Sukses

Kematian dan Kasus COVID-19 di AS Tertinggi Sedunia, Donald Trump: Ini Kehormatan

Amerika Serikat masih berada di posisi tertinggi dengan angka kasus dan kematian tertinggi di dunia.

Liputan6.com, Washington - Amerika Serikat memiliki 1,5 juta kasus Virus Corona COVID-19 dan hampir 92.000 kematian, menurut Johns Hopkins University.

Presiden Donald Trump berpendapat itu adalah suatu "tanda kehormatan" bahwa AS memiliki jumlah infeksi COVID-19 terkonfirmasi tertinggi di dunia. Demikian seperti dilansir dari laman BBC, Rabu (20/5/2020). 

"Ngomong-ngomong," katanya kepada wartawan, "Anda tahu kapan Anda mengatakan bahwa kami memimpin dalam beberapa kasus, itu karena kami memiliki lebih banyak pengujian daripada orang lain."

"Jadi, ketika kita memiliki banyak kasus," lanjut Trump, "Saya tidak melihat itu sebagai hal yang buruk, saya melihat itu sebagai, dalam hal tertentu, sebagai hal yang baik karena itu berarti pengujian kami jauh lebih baik."

Dia menambahkan: "Jadi saya melihatnya sebagai lencana kehormatan. Sungguh, itu lencana kehormatan.

"Ini merupakan penghargaan besar untuk pengujian dan semua pekerjaan yang telah dilakukan banyak pihak profesional."

Menurut sebuah agen federal yakni Centers for Disease Control, AS telah melakukan 12,6 juta tes Virus Corona COVID-19.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

AS Nyatanya Tak Lakukan Tes Terbanyak

Meskipun AS telah melakukan lebih banyak tes berdasarkan volume dibandingkan negara lain, AS ternyata bukan negara yang melakukan tes paling banyak di dunia berdasarkan per kapita, menurut Our World in Data, sebuah publikasi ilmiah yang berbasis di Universitas Oxford.

Grafik peringkat menunjukkan AS berada di posisi ke-16 secara global terkait tes per 1.000 orang. Angka tersebut di atas Korea Selatan, tetapi masih berada di bawah negara-negara seperti Islandia, Selandia Baru, Rusia dan Kanada.

Menurut Covid Tracking Project, upaya yang dipimpin oleh sukarelawan, AS telah melakukan antara 300.000 dan 400.000 tes setiap hari selama seminggu terakhir. 

Tetapi direktur Institut Kesehatan Global Harvard Ashish Jha mengatakan pada minggu lalu dalam sebuah sidang kongres: "AS membutuhkan lebih dari 900.000 tes setiap hari untuk membuka kembali negara dengan aman. Kami melakukan sepertiga dari itu."

AS juga telah melaporkan kematian paling banyak karena virus corona baru di dunia, meskipun berdasarkan per kapita AS menempati urutan keenam di belakang negara-negara seperti Belgia, Inggris dan Prancis, menurut Johns Hopkins University .

Tingkat pengujian Virus Corona COVID-19 di AS pun kemudian dikritik di kedua sisi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.