Sukses

Persediaan Terbatas, Iran Keluarkan Aturan Penggunaan Bahan Bakar Kendaraan

Lantaran masalah ekonomi yang menimpa Iran, penggunaan bahan bakar kini diatur oleh pemerintah.

Liputan6.com, Teheran - Kantor berita Iran, IRNA melaporkan bahwa otorita berwenang telah memberlakukan kebijakan penjatahan dan meningkatkan harga bahan bakar.

IRNA pada Jumat 15 November dini hari mengatakan, setiap mobil pribadi kini hanya mendapat jatah bahan bakar sebanyak 60 liter per bulan, dengan harga 13 sen per liter atau naik dari harga sebelumnya 9 sen per liter. Demikian dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (16/11/2019).

Taksi dan ambulans diberi jatah hingga 500 liter per bulan, dengan harga yang sama, yaitu 13 sen per liter.

Di luar kedua kategori itu dikenai harga 26 sen per liter.

Iran pernah memberlakukan kebijakan penjatahan bahan bakar serupa pada 2007-2015.

Kebijakan penjatahan itu diambil setelah spekulasi selama beberapa bulan tentang kemungkinan penerapan kebijakan itu pasca diberlakukannya kembali sanksi ekonomi Amerika terhadap Iran pada 2018, setelah Amerika mundur dari perjanjian nuklir yang dibuat Iran dan enam negara adidaya dunia pada 2015.

Presiden Hassan Rouhani, Selasa (12/11), mengatakan dalam beberapa bulan ke depan negara itu akan menghadapi masa “paling sulit” dalam puluhan tahun.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ekonomi Iran Memburuk

Kenaikan harga bahan bakar dapat menghasilkan pendapatan yang lebih banyak lagi bagi pemerintah untuk membeli komoditas dasar dan obat-obatan serta membayar pegawai negeri, pekerja dan pensiunan. Tetapi, hal itu juga bisa membuat banyak keluarga Iran berada di bawah tekanan lebih.

Dilansir dari Financial Times, Inflasi sudah di atas 40 persen dan ekonomi di bawah "tekanan parah", menurut IMF, yang telah memperkirakan bahwa ekonomi Iran akan berkontraksi sebesar 9 persen tahun ini.

Meskipun pemerintah Rouhani telah berhasil menstabilkan ekonomi, namun tetap saja pemerintah berada di bawah tekanan untuk mempermudah hidup bagi rakyat Iran dan terpaksa melakukan pengurangan.

Banyak orang Iran menuliskan di media sosial pada tengah malam hari Kamis untuk menyerang presiden dan kegagalannya memenuhi janji untuk meningkatkan ekonomi.

“Ini adalah pemerintahan yang menyebut dirinya pemerintah harapan. Tidak ada pemerintah lain yang begitu mengecewakan kami, ”kata seorang pengemudi bandara. "Aku tidak akan pernah memilih lagi untuk siapa pun."

Meskipun kenaikan harga menjadi permasalahan, bensin di Iran tetap menjadi yang termurah di dunia dan masih sangat disubsidi. Orang Iran melihat energi murah sebagai hak lahir mereka dan berpendapat bahwa perbandingan dengan negara lain tidak relevan karena mereka menganggap penghasilan mereka jauh lebih rendah.

Banyak dari para pengangguran mengandalkan bensin murah untuk bekerja sebagai sopir taksi pribadi. Pencari nafkah dari kota-kota kecil pergi ke kota-kota besar selama seminggu dan tidur di mobil mereka pada malam hari untuk bekerja sebagai sopir taksi online.

Mohammad Bagher Nobakht, wakil presiden Iran untuk urusan anggaran, mengatakan sekitar 60 juta orang dari populasi 82 ​​juta akan menikmati bonus ekstra setiap bulan untuk mengimbangi kenaikan harga bensin.

"Presiden menegaskan bahwa semua penghasilan tambahan harus dibayarkan kembali kepada orang-orang," Mr Nobakht mengumumkan di tengah malam, dalam langkah yang jelas untuk menghilangkan kekhawatiran publik tentang penurunan daya beli mereka.

"Pembayaran pertama akan ditangani dalam minggu depan atau 10 hari," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.