Sukses

Menguak 5 Mitos Berlebihan soal Terbang dengan Pesawat

Ini adalah lima mitos yang kerap diyakini berlebihan oleh penumpang pesawat.

Liputan6.com, Jakarta - Terlepas dari tragedi jatuhnya pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkalpinang di perairan Karawang pada Senin, 29 Oktober 2018 yang meninggalkan trauma tersendiri, transportasi udara ternyata tetap menjadi sarana paling efisien untuk berpergian ke banyak lokasi dengan cepat dan nyaman.

Menurut situs Center for Aviation, lalu lintas penumpang pesawat di Asia Tenggara saja dilaporkan telah tumbuh sekitar 10 persen pada tahun 2017, ketika setidaknya separuh dari 10 negara di wilayah tersebut mencatat pertumbuhan dua digit.

Di balik antusiasme yang terus meningkat di tengah masyarakat untuk berpergian dengan pesawat, masih ada cukup banyak mitos yang melekat di benak penumpang, sehingga memicu pemikiran unik--dan seringkali tidak masuk akal--tentang hal-hal terkait industri penerbangan.

Mulai dari teka-teki di mana saluran pembuangan toilet pesawat berakhir, hingga ketakutan berlebih terhadap risiko kecelakaan oleh hal kecil.

Berikut ini fakta sebenarnya di balik lima mitos yang kerap dipertanyakan berlebihan oleh para penumpang penerbangan, dikutip dari Thrillist.com, Rabu (5/11/2018):

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Pesawat Membuang Kotoran Manusia Saat Terbang

Mitos ini telah diyakini selama bertahun-tahun, tapi kenyataannya sangat tidak mungkin. Beberapa tank khusus menyimpan limbah hingga pesawat mendarat dan mereka dikosongkan oleh "petugas paling bernyali" di bandara. Namun, dalam beberapa insiden, katup yang rusak memungkinkan air toilet bocor ke aliran udara, membentuk semacam es di ketinggian ribuan kilometer, di sepanjang sisi pesawat.

Kemungkinan terburuk adalah ketika butiran es ini tersedot ke dalam mesin dan membuat mesin pesawat tersumbat. Beruntung, hal ini hampir mustahil terjadi karena pesawat masa kini telah dilengkapi teknologi pelindung khusus bagi operasional mesin saat terbang.

3 dari 6 halaman

Udara Kabin Penuh dengan Kuman

Anda mungkin akan berpikir bahwa berada dalam ruangan tertutup bersama dengan orang yang sakit, tidak terkecuali pesawat, akan mengarah pada penyebaran kuman. Faktanya, udara di pesawat cukup bersih, di mana hal ini berasal dari kinerja kompresor mesin untuk menyaring udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA).

Namun, hati-hati terhadap permukaan, karena kemungkinan kuman dapat bersarang di sana. Untuk itu, hindari menyentuh lubang hidung, mata, ataupun mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, atau setidaknya membasuhnya dengan hand-sanitizer.

Percaya tidak percaya, bukan udara yang menyebabkan sakit di pesawat, melainkan risiko pada pegangan toilet, sandaran tangan, atau meja baki.

4 dari 6 halaman

Salah Paham Autopilot dan Otomatisasi Pilot

Ini adalah kesalahpahaman tentang apa itu autopilot dan otomatisasi kokpit, serta bagaimana pilot berinteraksi dengan kontrol tersebut. Hal ini bisa dibandingkan dengan teknologi di ruang operasi seorang ahli bedah, di mana otomatisasi digunakan untuk membantu mencapai keakuratan yang telah dihitung oleh pelaku utama, dalam hal ini adalah kru pilot.

Sebanyak 99 persen pendaratan, dan 100 persen tinggal landas, masih dilakukan secara manual, baik dengan kapten atau petugas pertama (kopilot) secara fisik di panel kontrol.

5 dari 6 halaman

Satu Lubang di Pesawat akan Menyedot Semua di Dalam Kabin

Jangan bayangkan hal menghebohkan ini seperti yang kerap muncul di adegan film Hollywood. Dekompresi eksplosif, atau kerusakan pesawat yang disebabkan oleh kegagalan struktural atau bom, tidak dapat benar-benar "menyedot" penumpang.

Kabar baiknya lagi, sebagian besar dekompresi tersebut berangsur-angsur dapat dikendalikan dengan baik, dan kru penerbangan--termasuk pramugari--telah dilatih untuk mengatasi masalah tersebut secara dini.

6 dari 6 halaman

Ponsel Aktif Mengganggu Sistem Elektronik Pesawat

Kenyataan bahwa setiap orang dapat menggunakan ponsel mereka dalam mode pesawat (airplane mode), masih kerap dihinggapi rasa penasaran tentang kemungkinan menganggu sistem elektronik pesawat. Transmisi nirkabel dari ponsel tidak mengganggu, tetapi FAA (organisasi penerbangan internasional) masih lebih suka bermain aman daripada menyesal kemudian.

Sistem elektronik pesawat sangat terlindungi, tetapi jika perisai sudah tua atau sistem rusak, mungkin saja bisa jadi masalah. Namun, jika hal itu menjadi perhatian yang lebih besar, awak kabin akan memeriksa atau mengumpulkan telepon sebelum lepas landas, serta mengingat berapa banyak dari mereka yang tersisa selama penerbangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.