan mereka sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dunia.

Lalu pada 17 Desember 1999, Sidang Umum PBB menyetujui rekomendasi yang dibuat oleh Konferensi Para Menteri yang Bertanggung Jawab Sedunia tersebut. Pertama kali dirayakan pada 12 Agustus 2000, dan sejak itu digunakan untuk mendidik masyarakat.

Hari Pemuda Internasional memberikan kesempatan untuk mengutamakan suara, tindakan dan inisiatif para pemuda, serta keterlibatan mereka yang bermakna, umum, dan setara. Peringatan tersebut akan berbentuk diskusi bergaya podcast yang dipandu oleh pemuda untuk pemuda, bersama dengan peringatan yang diselenggarakan di seluruh dunia yang mengakui pentingnya partisipasi pemuda dalam kehidupan proses politik, ekonomi dan sosial.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Keterlibatan Pemuda untuk Aksi Dunia

Tema Hari Pemuda Internasional (International Youth Day/IYD) 2020, “Keterlibatan Pemuda untuk Aksi Dunia” berupaya untuk menyoroti cara keterlibatan kaum muda di tingkat nasional dan dunia dalam memperkaya lembaga dan multilateral, serta menarik pelajaran dari bagaimana keikutsertaan mereka dalam kelembagaan formal dapat ditingkatkan secara signifikan, seperti dilansir United Nation, Rabu (12/8/2020).

Saat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berusia 75 tahun, artinya hanya 10 tahun tersisa untuk membuat Agenda 2030 menjadi kenyataan bagi semua untuk kepercayaan pada institusi publik terkikis. Di tingkat internasional, dengan latar belakang dunia yang semakin bertentangan, sistem pemerintahan internasional saat ini sedang mengalami krisis legitimasi dan relevansi.

Secara khusus, krisis ini berakar pada kebutuhan untuk memperkuat kapasitas sistem internasional untuk bertindak bersama dalam mengimplementasikan solusi atas ancaman dan tantangan yang mendesak (contohnya termasuk beberapa konflik kontemporer terburuk dan darurat kemanusiaan, seperti Suriah dan Myanmar, serta tantangan global, seperti wabah COVID-19 dan perubahan iklim).

Memungkinkan keterlibatan pemuda dalam prinsip politik formal untuk meningkatkan keadilan dengan mengurangi defisit demokrasi, berkontribusi pada kebijakan yang lebih baik dan lebih berkelanjutan, dan juga memiliki kepentingan simbolis yang selanjutnya dapat berpengaruh untuk memulihkan kepercayaan pada lembaga publik, terutama di kalangan pemuda.

Selain itu, sebagian besar tantangan yang dihadapi manusia saat ini, seperti wabah COVID-19 dan perubahan iklim memerlukan tindakan bersama serta keterlibatan dan partisipasi yang berarti dari kaum muda untuk menanganinya secara efektif.

IYD tahun ini berupaya menyoroti keterlibatan kaum muda melalui tiga aliran yang saling berhubungan berikut:

  • Keterlibatan di tingkat lokal / komunitas;
  • Keterlibatan di tingkat nasional (perumusan undang-undang, kebijakan, dan implementasinya); dan,
  • Keterlibatan di tingkat global.
3 dari 3 halaman

Pengaruh Pemuda Terhadap COVID-19

Kaum muda saat ini dirasa harus memainkan peran kunci dalam pengelolaan dan pemulihan setelah wabah COVID-19 yang memengaruhi semua kalangan masyarakat. Meskipun masih banyak yang belum diketahui tentang bagaimana virus tersebut mempengaruhi kaum muda, pemerintah diberi mandat dalam Program Aksi Dunia untuk Pemuda (WPAY) untuk memastikan layanan mereka memenuhi kebutuhan kaum muda.

Dalam keadaan ini, penting untuk memastikan bahwa aksi pemuda didengarkan oleh komunitas lain sebagai tanggapan terhadap COVID-19.

Membangun kemampuan pemuda untuk dapat membuat keputusan sendiri tentang kesehatan dan bertanggung jawab atas kesehatan juga merupakan kunci dari WPAY. Dalam konteks ini, pendidikan kesehatan, promosi kesehatan masyarakat, dan informasi i sangat penting dalam memerangi penyebaran dan efek COVID-19, terutama untuk menginformasikan perihal menantang penyebaran secara online.

Peran pemerintah serta organisasi pemuda dan kelompok masyarakat akan menjadi penting untuk memastikan bahwa informasi kesehatan masyarakat yang disebarkan adalah informasi yang dapat dipercaya. Dalam hal itu, kaum muda harus mampu memanfaatkan teknologi online untuk menyebarkan informasi kesehatan masyarakat dengan cara yang menarik seperti video tentang cara cuci tangan yang efektif atau menjelaskan bagaimana jarak sosial dapat menyelamatkan nyawa.

Di seluruh dunia, sejumlah inisiatif sedang dikembangkan untuk memanfaatkan upaya kaum muda dalam menghasilkan dan memberikan dukungan kepada masyarakat yang terkena COVID-19. Meskipun sebagian besar inisiatif ini dilakukan secara sukarela (misalnya, pemuda menawarkan untuk berbelanja dan mengantarkan makanan kepada orang yang lebih tua atau orang yang berisiko).

Banyak pusat inovasi teknologi yang digerakkan oleh kaum muda mendukung perusahaan rintisan untuk mengembangkan solusi efektif untuk mengatasi COVID-19. Misalnya, CcHUB (laboratorium hidup terbuka dan ruang pra-inkubasi) di Nigeria menawarkan untuk memberikan dukungan keuangan, penelitian, dan desain untuk proyek yang terkait dengan COVID-19.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.