Sukses

New Normal Corona, Taman Hiburan Jepang Larang Berteriak di Roller Coaster

New normal, sekelompok operator taman hiburan di Jepang telah merilis pedoman bersama tentang cara beroperasi dengan aman di bawah ancaman virus corona.

Liputan6.com, Tokyo - Dilarang berteriak saat menaiki roller coaster; wajib jaga jarak di rumah berhantu; dan maskot superhero yang tidak akan tos dengan pengunjung; begitulah sejumlah protokol new normal virus corona pada taman hiburan di Jepang.

Ketika pameran dan tempat hiburan nasional perlahan dibuka kembali, sekelompok operator taman hiburan di Jepang telah merilis pedoman bersama tentang cara beroperasi dengan aman di bawah ancaman virus.

Di antara rekomendasinya, pencari sensasi akan diminta untuk mengenakan masker setiap saat dan "menahan diri untuk tidak bersuara keras" saat menaiki roller coaster dan wahana lainnya, Jiji Press melaporkan, seperti dikutip dari the Japan Times, Sabtu (30/5/2020).

"Hantu yang mengintai di rumah hantu harus menjaga jarak yang sehat dengan para 'korban' mereka," tambah pedoman itu.

Staf taman, termasuk yang bertugas sebagai maskot hewan dan pahlawan super, tidak boleh berjabat tangan atau berfoto bersama dengan pengunjung, mewajibkan mereka untuk selalu menjaga jarak yang sesuai.

Pahlawan super yang terlibat dalam perkelahian sampai mati dengan penjahat jahat juga harus menghindari pemberian dukungan dari penonton untuk mencegah sorak-sorai dan teriakan -- meminimalisir droplet air liur yang bisa saja membawa virus corona terbang di udara.

Atraksi realitas virtual tidak boleh beroperasi kecuali kacamata khusus mereka dapat sepenuhnya disanitasi, pedoman menyarankan.

Penjual juga akan diminta untuk tidak mengeluarkan mainan atau sampel makanan bagi pengunjung anak-anak.

"Pedoman ini tidak akan membuat infeksi menjadi nol, tetapi akan mengurangi risiko infeksi," operator mengakui, berjanji untuk terus mempelajari caara untuk menurunkan risiko penularan.

Taman hiburan paling terkenal di Jepang --Tokyo Disneyland dan Universal Studios Jepang di Osaka-- tetap ditutup tanpa tanggal yang ditetapkan untuk dibuka kembali.

Perdana Menteri Shinzo Abe, pada Senin 25 Mei 2020, mencabut keadaan darurat nasional Jepang setelah infeksi virus corona turun ke tingkat yang dapat diterima.

Warga dan bisnis telah didesak untuk beradaptasi dengan "new normal" untuk pandemi yang mencakup penggunaan masker dan jarak sosial jika memungkinkan.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jepang akan Subsidi Turis Domestik untuk Hidupkan Kembali Pariwisata

Dunia pariwisata di dunia mengalami penurunan yang sangat drastis akibat pandemi corona Covid-19, termasuk di Jepang. Sebenarnya, Jepang berharap 2020 ini menjadi tahun besar bagi pariwisata, setelah keberhasilan menyelenggarakan Piala Dunia Rugbi Pria 2019.

Selain itu, Jepang juga akan menyelenggarakan Olimpiade dan Paralimpiade musim panas ini. Namun, akibat mewabahnya virus corona, event olahraga terbesar di dunia itu ditunda sampai tahun depan. Dilansir dari Metro.co.uk, Rabu, 27 Mei 2020, penurunan pengunjung mencapai hingga 99,9 persen.

Saat ini, Jepang telah melarang pengunjung dari lebih dari 100 negara di seluruh dunia, kecuali ada keadaan luar biasa. Siapa pun yang memasuki negara ini juga harus dikarantina selama 14 hari dan tidak menggunakan transportasi umum.

Untuk menyambut pengunjung lagi, pemerintah mulai membuat rencana untuk mencoba menghidupkan kembali industri pariwisata.

Baca selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.