Sukses

Pejabat AS: Hamza Bin Laden, Putra Osama Sudah Meninggal

Pejabat intelijen AS menyebut bahwa putra Osama bin Laden, Hamza bin Laden meninggal dunia.

Liputan6.com, Washington DC - Putra pendiri Al Qaeda Osama Bin Laden, Hamza dilaporkan sudah meninggal dunia. Informasi itu disampaikan oleh pejabat intelijen AS baru-baru ini.

Kendati demikian, seperti dikutip dari BBC, Kamis (1/8/2019), belum ada rincian lebih lanjut tentang tempat atau tanggal kematian Hamza Bin Laden. Hal itu masih belum jelas dalam laporan yang bersumber secara anonim.

Pada bulan Februari, pemerintah AS menawarkan US$ 1 juta untuk informasi yang mengarah pada ke keberadaannya.

Hamza Bin Laden, diperkirakan berusia sekitar 30 tahun, sebelumnya telah merilis pesan audio dan video yang menyerukan serangan terhadap AS dan negara-negara lain. Laporan tersebut pertama kali dimuat oleh NBC dan New York Times.

Presiden AS Donald Trump menolak untuk mengomentari masalah ini, ketika ditanya oleh wartawan pada hari Rabu. Pun demikian dengan penasihat keamanan nasional Gedung Putih John Bolton.

Hamza Bin Laden sebelumnya juga mendesak para militan untuk membalas pembunuhan ayahnya oleh pasukan khusus AS di Pakistan pada Mei 2011. Dia juga meminta orang-orang di semenanjung Arab untuk memberontak.

Pada bulan Maret lalu, Arab Saudi menanggalkan kewarganegaraannya.

Hamza diyakini berada di bawah tahanan rumah di Iran, tetapi laporan lain menunjukkan dia juga mungkin tinggal di Afghanistan, Pakistan dan Suriah.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Calon Pemimpin Al Qaeda

Departemen Luar Negeri AS mengatakan dokumen yang disita dalam serangan 2011 di rumah Osama bun Laden di Abbottabad, Pakistan, menunjukkan Hamza Bin Laden sedang dipersiapkan untuk mengambil alih kepemimpinan Al Qaeda.

Pasukan AS juga dilaporkan menemukan sebuah video pernikahannya dengan putri pemimpin senior Al Qaeda lain yang diduga telah terjadi di Iran. Ayah mertuanya yang baru adalah Abdullah Ahmed Abdullah atau Abu Muhammad al-Masri, orang yang didakwa atas tuduhan keterlibatannya dalam pengeboman kedutaan besar AS di Tanzania dan Kenya 1998.

Al Qaeda adalah kelompok di balik serangan 11 September 2001 yang menghancurkan di Amerika Serikat, tetapi statusnya telah dirusak selama dekade terakhir ketika kelompok ISIS itu menjadi terkenal.

3 dari 3 halaman

Seorang Putra yang Dibesarkan untuk Membenci Amerika

Ini adalah pertanda betapa sedikitnya yang diketahui tentang Hamza Bin Laden, bahwa para pejabat AS tidak pernah dapat secara pasti mengkonfirmasi usianya.

Dalam beberapa bulan terakhir, mereka menduga bahwa kemungkinan Hamza berada di Afghanistan, Pakistan atau Iran. Tetapi mereka bahkan tidak bisa mengatakan dengan pasti di negara mana most wanted atau 'orang yang paling dicari di Amerika' bersembunyi.

Sayembara jutaan dolar untuk informasi atas Hamza menjadi gambaran potensi bahaya yang ditimbulkannya, juga betapa pentingnya ia sebagai simbolik bagi Al Qaeda dan mesin propagandanya.

Hamza hanya seorang anak biasa ketika ayahnya membantu merencanakan serangan 9/11, tetapi, menurut legenda kelompok ekstremis, dia ada di sisinya saat itu.

Bagi seorang anak yang dibesarkan untuk membenci Amerika, membalas pembunuhan sang ayah yang tewas di tangan pasukan khusus selalu menjadi obsesi. Dalam beberapa tahun terakhir ia mengirim pesan online yang menyerukan serangan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya.

Kematian Hamza Bin Laden, jika secara resmi dikonfirmasi, akan membungkam seseorang yang muncul sebagai suara baru Al Qaeda. Namun itu tidak akan mengakhiri ancaman dari sebuah organisasi yang melakukan serangan teror paling terkenal di dunia.

Sekilas Al Qaeda

  • Al Qaeda muncul di Afghanistan pada akhir 1980-an, ketika sukarelawan Arab bergabung dengan mujahidin Afghanistan yang didukung AS untuk mengusir pasukan Soviet
  • Osama Bin Laden mendirikan sebuah organisasi untuk membantu para sukarelawan, yang kemudian dikenal sebagai Al Qaeda
  • Dia meninggalkan Afghanistan pada tahun 1989, kembali pada tahun 1996 untuk menjalankan kamp pelatihan militer bagi ribuan Muslim asing
  • Al-Qaeda menyatakan "perang suci" terhadap Amerika, Yahudi dan sekutu mereka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.