Sukses

Pengamanan Diperketat Jelang Pelantikan Presiden Brasil

Pengamanan di sekitar area pelantikan presiden Brasil terpilih akan sangat ketat sejak Jair Bolsonaro ditikam pisau pada 6 September lalu, yang merobek usus.

Liputan6.com, Brasilia - Otoritas berwenang Brasil menyiapkan keamanan besar-besaran untuk acara pelantikan presiden terpilih Jair Bolsonaro pada 1 Januari 2019 mendatang.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (29/12/2018) pengamanan di sekitar area pelantikan presiden Brasil terpilih itu sangat ketat sejak ia ditikam pisau pada 6 September lalu, yang merobek usus.

Pihak berwenang mengatakan, persiapan untuk pelantikan adalah yang paling menyeluruh yang pernah ada.

Mereka mengatakan, lebih dari 3.000 polisi dan militer akan berpatroli di acara tersebut sementara militer akan mengerahkan rudal anti-pesawat dan jet tempur untuk melindungi upacara dari udara.

Pihak dari Amerika Serikat akan hadir dalam pelantikan itu, diwakili Menteri Luar Negeri Mike Pompeo.

Pada Jumat (28/12), dua partai oposisi berhaluan kiri terbesar di Brasil yaitu Partai Buruh dan Partai Sosialisme dan Liberti menyatakan akan memboikot pelantikan.

Bolsonaro, politisi sayap kanan dan mantan perwira militer, meraih 55 persen suara dalam pemilihan presiden 28 Oktober. Ia menang dengan platform menindak kejahatan dan korupsi.

Bolsonaro dan tim pelantikannya telah mengecualikan pimpinan sayap kiri Kuba, Venezuela dan Nikaragua untuk menghadiri acara tersebut.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kemenangan Jair Bolsonaro

Dari hampir seluruh suara yang dihitung, Bolsonaro memiliki 55 persen suara banding 45 persen milik pesaingnya, Fernando Haddad dari Partai Buruh sayap kiri.

Dikutip dari BBC, Bolsonaro berkampanye dengan janji memberantas korupsi dan menurunkan tingkat kejahatan yang tinggi di Brasil.

Namun, menurut pengamat, kampanye pemilu dinilai sangat memecah-belah. Setiap kubu berpendapat bahwa kemenangan yang lain bisa menghancurkan Brasil.

Kemenangan Bolsonaro merupakan pencapaian baru dalam demokrasi terbesar di Amerika Latin, yang diperintah oleh Partai Buruh sayap kiri selama 13 tahun antara 2003 dan 2016.

Selama dua tahun terakhir, negara tersebut dipimpin oleh seorang konservatif, Michel Temer, meneruskan pemerintahan Presiden Dilma Rousseff yang tersandung kasus korupsi. Keduanya, menurut berbagai sumber, telah terbukti sangat tidak populer di kalangan rakyat Brasil.

Dengan tingkat persetujuan presiden yang jatuh hingga rekor terendah 2 persen, pemilih berteriak-teriak untuk perubahan, tetapi mereka sangat terbagi tentang ke mana perubahan itu harus mengarah.

Kemenangan Bolsonaro atas selisih tipis di atas Hadad, berarti bahwa visi yang diajukan untuk menata kembali hukum, ketertiban, dan nilai-nilai keluarga, akan dijadikan prioritas awal pemerintahannya.

Dalam pidato kemenangannya, Jair Bolsonaro mengatakan pemerintahannya akan menjadi "pembela demokrasi dan konstitusi" Brasil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.