Sukses

Imbas Perang Dagang hingga Brexit, Jerman Akan Resesi pada Akhir 2019

Perang dagang antara AS dan China serta bayangan ketidakpastian akan Brexit masih terus membebani zona ekonomi Euro secara keseluruhan, dan khususnya di Jerman.

Berlin - Menurut lembaga riset ekonomi asal Inggris, Economist Intelligence Unit (EIU), pada Rabu, 30 Oktober 2019, Jerman diperkirakan akan memasuki resesi pada kuartal ketiga pada 2019 ini.

"Rilis data pada kuartal ketiga sepertinya akan menunjukkan bahwa Jerman memasuki resesi. Kami memperkirakan pertumbuhan antarkuartal berada di -0,1 persen pada periode itu, menyusul pertumbuhan -0,1 persen di kuartal kedua," kata EIU dalam sebuah pernyataan.

Dikutip dari DW Indonesia pada Sabtu (2/11/2019) sebuah negara dianggap mengalami resesi apabila Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu menyusut selama dua kuartal berturut-turut.

Jerman adalah salah satu ekonomi terbesar di Eropa, dan resesi akan membawa dampak negatif yang signifikan pada wilayah regional. Data resmi tentang PDB kuartal ketiga akan dirilis pada 14 November.

Menurut EIU, Italia dan Inggris juga akan mendekati resesi pada paruh kedua tahun ini, dengan prediksi pertumbuhan antara 0,0 dan 0,1 persen di kuartal ketiga dan keempat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prancis jadi Tumpuan Eropa

Harapan Eropa tampaknya adalah Prancis, yang diperkirakan akan menjadi kekuatan ekonomi utama Uni Eropa yang paling cepat berkembang, kata EIU. Lembaga ini memperkirakan Prancis akan mengalami perkembangan sekitar 0,4 dan 0,3 persen untuk kuartal ketiga dan keempat.

Secara keseluruhan, ekonomi di 19 negara di zona Euro bertumbuh sangat perlahan di tengah perang dagang AS dan China serta ketidakpastian Brexit. 

Pada saat bersamaan, angka inflasi yang lebih lemah masih membayangi dan menjadi tantangan bagi presiden baru Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde, yang baru menjabat.

Badan statistik Eurostat mengatakan pada Kamis, 30 Oktober bahwa ekonomi di seluruh zona tumbuh 0,2 persen pada kuartal ini dibandingkan kuartal sebelumnya.

3 dari 3 halaman

Rasio pengangguran tetap dan inflasi turun

Bank Sentral Eropa pada bulan September meluncurkan paket stimulus pembelian obligasi dan penurunan suku bunga untuk merespon perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Meski ekonomi melambat, rasio pengangguran tetap tidak berubah pada bulan September yaitu di 7,5 persen. Ini adalah titik terendah sejak Juli 2008, karena pasar tenaga kerja masih harus memulihkan diri dari krisis utang zona euro pada 2010-2012.

Inflasi turun ke tingkat tahunan sebesar 0,7 persen dari 0,8 persen pada bulan sebelumnya. Bank Sentral Eropa sebelumnya menargetkan angka inflasi hanya sedikit di bawah 2 persen.

 

Pemuat konten: Windy Febriana

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini