Sukses

Band Pemenang Grammy Tuduh Politisi Australia Langgar Hak Cipta Pakai Lagu

Band pemenang Grammy asal AS, Portugal The Man tuduh politisi Australia langgar hak cipta penggunaan lagu mereka.

Liputan6.com, Sydney - Band asal Amerika Serikat pemenang penghargaan Grammy, 'Portugal. The Man', telah menuduh politisi New South Wales (NSW), Australia, melanggar hukum hak cipta dengan menggunakan lagu 'Feel It Still' milik kelompok tersebut tanpa izin dalam video yang diunggah daring.

Politisi Australia, Paul Green, merilis sebuah video pada bulan November yang menampilkan lagu hit band 'Portugal. The Man' sebagai musik latar.

Kelompok band itu kemudian membagikan postingan Twitter yang mengklaim bahwa penggunaan lagu tersebut merupakan pelanggaran hak cipta dan bahwa anggota band itu menilai sikap politisi Australia tersebut tentang LGBTQ dan hak kesehatan perempuan "ofensif", demikian seperti dikutip dari ABC Indonesia, Rabu (2/1/2019).

Band ini memiliki sejarah panjang aktivisme. Mereka baru-baru ini membatalkan penampilan di program pagi Channel 7 karena adanya segmen di mana semua panelis berkulit putih membahas keberhasilan periode penculikan anak-anak Aborijin dari keluarga mereka.

Pekan ini, Paul Green menulis di Twitter dan menyangkal telah melanggar hak cipta.

Sejak saat itu, ia mengakui dirinya merujuk ke video yang berbeda dan sebelumnya membagi rekaman video yang disebutnya dibuat oleh sang putra ketika keluarganya sedang berbelanja pohon Natal, di mana lagu itu digunakan.

"Itu adalah video Natal yang menyenangkan, seorang ayah yang konyol membuat video konyol dengan anak-anaknya dan mereka menyanyikan lagu itu, yang tidak saya sadari," kata Green.

"Kami mengunggahnya di Twitter lalu menjadi perhatian saya bahwa itu mungkin memiliki masalah hak cipta dan saya menariknya."

"Begitulah adanya. Ada video yang dibuat anak-anak dan tentu saja itu video yang menyenangkan, video Natal, tidak ada hubungannya dengan Partai Demokrat Kristen," katanya.

Kebingungan atas materi kampanye partai

Green mengklaim video yang diposting pada 22 November dengan tulisan "Iklan TV Paul Green CDP" - yang kini telah dihapus dari akun YouTube-nya -itu bukanlah video yang dimaksud.

"Tidak, itu [tweet] berbeda yang merupakan iklan untuk televisi yang tidak memiliki lagu," kata Green.

Ia mengatakan dirinya tidak yakin mengapa video itu juga dihapus.

"Saya harus mencari tahu itu, saya tak terlalu yakin tentang itu," kata Green.

"Iklan TV itu dibuat oleh perusahaan produksi dan siapa saja akan berpikir mereka akan mematuhi aturan membuat iklan."

"Saya mencoba dan fokus pada apa yang menyatukan masyarakat dan keluarga, saya berada di sebuah partai yang memiliki kebijakan kuat, itu sebabnya saya ada di sana," katanya.

"Saya terpilih untuk melakukan hal-hal itu, saya baru saja memasukkan RUU anti-perbudakan pertama. Kami melakukan banyak pekerjaan yang bagus," lanjut politisi Australia itu.

 

Simak video pilihan berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembelaan

Sebelum wawancara dengan ABC, Green menolak tuduhan pelanggaran hak cipta dengan mengutip Alkitab yakni Mazmur 24 ayat 1. "Tuhanlah yang empunya Bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya," tulis Green.

Dalam sebuah pernyataan, manajer 'Portugal. The Man', Rich Holtzman, mengatakan band-nya frustrasi. Green tidak meminta maaf setelah video itu menarik perhatian terhadap dugaan pelanggaran hak cipta.

"Paul Green menggunakan lagu kami Feel It Still dalam video yang ia buat tentang dirinya dan keluarganya sedang belanja pohon Natal," kata Holtzman.

"Ia segera menarik video itu setelah keluhan kami tetapi tak pernah menanggapi kami, tak pernah meminta maaf, tak pernah bereaksi."

"Bahkan orang yang menulis Undang-Undang akan membuat kesalahan tentang aturan itu, tetapi keangkuhan dan ego orang seperti Paul Green-lah untuk tidak meminta maaf atau mengakui kesalahan mereka."

"Hal itu benar-benar membuat kami muak."

Paul Green mengatakan ia akan meminta maaf jika band itu memutuskan untuk melakukan kontak dengannya.

"Saya senang meminta maaf langsung kepada mereka jika mereka menelepon atau saya bisa mencari mereka. Tak ada masalah besar," katanya.

"Kami baru saja membuat video Natal keluarga, bersenang-senang, dan tentu saja kami mengetahui bahwa masalahnya tak seperti yang terlihat. Jadi, kami sudah mengatasinya."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.