Sukses

Ini 3 Gempa Bumi yang Dikatakan Paling Dahsyat dalam Sejarah

Berikut 3 gempa bumi yang disebut terdahsyat dalam sejarah.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi penduduk yang tinggal di negara yang dilintasi Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik, gempa mungkin bukanlah fenomena langka. Diperkirakan bahwa Bumi diguncang sekitar setengah juta lindu setiap tahun.

Sebagian besar berpusat di sekitar garis patahan yang membagi lempeng tektonik Bumi, tetapi yang lain terbentuk lebih dalam di mantel Bumi dan dapat menyerang bagian mana pun di dunia.

Sebagian besar gempa ini tidak menimbulkan kerusakan dan bahkan tidak dapat dideteksi tanpa peralatan khusus. Sedangkan gempa dengan magnitudo besar, dikatakan sangat jarang.

Sekalinya gempa di atas 7.0 terjadi, maka kemungkinan bisa muncul tsunami dan bahkan memicu letusan gunung berapi. Berikut 3 gempa paling dahsyat yang pernah tercatat dalam sejarah, sebagaimana dilansir situs Top Tenz, Kamis (4/4/2019).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Gempa Shaanxi

Pada zaman dahulu, China berkali-kali dilanda musibah terburuk dalam sejarah peradaban manusia.

Dua yang pertama adalah banjir besar yang terjadi pada tahun 1887 dan 1931, sedangkan yang ketiga adalah gempa bumi tahun 1556 yang berpusat di Provinsi Shaanxi, barat laut China.

Para ilmuwan yang telah mempelajari gempa percaya bahwa lindu tersebut berkekuatan sekitar 8,0 magnitudo dan menyebabkan kehancuran parah di daerah berpenduduk banyak.

Meski angka akurat dari korban meninggal tidak didapatkan, lantaran ketiadaan alat canggih kala itu, namun diyakini bahwa lebih dari 800.000 orang tewas.

Tekanan yang diciptakan gempa disebut sangat kuat, sehingga muncul likuifaksi. Bahkan bangunan-bangunan yang didirikan dengan fondasi paling kokoh sekalipun, beresiko serius runtuh --sangat sedikit gedung atau rumah di Abad ke-16 yang dibangun dengan baik.

3 dari 4 halaman

2. Gempa Samudera Hindia

Gempa terjadi di bawah Samudera Hindia pada 26 Desember 2004, berkekuatan 9,1 magnitudo dan memunculkan gelombang tsunami yang menyapu banyak wilayah di sejumlah negara.

Meskipun energi yang dikeluarkan lindu terlampau besar, kota Banda Aceh di Indonesia adalah satu-satunya kota yang dilaporkan mengalami kerusakan paling parah --bahkan bergeser beberapa sentimeter.

Para ilmuwan menyampaikan, Samudra Pasifik memiliki sensor peringatan dini yang mampu mendeteksi tsunami, namun tidak ada yang seperti ini di Samudra Hindia pada kala itu.

Tiga puluh dua menit pascagempa, pertanyaan itu terjawab. Selama 6 jam, 13 negara lainnya dilanda musibah serupa dengan Aceh. Lebih dari 220.000 orang terbunuh, setengah juta lainnya kehilangan rumah dan kerugian material diperkirakan sekitar US$ 15 miliar.

4 dari 4 halaman

3. Gempa Aleppo

The Dead Sea Rift adalah nama yang diberikan untuk garis patahan yang memisahkan lempeng tektonik Arab dan Afrika. Ini melintasi Israel, Suriah, Lebanon dan Jordon.

Salah satu dari beberapa garis patahan utamanya terletak di dasar lautan dan fakta ini tidak pernah diketahui oleh dunia.

Selama beberapa ratus tahun terakhir, gempa bumi jarang terjadi di Timur Tengah, tetapi pada Abad ke-12 dan awal Abad ke-13, sejumlah lindu menghantam kawasan ini dalam periode waktu yang relatif singkat.

Gempa Aleppo pada tahun 1138 adalah yang paling merusak dari semuanya dan menjadi yang paling menghancurkan dalam sejarah. Sebanyak 250.000 orang diyakini meninggal karena gempa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Gempa adalah peristiwa bergetar atau bergoncangnya bumi karena pergerakan atau pergeseran lapisan batuan pada kulit bumi secara tiba‐tiba.

    Gempa

  • Gempa Bumi