Sukses

Puncak 2 Hujan Meteor Terjadi Pekan Depan, Ada yang Membawa Bola Api

Bola-bola api diprediksi melintasi langit malam saat dua hujan meteor mencapai puncaknya pada minggu depan.

Liputan6.com, California - Dua hujan meteor akan memuncak mulai pekan depan secara berturut-turut. Satu yang dikenal membawa meteor sangat terang, yang dikenal sebagai bola api, demikian seperti dikutip dari Accu Weather, Sabtu (5/10/2019).

Hujan meteor Draconid

Berlangsung pada Selasa, 8 Oktober, hingga Rabu, 9 Oktober.

Oktober menampilkan puncak tiga hujan meteor, yang pertama mencapai puncaknya pada Selasa malam.

"Hujan meteor Draconid dimulai pada musim gugur," kata Dave Samuhel, astronom dan ahli meteorologi AccuWeather.

Draconid dianggap sebagai hujan meteor kecil, dengan hanya sekitar 10 meteor per jam. Namun, kadang-kadang, dapat memenuhi langit malam dengan ratusan meteor.

Pada 2018, pengamat di Eropa menghitung ada lebih dari 140 meteor per jam, menurut International Meteor Organization. Penampakan seperti itu kemungkinan tidak akan berulang pada 2019.

Namun, kemunculan Draconid tidak dapat diprediksi, sehingga masih ada peluang untuk merebak selama satu atau dua jam dengan tingkat yang jauh lebih tinggi, kata Samuhel.

Tidak seperti kebanyakan hujan meteor yang paling baik dilihat pada paruh kedua malam, Draconid datang dalam jumlah terbesar sebelum tengah malam.

Sayangnya, Bulan akan berada di langit pada paruh kedua malam pekan depan, sehingga para penikmat bintang harus mencari meteor di area langit yang jauh dari paparan cahaya Bulan dan awan.

Hujan Meteor Taurid Selatan

Berlangsung pada Rabu, 9 Oktober hingga Kamis, 10 Oktober.

Setelah Draconid usai unjuk gigi, muncul Taurids Selatan. Hujan meteor kedua ini memuncak dalam banyak malam.

Mirip dengan Draconid, hujan meteor Taurid Selatan diperkirakan kurang dari 10 meteor per jam. "Taurids kaya akan bola api," kata American Meteor Society di situs web mereka.

Bola api adalah meteor yang tampak sangat terang saat melesat menembus langit. Mereka bisa menyala dengan sinar yang menyilaukan mata, sehingga bayangan bola api ini bahkan bisa tampak di tanah Bumi selama beberapa detik.

Sementara itu, ada juga hujan meteor Orionid yang memuncak pada akhir Oktober, tepatnya pada malam 21 hingga 22 Oktober dan biasanya membawa sekitar 20 meteor per jam.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tempat Melihat

Selama puncak hujan meteor, meteor terlihat di semua area langit, tidak hanya di dekat titik radiasi.

"Anda ingin mendapatkan pemandangan langit sebaik dan seluas mungkin di bidang penglihatan Anda," kata Samuhel. "Pendekatan favorit saya untuk melihat meteor adalah duduk di kursi atau hanya bermodalkan alas yoga untuk menontonnya sembari berbaring."

Meskipun Anda tidak perlu melihat titik radiasi, lokasi meteor di langit tetaplah penting. Semakin tinggi titik radiasi di langit, semakin banyak meteor yang akan terlihat.

Mengetahui titik radiasi Dracondis dan Taurid Selatan juga akan membantu Anda mengetahui asal mula meteor. Jika Anda melihat bintang jatuh dan menelusurinya ke belakang (titik di mana ia muncul), maka itu akan mengarah ke titik pancaran hujan meteor.

Jika Anda melihat meteor yang berasal dari langit barat laut, maka itu adalah Draconids. Sementara itu, jikaa Anda melihat meteor dari langit timur, maka itu adalah Taurid Selatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.