Sukses

Rusak, Alat Pemungut Sampah di Samudra Pasifik Ditarik Kembali ke Darat

Alat pemungut sampah di Samudra Pasifik gagal berfungsi.

Liputan6.com, California - Alat pemungut sampah plastik yang ditempatkan di Samudra Pasifik, antara California dan Hawaii, disebut telah rusak. Alat ini telah mengalami kendala teknis dan akan ditarik ke daratan untuk dilakukan perbaikan.

Boyan Slat, yang meluncurkan proyek pembersihan sampah plastik di Samudra Pasifik, menyatakan kepada NBC News pada pekan lalu bahwa alat pelampung sepanjang 600 meter itu akan ditarik dengan menempuh jarak sejauh 1.300 km menuju Hawaii.

Apabila proses perbaikan tidak dapat dilaksanakan di sana, alat itu akan diangkut dengan menggunakan sebuah tongkang dan dikembalikan ke pelabuhan asal di Alameda, California.

Alat berupa pelampung tersebut dilaporkan tak berfungsi, setelah terus menerus diterpa angin dan gelombang di Samudra Pasifik.

Slat mengatakan, meskipun ia merasa kecewa, namun ia tidak kehilangan harapan dan berikrar bahwa upaya untuk membersihkan sampah di Samudra Pasifik akan kembali dilakukan dalam waktu sesegera mungkin.

"Ini adalah alat langka, dengan teknologi yang belum ada sebelumnya. Alat ini dibuat untuk beroperasi dalam kondisi-kondisi yang penuh tantangan," ujar inventor berusia 24 tahun asal Belanda ini.

"Kemungkinan, kami harus mengangkutnya kembali kke daratan untuk dilakukan pengecekan ulang," lanjutnya, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (8/1/2019).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ditarik Kapal Besar

Sebelumnya, Slat menyatakan bahwa pelampung itu bergerak lebih lambat dari sampah plastik, sehingga sampah itu tidak dapat terbendung.

Sebuah kapal menarik penghalang berbentuk huruf U ini pada bulan September dari San Fransisco ke lokasi yang disebut sebagai Great Pacific Garbage Patch --sebuah genangan sampah yang membentuk seperti pulau dengan ukuran dua kali lebih luas dari negara bagian Texas. Alat itu sudah berada di lokasi sejak akhir bulan Oktober.

Penghalang plastik dengan layar sedalam 3 meter itu, dimaksudkan untuk berfungsi serupa dengan garis pantai. Sehingga mampu menjadi pembatas dari 1,8 triliun serpihan plastik yang diperkirakan oleh kalangan ilmuwan berputar-putar di sekitar lokasi.

Slat telah menyatakan, ia berharap suatu hari mampu untuk mengerahkan 60 buah alat semacam ini untuk memungut serpihan sampah plastik dari seluruh samudra.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini